13. Banyak Maunya

22K 1.8K 135
                                    

Abizar tak mengerti kenapa dia bisa berkata seperti itu. Dia hanya tak tega melihat Syakira yang berlinang air mata. Apalagi dia baru menyadari kalau wajah wanita itu terlihat sangat pucat. Sebagai laki-laki dia hanya ingin melindungi Syakira yang bahkan terlihat sangat menyedihkan. Beda sekali dengan Syakira yang biasa tersenyum nakal ataupun menggodanya. Rasa-rasanya dia lebih baik melihat Syakira seperti itu daripada Syakira yang ada dihadapannya sekarang ini.

"Kamu jangan bohong," lirih Syakira yang masih ada dalam pelukan Abizar. Dia mendongakkan wajahnya untuk bisa menatap mata Abizar.

"Aku serius. Aku akan nikahin kamu asalkan kamu jangan nekat kayak tadi lagi," Abizar bisa melihat Syakira yang menganggukan kepalanya. Namun, dia mengernyit saat pelukannya terasa lebih berat. Hingga kemudian dia terbelalak ketika menyadari Syakira pingsan dalam pelukannya. Abizar pun berusaha membangunkan Syakira namun wanita itu tak sadar-sadar.

Dengan sangat terpaksa, Abizar menggendong Syakira dan membawanya ke apartemen miliknya.

Abizar merebahkan Syakira di atas ranjangnya. Lalu dia mencari minyak kayu putih untuk membangunkan Syakira. Setelah ketemu, dia pun mendekatkan ujung botol minyak kayu putih itu ke hidung Syakira. Sementara dia juga mengoleskannya di dahi dan juga leher Syakira. Dia merasa lega saat Syakira berangsur-angsur sadar.

"Kamu ngerepotin aja sih, belum juga jadi istri," gerutu Abizar kesal. Namun meskipun begitu, dia malah menarikkan selimut untuk Syakira.

"Makasih."

Abizar hanya berdehem pelan. Dia menatap Syakira yang entah kenapa malam ini terlihat jauh sekali berbeda. Wanita itu seperti menunjukkan sisinya yang sebenarnya. Seolah-olah dirinya yang beberapa waktu lalu hanyalah topeng untuk menutupi kesedihannya. Abizar tak tahu apa yang sudah terjadi pada Syakira hingga dia nekat ingin bunuh diri seperti tadi.

"Sayang,"

Abizar menatap Syakira dengan alis bertaut bingung. Baru saja dia berpikir kalau sikap Syakira yang suka menggoda dan merayunya hanyalah topeng. Tapi sekarang saja wanita itu sudah kembali memanggilnya seperti itu.

"Apa?"

"Tumben kamu nyaut dipanggil sayang," kata Syakira terkekeh.

"Syakiraaa!" geram Abizar.

"Iya-iya maaf. Aku haus," kata Syakira pelan.

"Tunggu di sini," kata Abizar lagi. Dia pun melangkahkan kakinya keluar kamar mengambilkan minuman untuk Syakira.

Abizar masuk kembali ke dalam kamar dengan membawakan segelas air untuk Syakira. Dia pun menyerahkan gelas itu langsung pada Syakira. Namun wanita itu malah ingin Abizar yang langsung yang membantunya minum.

"Makasih. Aku boleh nginap di sini malam ini?"

"Kalau kamu mau pingsan lagi di jalan pulang silahkan aja."

Syakira tersenyum kecil mendengar jawaban Abizar itu. Dia sudah menduga kalau Abizar tak akan membiarkannya pulang dalam kondisi seperti ini.

"Aku boleh minta satu hal lagi gak sama kamu?"

"Apa lagi?"

"Temenin aku tidur di sini."

"Kamu gila?" tanya Abizar terkejut. Di saat masih sakit saja Syakira bisa-bisanya berpikiran seperti itu.

"Cuma nemenin doang kok. Ga macem-macem. Soalnya biasa kalau aku lagi sakit memang harus ada yang nemenin tidur sambil meluk," jawab Syakira lagi. Disertai sedikit kebohongan tentunya. Kapan lagi dia bisa berada dekat dengan Abizar ya kan?

"Ck, ngerepotin aja."

"Aku calon istri kamu loh," kata Syakira lagi. Namun, hanya dibalas gerutuan malas oleh Abizar.

UNEXPECTED GIRL (REPOST)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang