9. Pemikiran Abizar

23.5K 1.8K 174
                                    

"Non udah pulang?" tanya asisten rumah tangga begitu melihat Syakira memasuki rumah setelah seminggu tak pulang-pulang.

"Iya Bik. Mama sama Papa udah pulang?"

"Belum Non."

Syakira mendengus malas. Selalu saja seperti itu. Sudah hampir sebulan orang tuanya tak pulang ke rumah. Mereka terlalu sibuk bekerja di luar kota hingga melupakan kehadirannya. Padahal dia juga butuh sosok orang tua yang bisa diajak bercerita, bukan hanya uangnya saja. Maka dari itu dia melampiaskan semuanya dengan menjadi gadis nakal dan suka bermain-main dengan lawan jenisnya.

"Yasudah aku masuk dulu Bik," kata Syakira lagi. Asisten rumah tangganya itu pun hanya mengangguk saja.

Syakira mengunci pintu kamarnya. Lalu dia pun duduk di atas tempat tidur yang tak dia tempati akhir-akhir ini. Dia mengasihani nasibnya yang seperti ini. Jika orang lain melihatnya mungkin mereka berpikir dia bahagia karena menjadi anak orang kaya yang tak pernah kekurangan uang.

Namun, nyatanya semua itu salah. Dia tak pernah merasa bahagia dengan uang dan kekayaan yang dimiliki keluarganya. Dia hanya ingin keluarga yang harmonis dan ada waktu untuknya. Bukan sibuk bekerja seperti mama dan papanya sekarang ini.

Syakira tak menangisi keadaannya ini. Dia sudah terlalu lelah menangis hingga rasanya air matanya tak bisa keluar lagi. Dia hanya perlu meluapkan kesedihannya dengan bermain-main. Namun, semenjak dia mengenal dan tinggal bersama Abizar dia tak terlalu memikirkan kesedihannya itu. Dia tak pernah sakit hati dengan ucapan ataupun penolakan yang Abizar lakukan terhadapnya. Karena entah kenapa dia merasa dibalik sikap cuek laki-laki itu tersimpan perhatian.

Seperti waktu Abizar mengomentari pakaiannya kemarin. Syakira tahu kalau Abizar tak ingin dia ditatap nakal oleh laki-laki yang melihatnya. Padahal dia sudah terbiasa dengan hal itu. Apa yang dilakukan Abizar padanya tak ayal membuatnya merasa senang.

"Dia itu cuek, tapi kadang sweet juga. Kira-kira kenapa ya? Apa gara-gara pernikahannya yang sempat gagal?" gumam Syakira.

"Tau ah. Yang jelas gue harus bikin dia suka dan nyaman sama gue. Karena bersama dia gue bisa ngelupain kesendirian ini."

"Apa gue jauhin dia dulu aja ya. Biar dia kangen gue gitu terus nyariin. Gue sih yakin dia bakal kangen sama gue. Secara mana ada yang bisa nolak Syakira. Dia cuma masih malu-malu aja," gumam Syakira lagi.

"Tapi kalau gue yang kangen sama dia gimana?"

***

Satu hari setelah kepulangan Syakira, Abizar merasa hidupnya kembali tenang. Tak ada lagi yang mengusiknya dengan kecupan-kecupan nakal wanita itu. Dia pun bisa beraktivitas seperti biasa di apartemennya, kecuali sarapan. Karena memang dia tak memasak, sedang beberapa hari yang lalu Syakiralah yang melakukan itu untuknya.

Dia juga merasa lega karena keluarganya tak harus berkunjung ke rumah Syakira sebab orang tua perempuan itu sedang di luar kota. Dan dia berharap kalau Syakira tak akan datang lagi ke apartemennya. Bahkan untuk jaga-jaga, dia sudah mengganti password apartemennya agar Syakira tak bisa sembarang masuk lagi.

"Syakira sudah pergi dari apartemen kamu?" tanya Bima pada anaknya itu.

"Iya, Pa."

"Papa ga nyangka kalau ternyata kamu memang diam-diam nyembunyiin cewek di apartemen kamu itu, Bi," kata Bima berniat menggoda anaknya itu.

"Hentikan pikiran mesum Papa! Aku ga pernah ngapa-ngapain dia."

"Papa masih ingat bekas lipstik di leher kamu itu loh. Bi," kata Bima lagi. Abizar pun terdiam karenanya.

