17. Pengakuan

20.4K 1.7K 85
                                    

Syakira mengabaikan Abizar yang kesal padanya. Dia menggerakkan tangannya menyentuh wajah Abizar. Lalu diusapnya pipi laki-laki itu yang sedikit membiru akibat ulah papanya tadi.

"Maaf ya, pasti sakit deh," ujar Syakira pelan. Dia menatap mata Abizar yang kebetulan juga menatap matanya.

"Lagian kamu bikin ulah apa lagi? Sampai-sampai Papa kamu mikir aku yang udah ngambil keperawanan kamu?" decak Abizar. Dia menurunkan tangan Syakira dari wajahnya.

"Kamu percaya kalau aku sudah ga perawan lagi?" tanya Syakira balik.

"Menurut kamu?"

"Mana aku tahu. Emangnya aku bisa baca pikiran kamu."

"Aku ga munafik, aku rasa memang kamu udah ga perawan lagi". jawab Abizar jujur.

Syakira yang mendengarnya pun hanya mengangguk saja. Wajar Abizar berpikiran seperti itu. Dia pun tak berniat membantah. Nanti saja dia buktikan setelah mereka menikah, pikirnya. Dan dia yakin Abizar tidak akan bisa berkata-kata jika tahu kalau dia masih perawan. Toh miliknya memang masih orisinil dan belum pernah dimasuki kejantanan laki-laki manapun.

"Terus kenapa kamu akhirnya tetap mau nikahin aku?"

Abizar menaikan alisnya bingung karena kali ini Syakira tidak mencoba meyakinkan kalau dia masih perawan seperti yang kemarin-kemarin. Apakah memang benar kalau Syakira sudah tidak perawan lagi? Syakira mengatakan masih perawan kemarin pun hanyalah kebohongan belaka? Dan kini Syakira sudah tidak bisa berbohong lagi karena papanya sendiri lah yang mengatakan hal itu tadi.

"Aku sudah terlanjur janji sama kamu," ujar Abizar yang diangguki Syakira.

"Tapi kenapa kamu pengen cepat-cepat menikah? Bukannya nunggu kuliah kamu selesai dulu?"

"Kalau aku bilang aku mau cepat-cepat kita nikah karena aku pengen bisa tidur sama kamu gimana?" Goda Syakira. Jelas saja Abizar terbelalak mendengar ucapannya itu.

"Aku becanda kok sayang. Meskipun ingin juga sih ditidurin sama kamu. Tapi alasan yang sebenarnya aku mau cepat keluar dari rumah Mama sama Papa."

"Kenapa?"

"Karena aku bosan. Aku bosan tinggal di rumah sementara mereka ga pernah ada di sana. Mereka sering pergi ke luar kota karena urusan pekerjaan. Mereka juga seolah melupakan aku yang mereka tahu, mereka hanya kerja dan kerja. Padahal aku ga begitu membutuhkan uang mereka. Aku hanya ingin mereka ada waktu lebih untuk aku."

Baru kali ini Abizar mendengar langsung cerita pilu yang dialami Syakira. Meskipun di luaran terlihat sempurna, namun wanita ini ternyata menyimpan kesedihan mendalam karena kurang perhatian dari orang tua.

"Kenapa kamu ga coba bilang aja ke mereka?"

"Aku udah pernah nyoba. Tapi mereka ga pernah dengerin. Mereka tetap sibuk dengan pekerjaan mereka. Bahkan dalam sebulan mereka ada yang sama sekali ga pulang ke rumah," sahut Syakira lirih. Abizar pun mengangguk saja. Sekarang dia paham kalau apa yang dikatakan papanya memanglah benar. Pantas saja dari kemarin dia merasa ingin melindungi Syakira.

"Yasudahlah, sebulan lagi juga kita bakal nikah," ujar Abizar.

"Hm. Makasih kamu udah mau nikahin aku." Syakira menyenderkan kepalanya di bahu Abizar. Lalu ditatapnya wajah laki-laki itu.

"Eh ngomong-ngomong aku baru sadar," kata Syakira tiba-tiba.

"Apa?"

"Dari semalam setelah aku mau bunuh diri, kamu kayaknya udah mulai ikut-ikutan pakai aku, bukan saya lagi. Aku makin seneng deh," kata Syakira berbinar. Dia makin mengeratkan pelukannya di lengan Abizar.

UNEXPECTED GIRL (REPOST)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang