14. Apa yang Salah?

20.5K 1.6K 93
                                    

Rena mengetuk pintu kamar Syakira pelan. Dia ingin mengetahui keadaan anaknya itu sekaligus mengajaknya sarapan bersama. Namun setelah beberapa kali ketukan, Syakira tak juga membuka pintunya. Dia pun menggerakkan tangannya memutar gagang pintu yang ternyata tak dikunci. Keningnya mengkerut bingung saat tak menemukan keberadaan Syakira di kamar itu. Dia pun memeriksa kamar mandi yang ternyata juga kosong. Mendadak dia diliputi kekhawatiran apalagi mengingat ucapan terakhir Syakira yang tedengar mengancam.

"Paaaaaa, Papaaaaaa, Syakira ga ada di kamar!" teriak Rena pada sang suami. Tak lama setelah itu Arman pun masuk ke kamar Syakira.

"Di kamar mandi kali, Ma."

"Ga ada, Pa. Mama sudah periksa. Ini pasti gara-gara kita yang ga mau terima laki-laki itu, Pa. Syakira pasti nekat kabur," kata Rena lagi. Tak terasa air mata mengalir dari pipinya. Anaknya itu masih tak sehat betul dan bisa-bisanya Syakira malah berpikiran untuk kabur.

"Kalau gitu dia pasti lagi sama duda itu!" ujar Arman menggeram marah. Dia mengepalkan tangannya karena anaknya sudah mulai memberontak hanya karena tidak diizinkan menikah dengan laki-laki itu.

Arman menggunakan koneksi yang dia punya untuk mencari informasi mengenai Abizar. Namun dia tidak tahu kalau Abizar tinggal di apartemen. Sehingga mereka malah mendatangi kediaman orang tua laki-laki itu.

***

Syakira terkekeh kecil ketika melihat Abizar yang buru-buru masuk ke kamar mandi. Dia merasa senang karena sudah berhasil menggoda dan membuat Abizar berhasrat kepadanya. Terbukti di saat dia meraba-raba selangkangan laki-laki itu. Di mana dia bisa merasakan betapa kerasnya tonjolan yang ada di selangkangan Abizar.

Sepertinya itu pertanda bagus karena Abizar sudah mulai menerima kehadirannya. Laki-laki itu juga merespon positif ciuman dan cumbuan yang Syakira lakukan.

Pintu kamar mandi akhirnya terbuka setelah beberapa waktu kemudian. Terlihatlah Abizar yang keluar dari sana hanya dengan memakai handuk yang melilit pinggangnya. Dia nampak menyurai rambutnya yang masih terasa sedikit basah.

Syakira yang melihat itu hampir-hampir menitikkan air liurnya. Bagaimana tidak, dihadapannya sekarang ini dia bisa melihat ciptaan Tuhan paling indah. Dada Abizar terasa sangat menggoda untuk minta disentuh. Apalagi perutnya yang kotak-kotak itu.

"Calon anak kita ga kamu buang sia-sia kan sayang?" tanya Syakira berniat menggoda.

"Kamu kenapa mesum banget sih jadi perempuan?" gerutu Abizar.

"Kalau aku ga mesum plus agresif. Siapa yang mulai duluan nanti ya, kan? Apalagi kamu cuek banget kayak gini. Jadi ga ada ruginya dong kamu nikahin aku. Malahan kamu dapat untung loh karena dapat yang muda, perawan lagi," kata Syakira masih dengan senyumnya.

"Yakin amat masih perawan?" sindir Abizar.

"Yaiyalah. Kalau ga percaya buktiin aja nanti kalau kita udah nikah."

"Terserah kamu lah."

"Makanya jangan lama-lama nikahin akunya. Kasian adik kamu juga yang kelamaan ngejomblo. Untung ga karatan ya?" kekeh Syakira lagi. Entah kenapa asik saja rasanya dia bisa menggoda dan membuat Abizar kesal karenanya.

Sementara Abizar hanya menggeleng-gelengkan kepalanya. Dia meraih pakaiannya dan membawanya ke kamar mandi.

"Mau ke mana sih sayang? Udah ganti di sini aja juga ga papa kok. Aku dengan senang hati mau lihatin."

"Syakiraaaa!" geram Abizar kesal.

Syakira makin tertawa saja melihat Abizar kesal. Dia lalu membiarkan saja Abizar yang masuk ke kamar mandi lagi. Sementara dia sendiri beranjak dari atas tempat tidur dan melangkah menuju kamar sebelah. Dia mencuci muka dan berniat berganti pakaian dengan yang dibelikan Abizar beberapa waktu yang lalu. Setelah itu dia pun melangkah menuju dapur dan berniat untuk memasakkan sarapan untuk Abizar. Namun, baru saja dia ingin menyentuh alay-alat masak itu, suara Abizar terdengar.

"Kamu ga perlu masak. Aku sudah pesan makanan. Nanti yang ada kamu malah pingsan lagi."

Syakira tersenyum lebar mendengarnya. Entah kenapa Abizar terlihat makin manis saat perhatian meskipun harus melalui sindiran seperti itu. Namun rasanya dia sudah cukup senang karena masih ada yang peduli padanya.

Syakira pun langsung mendekat pada Abizar memeluknya. Dia merasa bersyukur karena bisa bertemu dan kenal dengan laki-laki itu. Abizar jauh berbeda dari kebanyakan laki-laki yang pernah ditemui.

"Kamu kenapa makin so sweet aja sih? Bisa-bisa aku cepat jatuh cinta sama kamu," ujar Syakira seraya mendongakkan wajahnya menatap wajah Abizar.

"Jangan geer! Kamu itu ga perlu di so sweet-so sweetin segala!" ketus Abizar.

"Ah masa?" goda Syakira lagi.

"Iya. Udah lepasin pelukannya."

"Ga mau. Lagian kamunya aja yang ga mau lepas. Padahal kamu bisa ngelepasin sendiri," sahut Syakira kelewat jujur. Dia malah menyenderkan wajahnya di bahu Abizar.

"Syakira?"

"Iya sayang?"

"Kamu beneran mau kita nikah? Kenapa?" Tanya Abizar ingin tahu. Sebelum mereka melangkah terlalu jauh dia ingin sedikit tahu apa yang sudah terjadi dengan wanita itu hingga nekat bunuh diri.

"Hmn. Karena aku merasa nyaman sama kamu."

"Umur kamu, status aku dan orang tua kamu?"

"Aku ga masalah sama sekali. Atau kamu yang masalah karena akunya terlalu muda? Makanya kamu ga suka sama aku?"

Abizar menggeleng. Bukan itu alasannya. Dia tak masalah dengan umur Syakira. Hanya saja perangai Syakira mengingatkannya pada Aurel. Mantan istrinya itu.

"Lalu?"

"Nanti kamu bakal tahu sendiri," jawab Abizar. Syakira pun mengerucutkan bibirnya karena sadar Abizar tidak mau menjawab pertanyaannya.

"Gimana dengan orang tua kamu yang sudah nolak lamaran kami?"

"Aku ga peduli. Aku tetap mau nikah sama kamu. Kalau perlu kita kawin lari aja," usul Syakira.

"Jangan pernah coba menikah tanpa restu orang tua, Syakira! Pernikahan dengan restu aja kadang berakhir ga baik. Apalagi tanpa restu. Biar bagaimapun mereka tetaplah orang tua kamu."

"Uh aku makin yakin ga salah pilih kamu," puji Syakira. "Kalau gitu kamu bantu aku dong ngeyakinin orang tua aku."

"Ga bisa. Itu urusan kamu. Kan kamu yang pengen kita nikah."

"Ih kok jahat," rajuk Syakira lagi.

Abizar rasanya ingin tertawa melihat wajah cemberut Syakira namun dia tahan. Akhir-akhir ini wanita itu sering sekali bersikap manja padanya. Dan kenapa dia malah seperti suka melihatnya? Apa yang salah dengan dirinya?

"Makanya masih mau kita nikah?"

"Ya mau lah."

"Nanti aku jahatin setiap hari, masih mau?"

"Kalau jahatinnya di tempat tidur mah ga papa. Di luar jangan ya," rayu Syakira seraya menggerakkan keningnya turun naik menggoda Abizar.

"Pikiran kamu kenapa ke sana mulu?"

"Emang salah?"

"Bukan salah. Tapi, yasudahlah. Itu bel bunyi. Kayaknya yang nganter makanan," ujar Abizar lagi. Dia melepaskan tangan Syakira yang membelit lengannya. Lalu dia pun mulai melangkah menuju pintu dengan Syakira yang membuntuti di belakangnya.

 Lalu dia pun mulai melangkah menuju pintu dengan Syakira yang membuntuti di belakangnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

REPOST

02-12-2020

UNEXPECTED GIRL (REPOST)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang