12. Jangan Peduli

22.3K 1.8K 96
                                    

Perlahan-lahan Syakira sudah mulai membaik setelah dia makan dan minum obat. Dia merasa sangat senang karena sang mama masih ada di sampingnya. Rasanya dia rela sakit asalkan orang tuanya ada waktu untuknya.

"Mama tinggal ke luar dulu ya," pamit Rena pada Syakira. Dia pun mengecup kening putrinya itu setelah mendapati anggukan dari Syakira.

Rena melangkah keluar dari kamar Syakira. Dia menghampiri sang suami yang ada di ruang keluarga. Suaminya itu mengangkat wajahnya saat menyadari kehadiran Rena.

"Papa yakin sekali kalau laki-laki yang kemarin datang lah yang sudah mengambil kegadisan Syakira, Ma." Ujar Arman tiba-tiba. Entah kenapa dia bisa berpikiran seperti itu. Apalagi mengingat Syakira yang sepertinya sengaja melindungi Abizar.

"Papa jangan menduga-duga yang ga pasti dulu. Syakira bilang bukan dia, kan orangnya?"

"Syakira bilang begitu pasti karena ingin melindungi laki-laki itu. Pokoknya sampai kapan pun Papa ga bakal nerima lamaran mereka. Papa ga akan menikahkan Syakira dengan duda itu. Meskipun jika ternyata benar dia yang sudah mengambil keperawanan Syakira!" tekad Arman.

"Tapi, Pa. Gimana dengan anak kita? Siapa yang akan menerima dia nanti setelah tahu kalau dia ga gadis lagi?"

"Mama ga usah pikirin itu. Seiring berjalannya waktu Syakira pasti akan seperti gadis lagi. Kita hanya harus memastikan kalau Syakira akan menikah beberapa tahun lagi. Dan jangan sampai dia mengulangi perbuatan itu lagi. Lagian suaminya kelak ga akan tahu kalau Syakira sudah ga perawan. Kita bisa saja beralasan kalau Syakira pernah jatuh atau apapun itu. Asalkan Syakira mau menutup mulutnya. "

"Tapi, Pa—"

"Meskipun Syakira sudah tidak gadis lagi, tapi bukan berarti dia harus menikah dengan duda itu, Ma. Papa yakin masih ada laki-laki lajang yang mau menerima Syakira suatu saat nanti. Papa ga mau kalau Syakira bernasib sama dengan mantan istri laki-laki itu."

"Tapi gimana kalau ternyata Syakira mencintai laki-laki itu, Pa?"

"Syakira itu masih terlalu muda. Cinta yang dia rasakan pun pasti masih tahap awal saja. Nanti juga cintanya hilang dengan sendirinya kalau dia ketemu yang lebih baik lagi. Ini semua demi kebaikan Syakira juga, Ma."

"Terserah Papa lah."

***

"Gimana kondisi kamu Syakira?" tanya Arman saat memasuki kamar putrinya itu. Dia bisa melihah sang istri sedang menyuapi anak semata wayang mereka yang lagi sakit itu.

"Sudah mendingan, Pa."

Arman mengangguk. Dia menatap Syakira lagi dan rasanya tidak percaya kalau anak satu-satunya sudah bukan gadis lagi. Anaknya nekat melakukan hubungan yang seharusnya tidak boleh dia lakukan di luar ikatan pernikahan.

"Ma, Pa, Syakira minta tolong sama kalian. Tolong izinkan Syakira nikah sama Abizar. Please Pa, Ma," mohon Syakira seraya menatap papa dan mamanya bergantian.

"Ga bisa Syakira. Dia bukan laki-laki yang cocok buat kamu. Papa ga mau kamu memiliki suami duda. Siapa yang bisa jamin kalau dia tidak akan menceraikan kamu suatu saat nanti. Apalagi apa kamu tahu alasan dia menduda?"

Syakira menggelengkan kepalanya. Dia tak tahu bagaimana ceritanya hingga Abizar menjadi duda. Tapi dia yakin pada Abizar. Jika pun senadainya suatu saat mereka juga berpisah, itu artinya mereka memang tidak berjodoh.

"Tapi Paaaa."

"Cukup Syakira! Lagian kenapa sih kamu maksa ingin nikah sama dia? Apa yang sudah dia lakukan sama kamu?" tanya Arman menyelidik.

"Dia ga ngelakuin apa-apa sama Syakira Pa. Syakira hanya mau jadi istri dia."

"Kamu ga bohong, kan? Kalau bukan dia yang mengambil keperawanan kamu?"

UNEXPECTED GIRL (REPOST)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang