Syakira melingkarkan tangannya di lengan Abizar begitu mereka memasuki bandara. Senyum tak pernah luntur dari bibirnya begitu menatap wajah suami tampannya itu. Meskipun Abizar cuek dan kaku, namun dia masih memiliki sisi penyayang dan perhatian walaupun tidak ditunjukkan secara langsung. Seperti saat sebelum mereka berangkat tadi misalnya, Abizar lagi-lagi tak suka dan menyuruhnya mengganti pakaian dengan yang lebih tertutup.
Sebagai istri yang baik dan penurut, Syakira pun akhirnya mau mengganti pakaiannya dengan yang lebih panjang. Dia beruntung memiliki suami seperti Abizar, dan dia tidak akan melepaskan suaminya itu apapun alasannya. Betapa bodohnya wanita yang dulu menjadi istri Abizar karena tidak bisa mempertahankan suami potensial seperti Abizar ini.
"Syakira."
"Hm." sahut Syakira. Dipandanginya wajah suaminya itu.
"Bisa ga sih rangkulan kamu biasa aja?" Jengah Abizar karena Syakira memeluk lengannya posesif. Mereka bahkan jadi perhatian beberapa orang yang berlalu-lalang di bandara itu.
"Emangnya kenapa? Kita juga suami istri. Ya sah-sah aja. Yang pacaran aja banyak kok yang kayak kita," sahut Syakira tak mau kalah. Dia bahkan menyenderkan dagunya di atas pundak Abizar.
"Iya tapi ga begitu juga, Syakiraaa," gemas Abizar dengan istrinya yang begitu keras kepala itu.
"Terus gimana emangnya?"
"Ah tahu ah," pasrah Abizar kesal. Syakira yang melihat itupun tersenyum saja. Dia lalu mengecup pipi suaminya itu sekilas.
"Jangan marah dong sayang. Kalau kamu marah tambah ganteng deh, bikin aku pengen... dimasukin lagi," ujar Syakira dengan berbisik di akhir kalimatnya. Sontak saja mata Abizar melotot.
"Bisa ga sih sehari aja kamu ga mesum?"
"Kalau suaminya modelan kamu gini, kayaknya ga bisa deh sayang," sahut Syakira lagi dengan senyum memikatnya. Sementara Abizar hanya bisa geleng-geleng kepala karena kelakuan istrinya yang begitu ajaib.
Mereka pun akhirnya masuk ke pesawat begitu ada pengumuman keberangkatan. Syakira takjub karena rupanya tiket yang diberi papa mertuanya adalah tiket pesawat kelas utama. Begitu masuk, mereka ditujukan ke sebuah ruangan yang tidak begitu besar namun fasilitasnya hampir lengkap. Bahkan di dalam sana ada sebuah tempat tidur berukuran sedang jika ingin beristirahat. Syakira pikir, mereka akan naik pesawat kelas biasa saja. Tapi tahu-tahunya tidak. Kalau seperti ini, bulan madu di pesawat ini pun dia mau jika itu bersama Abizar.
"Sayang, ada kasur loh. Bisalah buat kita begituan pas lagi di perjalanan," ujar Syakira pada Abizar begitu pramugari yang mengantar mereka sudah keluar dari ruangan itu.
Pletak.
Syakira mengaduh pelan ketika Abizar malah menjentik dahinya. Dia pun menatap suaminya itu sebal.
"Buang jauh-jauh pikiran mesum kamu itu, Syakira. Di pesawat aja sempat-sempatnya kamu mikir begitu," decak Abizar.
"Kan aku bener loh, sayang. Papa ngasih tiket ini tujuannya juga pasti itu. Lagian kan siapa tahu aja nanti kita bosen karena perjalanannya lama. Sedangkan kalo pas punya kamu di dalem aku, kamu mah ga pernah bosan. Iyakan sayang? Mau lagi kan pasti? Ngaku aja deh kamu?" Syakira semakin gencar menggoda Abizar begitu melihat suaminya itu makin kesal.
"Syakiraaaaa!"
"Iya? Mau sekarang? Ayo."
"Dulu Mama kamu pas hamil ngidam apa sih? Kenapa kamu mesumnya ga ketulungan begini?" heran Abizar.
"Ga tahu. Tapi kalau aku hamil nanti aku ngidamnya mau kamu aja."
"Kamu pikir ngidam bisa diatur apa?" decak Abizar lagi dan lagi. Dia pun menghempaskan pantatnya di salah satu sofa yang ada di sana. Sementara Syakira pun juga ikut duduk di sebelah Abizar.
Sudah sekitar dua jam mereka berada dalam pesawat setelah sempat transit di Singapura. Syakira pun mulai merasa bosan. Sementara Abizar nampak serius membaca.
"Sayang..."
"Hm."
"Bosan," rajuk Syakira. Andai Abizar mengajaknya mengobrol mungkin dia tidak sebosan ini.
"Tidur sana," kata Abizar tanpa menoleh ke arah Syakira.
"Maunya sama kamu."
"Sendiri aja sana. Ga bakal ada yang gigit juga."
"Aku malah mau digigit. Tapi kamu yang gigit," sahut Syakira. Abizar menolehkan wajahnya pada Syakira. Dia mengernyit saat Syakira bangkit dari duduknya dan malah berpindah duduk ke atas pangkuannya.
"Buku itu lebih menarik daripada aku ya?" sindir Syakira. Ditatapnya mata suaminya itu lekat.
"Turun Syakira. Ngapain kamu mau dipangku segala?"
"Ga mau." Syakira malah meletakkan kedua tangannya di pundak Abizar.
"Oke, fine. Aku temenin kamu tidur. Tapi cuma tidur aja." Abizar mengalah karena tidak ingin Syakira terus-terusan berada di pangkuannya seperti ini. Dia sudah mencoba memindahkan Syakira, namun istrinya itu tetap keras kepala. Dia hanya takut miliknya yang di dalam celana tiba-tiba bangun karena diduduki Syakira.
"Iya-iya. Kalau kamu mau nidurin aku juga ga papa kok," sahut Syakira menggoda. Dia akhirnya turun dari atas pangkuan Abizar dan menuntun suaminya itu menuju kasur.
REPOST
10-12-2020
*E-book tersedia di Google Playstore
KAMU SEDANG MEMBACA
UNEXPECTED GIRL (REPOST)
RomanceSetelah dua tahun menduda, secara tak sengaja Abizar malah bertemu dengan Syakira si gadis agresif yang selalu berusaha untuk meluluhkan hatinya. Lambat laun Abizar mulai bisa menerima kehadiran gadis itu, tetapi berbagai macam rintangan menghampiri...