Abizar melepaskan pelukannya dari Syakira setelah dia memberikan satu kecupan hangat di kening istrinya itu. Lalu dia lingkarkan tangannya di pinggang Syakira. Matanya beralih menatap sang mama kembali.
"Syakira bohong soal dia ga perawan lagi sama orang tuanya karena ingin menikah dengan Abi, Ma. Dia merendahkan dirinya agar sebanding dengan Abi yang seorang duda. Syakira, menantu Mama ini ga seperti apa yang Mama pikir," jelas Abizar. Dia berharap dengan dia jujur pandangan mamanya akan berubah pada Syakira. Syakira tak pantas mendapatkan celaan atas apa yang tidak dia lakukan.
"Dia melakukan itu semua demi Abi, Ma. Demi nikah sama Abi. Harusnya Mama bersyukur punya menantu seperti Syakira. Karena Syakira jauh lebih baik dari menantu yang Mama pilihkan untuk Abi dulu. Syakira bisa menjaga kesuciannya untuk Abi yang berstatus suami dia. Abi beruntung punya istri seperti Syakira. Dan Mama pun harusnya seperti itu. Karena jika Syakira beneran hamil, Mama akan segera punya cucu yang selama ini Mama inginkan," tambah Abizar lagi.
Yanti terdiam, masih tak tahu harus berkata apa. Dia terlalu syok saat mengetahui kalau menantunya masih gadis saat menikah dengan anaknya. Berbeda dengan apa yang mereka ketahui saat perdebatan Syakira dengan orang tuanya dulu.
Yanti ingin tak percaya, tapi yang mengatakan itu anaknya sendiri. Tak mungkin Abizar berbohong kepadanya jika hanya ingin membela Syakira.
"Abi berkata yang sejujurnya sama Mama."
"Oke, Mama akan menerima dia jika terbukti dia hamil anak kamu."
"Besok Abi akan bawa Syakira periksa agar semuanya jelas," ujar Abizar yang diangguki Yanti. Tak lama setelah itu Yanti pamit pulang meninggalkan Abizar dan Syakira.
"Sayang."
Syakira langsung menghambur ke dalam pelukan Abizar. Dia benamkan wajahnya di dada suaminya itu. Dia tahu, sangat tahu kalau ini akibat dari kebohongannya dulu. Sehingga mama mertuanya sulit percaya. Tapi semua ini dia lakukan karena sudah tidak ada pilihan lain lagi agar bisa menikah dengan Abizar.
Abizar menggerakkan tangannya mengelus punggung istrinya itu. Dia biarkan Syakira menumpahkan tangis di dadanya agar lebih tenang.
Setelah tangis Syakira mereda, dia pun mengurai pelukan mereka. Dihapusnya air mata yang membasahi pipi istrinya itu.
"Sekali lagi maafin Mama ya," pinta Abizar lembut yang langsung diangguki Syakira. "Udah dong nangisnya. Ga cocok tahu kamu nangis begini", ujar Abizar berusaha menggoda Syakira. Dia ikut tersenyum saat melihat senyum istrinya itu kembali.
"Apaan sih," kilah Syakira. Dia menghapus sisa air mata dengan tangannya sendiri.
"Tapi emangnya kenapa sampai Mama ngira hamil?" tanya Abizar. Dia membawa Syakira agar duduk bersamanya di sofa.
"Tadi aku sempat mual pas ada Mama. Mama mikirnya aku hamil. Tapi ya gitu, Mama ragu kalau aku hamil anak kamu. Padahal aku pernah ngelakuinnya cuma sama kamu," sahut Syakira jujur.
"Sudah, jangan dipikirin ya. Aku percaya kok sama kamu. Besok aku bakal temenin kamu periksa kehamilan."
"Hm. Makasih sayang." Syakira menyenderkan wajahnya di bahu Abizar. Dia memang tak salah pilih suami.
"Sama-sama." Abizar mengelus rambut istrinya itu seraya mengecup keningnya. Abizar sempat tak menyangka kalau Syakira akan hamil secepat ini. Namun jika itu benar, tentunya dia merasa senang karena sebentar lagi akan memiliki anak.
***
"Jangan grasak-grusuk Syakira. Kalau kamu beneran hamil kasian janinnya," tegur Abizar pada istrinya itu. Harusnya sekarang mereka sudah tidur. Namun Abizar tidak bisa tidur karena Syakira yang sering merubah posisi tidurnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
UNEXPECTED GIRL (REPOST)
RomansSetelah dua tahun menduda, secara tak sengaja Abizar malah bertemu dengan Syakira si gadis agresif yang selalu berusaha untuk meluluhkan hatinya. Lambat laun Abizar mulai bisa menerima kehadiran gadis itu, tetapi berbagai macam rintangan menghampiri...