"Endy! Bangun!"
Teriakan Eva mampu membuat Endy yang sedang tertidur pulas membuka matanya pelan dengan tangan yang menutupi kuping. "Ya ampun, Kak! Lo apa-apaan sih pakai teriak-teriak segala?! Gue masih ngantuk tahu?!" katanya.
"Heh! Ade gue yang paling ganteng karena gak ada saingan! Lo 'kan mau kuliah?! Kalau Lo tidur lagi, Lo bisa terlambat ke kampusnya!"
"Bentar lagi!" katanya menarik selimutnya.
"Gak ada bentar lagi bentar lagi! Karena ini udah siang!"
Eva menarik selimut Endy dengan paksa. Lantas Endy pun menariknya kembali. "Ih! Lo tuh ya?! Gak bisa apa bikin Ade seneng sebentar?!" katanya.
"Endy! Bukannya gue gak mau Lo seneng! Tapi ini udah jam tujuh. Kalau Lo gak bangun, Lo bisa--"
"Apa? Jam tujuh?"
Endy membuka matanya lebar dan menatap ke jam weekernya. Setelah menyadari kalau dirinya kesiangan, dia langsung bangun dari tidurnya dan melangkah ke kamar mandi dengan terburu-buru.
Beberapa menit kemudian Endy berteriak dari kamar mandi dan mengetuk pintu dengan kasar.
"Kak! Ambilin gue handuk dong, Kak! Gue lupa bawa handuk!"
Eva yang masih di kamar Endy untuk membereskan kamar Endy terkejut. Lalu tertawa terbahak-bahak dan mengejeknya. "Makanya tidur itu jangan kaya kebo! Jadinya 'kan Lo buru-buru gini?! Pakai lupa bawa handuk ke kamar mandi segala lagi?!"
"Udahlah, Kak! Lo jangan banyak ngomong! Cepetan ambilkan handuk gue!"
"Iya! Iya!"
Eva mengambil handuk lalu memberikannya pada Endy dengan cara pintu kamar mandi dibuka sedikit. Sementara Eva menatap ke arah lain dengan tawa yang masih terbahak-bahak.
***
Eva dan Endy bergegas ke kampus dengan motor kesayangan Eva. Di mana Eva yang membawa motor dan Endy yang duduk di belakang seperti biasa.
"Kak! Pelanin dikit dong! Gue takut nih!" keluh Endy sembari memukul-mukul pelan pundak Eva.
"Ya ampun, Endy! Lo tuh cowok! Masa Lo takut dibawa kebut-kebutan sih?! Gue aja yang cewek enggak. Masa Lo takut sih?!"
"Ya ... jangan nyamain gue sama Lo dong. Gue sama Lo 'kan beda?"
"Alah! Banyak alasan Lo?!"
Eva terus saja menjalankan motornya dengan kecepatan tinggi. Hingga akhirnya motornya menabrak mobil seseorang yang ada di depan. Lantas dia langsung menghentikan motornya dengan ketakutan. Karena pemilik mobil yang ditabraknya menghentikan mobilnya.
"Aduh. Gimana ini, Endy?"
"Tuh 'kan. Gue bilang juga apa? Harusnya Lo gak kebut-kebutan tadi, Kak!"
Lagi-lagi yang mobilnya tertabrak itu mobil Andra. Lantas Eva, Endy bahkan Andra yang baru turun dari mobil terkejut karena mereka terus saja terlibat masalah tabrak menabrak.
"Lagi-lagi kalian?!"
Kali ini Eva dan Endy sama-sama diam.
"Saya gak mau tahu ya?! Kalian harus ganti rugi atas kerusakan mobil saya atau enggak saya bakalan laporin kalian ke polisi?!"
"Iya. Kita bakalan ganti rugi ko," jawab Endy pelan.
Andra mengangguk lalu merogoh saku celananya. Mengambil kwitansi yang ada di dalamnya dan memberikannya pada Eva. "Oke. Ini adalah jumlah biaya yang saya keluarkan saat mobil saya lecet dan spion mobil saya ketabrak," katanya.
Eva dan Endy dibuat terkejut dengan jumlah itu. "Banyak banget," keluh Eva melotot.
"Iya. Ini pasti cuman akal-akalan Mas aja 'kan? Lagian kita gak ngerusakin spion mobil Mas."
"Bukan kamu. Tapi kakak kamu yang menabraknya kemarin sore!"
Endy menatap Eva dengan kening menggerut. "Kemarin Lo nabrak mobil dia lagi, Kak?" tanyanya.
"Iya. Tapi gue gak sengaja."
"Mau sengaja atau enggak. Yang pasti mobil saya lecet-lecet dan spionnya hampir lepas. Ini juga baru diambil dari bengkel. Lalu sekarang kamu nabrak lagi?!"
Eva dan Endy sama-sama diam. Karena mengakui kalau mereka salah.
Tiba-tiba Handphone Andra berdering. Lantas Andra langsung menjawab teleponnya. "Ya Halo," katanya."....."
"Oke. Oke. Setengah jam lagi aku sampai."
Usai menerima telepon, Andra kembali menatap Eva dan Endy dengan tangan yang merogoh saku celananya. Mengambil dompet. Lalu mengambil kartu nama dari dompet itu. Kemudian menyerahkannya pada Eva. "Ini kartu nama saya. Jadi, bayar ganti ruginya ke kantor saya," katanya.
Eva menerima kartu nama itu dan membacanya.
"Andra Syah Reza."
Andra yang hendak pergi kembali menatap Eva dan Endy. "Jangan coba-coba untuk kabur! Karena kalaupun kalian kabur saya akan tetap menemukan keberadaan kalian!" katanya dengan senyum sinis.
***
Bukannya meneruskan tujuannya ke kampus. Eva dan Endy malah diam di pinggir jalan. Sibuk dengan pikiran mereka sendiri.
"Kak! Kemarin ko Lo bisa nabrak mobil cowok itu lagi? Gimana ceritanya?"
Eva diam tidak mau menjelaskan apapun.
"Kak! Jawab! Gue lagi ngomong sama Lo, bukan sama motor!"
Kali ini Eva menatap Endy dengan penyesalan. "Kemarin mood gue lagi gak baik, Endy. Makanya gue sampai nabrak," katanya.
Endy tidak berbicara lagi. Dia ingat kejadian kemarin sore saat pulang dari kampus, dia melihat Eva sedang menangis di kamarnya sambil memegangi foto Ali di Handphone. Lantas Endy langsung menelepon Ali dan meminta ketemuan dengan Ali. Lalu mereka bertemu di taman. Kemudian Endy bertanya pada Ali, ada masalah apa di antara Ali dengan Eva sampai Eva menangis? Ali jujur kalau dia tidak punya perasaan apapun pada Eva dan dia tidak mau melanjutkan perjodohan yang direncanakan Pak Arman dengan Bapak Kosim.
"Lo cinta banget ya sama Kang Ali?"
Pertanyaan Endy membuat Eva menggerut keningnya dengan bingung. "Maksud Lo?" tanyanya.
"Gue tahu semuanya, Kak."
"Ah! So tahu Lo!"
"Gue gak so tahu. Gue emang beneran tahu kalau sejak awal Lo itu suka sama Kang Ali, makanya Lo setuju dengan perjodohan ini. Gue juga tahu apa yang dibicarakan Kang Ali sama Lo kemarin."
Eva sangat terkejut dengan apa yang dikatakan Endy. "Lo tahu dari mana?" tanyanya.
"Kang Ali sendiri yang bicara sama gue semalam."
Eva langsung diam dan memalingkan wajahnya ke arah lain. Mencoba untuk menutupi kesedihannya dari Endy.
"Kalau Lo mau perjodohan ini berlanjut, gue akan ngomong sama Bapak dan--"
"Enggak, Endy! Jangan lakuin itu!" tolak Eva menggeleng kepalanya.
"Loh. Kenapa?"
"Karena gue gak mau maksa seseorang yang gak punya perasaan apa-apa sama gue!"
"Tapi gue sebagai adik Lo gak terima Lo diperlakukan kaya gini! Harusnya Kang Ali bicara sejak awal, sebelum kalian mau tunangan. Bukan sehari setelah tanggal pertunangan kalian ditunda gara-gara Lo keseleo!"
"Udahlah, Endy! Gak usah diperpanjang!"
"Tapi--"
"Endy! Tolong ngertiin gue! Memperpanjang masalah ini hanya akan membuat gue makin sakit hati! Jadi, udahlah! Jangan bicara apapun sama Bapak. Oke?!"
Jangan lupa vote dan comen 😊
KAMU SEDANG MEMBACA
CINTA MACAM APA INI? (Tahap Revisi)
FanfictionFollow dulu sebelum baca. Cinta macam apa ini? Mereka menikah dengan paksaan dan penuh ancaman, untuk menyelamatkan hubungan lain. Tapi apa yang terjadi setelah pernikahan berlangsung? Masalah lain muncul hingga semuanya semakin rumit. Sementara hub...