"Kalian mungkin memang belum pernah berhubungan suami istri. Tapi bercumbu atau berciuman sering, kan? Ga mungkin tinggal seatap kalau ga ngapa-ngapain. Udahlah nikahin aja dia Bi. Biar tidur kamu pun ada yang nemenin."

"Aku masih belum siap, Pa."

"Apa yang buat kamu belum siap?"

"Entahlah. Aku ga yakin sama dia. Lagipula kami ga ada perasaan apa-apa."

"Semuanya itu dimulai dengan rasa nyaman, Bi. Kalau kita udah nyaman sama seseorang, perasaan cinta itu akan hadir. Percaya sama Papa."

"Dan aku ga merasa nyaman sama dia, Pa. Dia itu terlalu over—"

"Agresif maksud kamu? Ya bagus lah, cocok sama kamu yang pendiam tapi lama-lama mau juga."

"Paaa!"

"Kalau kamu aja bisa tinggal berdua sama dia padahal kalian belum ada ikatan, Papa yakin kalian juga bisa setelah punya ikatan."

"Papa kenapa jadi pengen banget aku nikah sama dia sih, Pa?" heran Abizar.

"Karena Papa kasihan lihat kamu tidur sendiri mulu. Ga kangen sentuhan perempuan kamu? Papa aja ga bisa jauh dari Mama kamu."

"Pa, stop it! Aku ga mesum kayak Papa!"

"Belum aja, Bi. Karena kamu belum nemu pawangnya. Lihat aja nanti apa kata Papa. Soalnya mana ada laki-laki yang ga mesum setelah merasakan nikmatnya surga wanita," ujar Bima tersenyum penuh makna.

Sementara Abizar hanya geleng-geleng kepala. Dia tak mengerti kenapa papanya juga seolah mengompori agar dia segera menikahi Syakira. Padahal dia sama sekali tak pernah membayangkan menikah dengan perempuan itu. Dia tak begitu suka dengan perempuan agresif, dia sukanya seperti mantan yang merupakan cinta pertamanya. Kalem namun membuatnya cinta.

Abizar menggelengkan kepalanya saat dia teringat Kayla kembali. Dia buru-buru tersadar kalau dia sudah menghapus nama Kayla dari singgasana hatinya.

***

Abizar memasuki apartemennya yang terasa sunyi karena memang hanya dia sendiri yang menghuninya. Dia bersyukur karena Syakira benar-benar tak menunjukkan batang hidungnya lagi. Dia hanya berharap kalau keadaan ini akan berlangsung selamanya. Dia ingin kembali di saat-saat dia belum bertemu Syakira.

Namun, ketenangan Abizar karena tak melihat Syakira tidak bertahan lama. Tepat di hari keempat dia malah teringat Syakira yang biasanya sibuk memasak di dapurnya. Dia pun menggelengkan kepalanya mengusir bayangan Syakira yang memasak sambil tersenyum manis padanya.

"Jadi mau sebelum nikah atau sesudah kita nikah?"

Ucapan Syakira waktu itu terekam di pikiran Abizar. Waktu itu dia pura-pura tak mengerti dengan maksud ucapan Syakira yang mengarah ke kegiatan ranjang. Dia masih tak habis pikir bisa-bisanya ada perempuan seperti Syakira yang malah menawarkan diri. Bahkan dia merasa tak begitu yakin dengan ucapan Syakira yang berkata kalau perempuan itu masih perawan.

Syakira dari luarannya saja jelas sekali terlihat kalau wanita itu tipe-tipe wanita nakal. Dan mustahil dia tak pernah melakukan hubungan itu. Apalagi dari caranya berciuman dan tangannya yang suka menjelajah ke sana-ke mari, Abizar yakin kalau Syakira sudah terbiasa melakukannya.

Dia tak ingin terperangkap dalam lubang yang sama untuk yang kedua kalinya. Karena dia yakin sekali Syakira itu spesies yang sama dengan Aurel. Yakni perempuan yang dengan mudah membuka selangkangan demi mendapatkan kesenangan. Buktinya sudah jelas, saat Syakira dengan tidak tahu malunya menawarkan diri padanya.

 Buktinya sudah jelas, saat Syakira dengan tidak tahu malunya menawarkan diri padanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


REPOST

28-11-2020
12-01-2022

UNEXPECTED GIRL (REPOST)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang