34. Dasar!

22K 1.9K 146
                                    

Abizar masih bertahan di tempatnya seraya memperhatikan Syakira. Sementara Felix sudah pergi entah ke mana. Dia rasanya tak pernah bosan melihat Syakira yang tersenyum tulus pada sepupunya itu.

"Kamu sepertinya sudah mulai menerima dia jadi istri ya?"

Abizar menoleh kembali ketika mendengar suara mamanya itu. Sedari tadi Yanti tampak mengikuti arah pandangan Abizar pada Syakira.

"Aku sama Syakira sudah nikah Ma. Jadi sudah sewajarnya aku mulai menerima kehadiran dia."

"Tetap aja Mama masih belum bisa nerima dia jadi menantu."

"Apa sih yang bikin Mama ga suka sama Syakira? Biar bagaimanapun sekarang Syakira itu istri aku Ma. Menantu Mama."

"Kamu kenapa jadi belain dia? Jangan-jangan kamu sudah diberi guna-guna sama dia."

"Astaga, Ma. Masih percaya aja sama yang begituan. Syakira itu ga seperti apa yang ada dalam pikiran Mama. Dia wanita baik-baik."

"Wanita baik-baik mana yang sudah ga perawan sedangkan dia belum menikah, Bi? Kalau dia wanita baik-baik harusnya dia bisa jaga keperawanannya itu."

"Maa... Syakira—"

"Sudahlah. Kamu sepertinya hanya akan membela dia terus. Ya jelas dia gunain tubuhnya buat menggoda dan menjerat kamu. Namanya juga wanita gampangan," ujar Yanti langsung berlalu pergi tanpa mau mendengarkan penjelasan Abizar.

Abizar mengusap wajahnya. Ini yang kadang membuatnya kurang suka dengan sifat mamanya. Dulu mamanya memaksakan kehendak dengan menjodohkannya dengan Aurel. Dan kini saat dia sudah menikah lagi pun, mamanya juga tak menyukai istrinya. Padahal nyatanya hanya karena kesalahpahaman akibat Syakira pernah mengaku tidak perawan lagi.

Abizar mengangkat sudut bibirnya sedikit saat tak sengaja matanya bersitatap dengan Syakira. Istrinya itu nampak tersenyum manis padanya.

***

Abizar baru saja memarkirkan mobilnya di parkiran. Dia dan Syakira pun membuka pintu mobil dan langsung keluar dari sana. Kemudian Syakira menghampiri Abizar dan merangkul tangannya.

"Sayang..."

"Hm?"

"Jadi pengen cepat-cepat punya anak juga," rengek Syakira manja. Abizar yang mendengarnya pun hanya geleng-geleng kepala. Kadang kalau Syakira merengek seperti itu dia persis seperti anak kecil yang tak dibolehkan jajan.

"Nanti juga punya kalau udah rezeki," sahut Abizar seadanya.

"Makanya harus sering-sering bikinnya berarti, sayang," sahut Syakira seraya tersenyum mesum.

"Itu mau kamu."

"Mau kamu juga kan? Hayo ngaku deh sayang?" Syakira semakin gencar saja menggoda Abizar. Namun dia terdiam saat ingin memasuki lift. Di mana dia bertemu dengan laki-laki itu lagi. Anehnya laki-laki itu malah tersenyum manis padanya.

"Si mantan tuh," ujar Abizar begitu mereka sudah ada di dalam lift. Entah kenapa dia merasa sedikit kesal mengingat pandangan laki-laki itu pada Syakira.

"Kamu cemburu ya?"

"Kata siapa?"

"Ya kata aku tadilah. Hayoo ngaku aja sih kalo cemburu. Aku ga marah kok. Malah seneng lagi."

"Aku ga cemburu."

"Bohong!"

"Terus maunya?"

"Cium," jawab Syakira tanpa dosa.

"Dasar!" cibir Abizar seraya mengacak rambut Syakira. Dia tersenyum kecil saat Syakira memeluk dan menyenderkan wajah di bahunya.

"Aku seneng deh sama perubahan kamu beberapa hari ini," gumam Syakira. Dia mendongakkan wajahnya agar bisa menatap suaminya.

UNEXPECTED GIRL (REPOST)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang