10. Kecewa

23.8K 1.8K 73
                                    

Syakira ternyata tak bisa menahan kerinduannya lebih lama lagi. Setelah seminggu tak bertemu Abizar tiba-tiba saja dia merindukan laki-laki itu. Dia pun memutuskan untuk mendatangi apartemen Abizar di saat waktu pulang kantor laki-laki itu. Dia masa bodoh dengan reaksi Abizar nanti saat melihatnya. Yang jelas dia hanya ingin menuntaskan kerinduannya terhadap laki-laki itu.

Dia tersenyum senang saat melihat Abizar berada di depan pintu apartemennya. Dia pun mempercepat langkah kakinya dan memeluk Abizar dari belakang.

"Kangen," lirih Syakira pelan. Dia tak mengerti kenapa dia bisa seperti ini terhadap Abizar. Apakah sebenarnya dia sudah mulai jatuh cinta dengan laki-laki itu?

"Syakira?" Kaget Abizar begitu merasakan pelukan dari belakangnya. Syakira pun melepaskan pelukannya dari Abizar seiring dengan Abizar yang membalikkan badannya. Tanpa aba-aba dia langsung meraih bibir Abizar dan menciumnya. Seminggu tak menyentuh bibir itu membuatnya merasa haus akan ciumannya bersama laki-laki ini.

Abizar awalnya cukup terkejut dengan serangan Syakira yang tiba-tiba. Namun entah karena sedang kerasukan setan yang tiba-tiba lewat atau memang dia juga merindukan ciuman Syakira atau bagaimana. Karena dia tiba-tiba membalas ciuman Syakira. Dia bahkan menekan tengkuk wanita itu untuk memperdalam ciuman mereka.

Syakira tentu saja merasa senang. Dia bahkan melingkarkan tangannya di leher Abizar dan semakin merapatkan tubuh mereka. Mereka seolah tak peduli kalau masih berada di depan unit apartemen milik Abizar.

"Ehem,"

Mereka masih asik berciuman tanpa menghiraukan suara deheman itu karena mereka pikir hanyalah orang iseng. Namun mereka, lebih tepatnya Abizar membelalak dan langsung melepaskan pagutan bibir mereka saat mendengar suara mamanya.

"Ini yang kata kamu ga ngapa-ngapain Bi?"

"Mama, Papa." Abizar meneguk ludahnya dengan susah payah saat melihat tatapan penuh intimidasi milik mamanya. Namun sang papa hanya tersenyum menggoda karena bisa membuktikan apa yang dia katakan pada anaknya beberapa waktu lalu benar terbukti. Kalau Abizar setidaknya pernah berciuman dengan wanita itu.

Lalu pandangannya beralih pada Syakira yang entah kenapa malah tersenyum. Mungkin wanita itu merasa senang karena Abizar tadi membalas ciumannya.

'Sial! Kok gue bisa ke bawa suasana sih?' gerutu Abizar dalam hati. Bisa-bisanya dia tadi membalas ciuman Syakira. Bahkan dia ingat saat mereka memisahkan diri kalau tangannya masing-masing berada di bongkahan dada dan pinggul Syakira. Kerjaan siapa lagi kalau bukan wanita bar-bar itu kan?

"Orang tua kamu kapan pulangnya?" tanya Yanti pada Syakira setelah mereka semua masuk ke apartemen Abizar.

"Belum tahu tante."

"Ga bisa ditelpon dulu sekalian ditanyain kapan bisa pulangnya?" tanya Bima ikut-ikutan.

"Bisa sih om. Tapi—"

"Yaudah, tolong kamu telpon mereka."

Syakira melirik Abizar yang hanya mengusap wajahnya. Dia meraih ponselnya lalu mencoba menghubungi papanya. Namun setelah beberapa saat panggilannya tak diangkat. Dia pun mencobanya lagi dan hasilnya sama.

Syakira menoleh pada orang tua Abizar yang menunggunya. Lalu dia pun memutuskan untuk menelpon mamanya. Kali ini panggilannya tersambung.

"Halo Ma—"

"Halo Syakira, kenapa sayang? Ini Mama lagi sibuk. Lain kali aja kamu nelponnya ya," ujar suara di seberang sana.

"Ma, Syakira mau bicara bentar sama Mama."

"Lain kali aja ya sayang. Mama beneran lagi sibuk banget ini. Mama tutup ya."

Syakira mendesah kecewa, selalu seperti itu. Orang tuanya mana pernah memperdulikannya. Mereka hanya peduli pada pekerjaan mereka itu.

UNEXPECTED GIRL (REPOST)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang