Mulai sekarang aku updatenya seminggu 2-3 kali ya, gak bisa tiap hari kaya waktu awal-awal
Pantengin aja biar gak ketinggalan. Soalnya ceritanya makin seru dan bikin tegang
Jangan lupa tinggalkan jejak dibawah 👌
Semalam lamaran Andra tidak dijawab ya ataupun tidak. Eva masih ragu. Tapi semua orang memaksa Eva untuk memperbaiki hubungannya dengan Andra. Karena para orang tua, Andini, Ali dan juga Amel mikirnya Andra dan Eva itu hanya bertengkar bukan karena ada masalah menikah paksa.
Eva yang baru selesai mandi melihat sebuah kertas di atas ranjang. Isinya : "Kak, hari ini aku mau kita piknik. Mau ya, Kak? Karena sebelumnya kan kita gak pernah ngabisin waktu bareng dan belum tentu juga kita bisa ngabisin waktu bareng setelah kakak nikah ulang sama Kak Andra nanti hehe. Kakak tinggal datang aja ke alamat yang aku kirimin, gak perlu bawa apapun karena semuanya udah aku siapin. Tapi aku harus ke kampus dulu ngumpulin tugas. Jadi, sampai ketemu di sana ya Kak."
"Si Amel ada-ada aja kelakuannya. Pake ngajakin piknik segala lagi?"
Eva menggeleng kepalanya lalu mengeringkan rambut basahnya dengan handuk.
"Tapi ... bener juga sih. Kapan lagi aku bakalan ngabisin waktu sama dia?"
Eva menatap fotonya dan Endy yang masih terpajang di kamarnya.
"Bahkan gak ada satupun foto dia di rumah ini."
Eva mengambil Handphonenya yang tersimpan di atas ranjang. Lalu dia menemukan pesan dari Amel yang berisikan alamat tempat Amel mengajaknya piknik.
***
Seluruh anggota keluarga Syah Reza sedang menyantap sarapan pagi bersama. Namun tiba-tiba Handphone Endy berdering. Semua orang menatap Endy dan Endy pun melihat nama yang tertera di Handphone.
Endy menatap orang di sekitarnya setelah itu menjauh. Keynan menatap Endy curiga sampai akhirnya Endy kembali dan menghampiri Andra.
"Amel mau ngomong."
Mendengar perkataan Endy, semua orang pun menatap Endy penasaran. "Amel? Kalau Amel mau ngomong sama Andra ko dia nelepon kamu? Terus mau ngapain juga Amel ngomong sama Andra?" tanya Mama Iren sinis.
"Mah, selama 18 tahun ini Amel hidup sebagai adiknya Andra. Jadi, wajar dong kalau Amel mau ngomong sama Andra," kata Ayah Edi berpikiran positif.
"Dan masalah Amel nelepon ke Endy, mungkin karena HP aku mati. Soalnya lupa Carter semalam," kata Andra sebelum akhirnya pergi menjauh dari meja makan.
Endy dan semua orang melanjutkan sarapan. Sementara Andra bicara dengan Amel cukup lama dengan tawa yang membuat Keynan merasa curiga. Apa yang mereka bicarakan? Batinnya.
Usai bicara dengan Amel, Andra menyerahkan Handphone Endy pada Endy.
"Thanks, Endy."
Endy paham, Andra berterima kasih bukan untuk meminjamkan Handphone tapi untuk hal lain. Lantas Endy mengambil Handphonenya. "Ya, gue harap Lo gak nyia-nyiain kesempatan yang gue kasih," katanya.
Andra mengangguk paham.
"Maksudnya apa ini?" tanya Mama Iren menatap Andra dan Endy secara bergantian.
"Biar Endy yang cerita."
Andra pergi begitu saja. Sementara Mama Iren, Ayah Edi dan Keynan menatap Endy untuk mendengar penjelasan dari perkataan Andra.
"Semalam kan Kak Eva gak jawab apapun soal lamaran resmi Kak Andra. Jadi, aku dan Amel mengatur pertemuan mereka."
Mama Iren dan Ayah Edi mengangguk dengan senyum. Sementara Keynan hanya diam tanpa berekspresi.
***
Andini membereskan meja makan setelah Ali pergi ke kantor dan kini Papa mertuanya, Pak Arman pun hendak pergi ke sorum mobil. Namun tiba-tiba Pak Arman mendapat telepon dari seseorang. Lantas Pak Arman menatap ke sekeliling dan saat melihat Andini tidak jauh darinya, Pak Arman melangkah lebih jauh dari Andini.
"Ada apa?!"
Pak Arman menjawab dengan ketus. Tidak lama kemudian Pak Arman memutar bola matanya, terlihat jengkel dengan penelepon tersebut.
"Mau Eva nikah ulang atau enggak sama Andra itu bukan urusan saya! Jadi, kalau kamu mau pisahin mereka pisahin aja sendiri!"
Andini yang masih bisa mendengar itu pun terkejut. Siapa yang bicara sama Papa Arman dan kenapa dia mau misahin Eva dan Andra? Batinnya.
Pak Arman menghela nafas sebelum akhirnya bicara lagi.
"Dengar Keynan! Saya sudah bantu kamu cukup jauh! Tapi mulai sekarang urus urusanmu sendiri karena ini gak ada urusannya dengan saya! Urusan saya hanya dengan Andini yang merupakan anak dari musuh saya!"
Mendengar itu Andini langsung menutup mulutnya dengan mata yang berkaca-kaca. "Keynan mau misahin Eva dan Andra? Dan ... Papa Arman? Papa Arman adalah musuhnya Ayah?" tanya Andini pada dirinya sendiri.
Pak Arman selesai bicara dengan penelepon yang tidak lain adalah Keynan. Lantas dia berbalik dan mendapati Andini yang sudah menatapnya dengan air mata yang mengalir deras.
"Apa maksud semua ini, Pah?" tanya Andini dengan gemetar. "Keynan mau misahin Andra dan Eva? Dan ... dan Papa Arman adalah musuh Ayah dan Bunda?"
Pak Arman menatap ke lantai kemudian menatap Andini. "Ya, semua yang kamu dengar benar. Saya adalah musuh dari orang tua kamu," katanya pelan.
"Bukannya Bunda itu teman kuliah Papa? Terus kenapa Papa memusuhi Bunda?!"
"Kamu mau tahu semuanya Andini? Baik kalau gitu dengarkan saya baik-baik!"
Andini terus menatap Pak Arman yang menghela nafas, bersiap untuk cerita mengenai kebenaran di masa lalunya. "Dulu saya memang temannya Widya dan saya mencintai Widya sejak pertama kali bertemu dengannya. Sampai akhirnya pedagang seblak itu datang dan merebut Widya dari saya. Saya gak terima dengan pernikahan mereka. Maka dengan itu saya membakar gerobak seblaknya, mengadu domba dia dengan adik iparnya Reza," katanya dengan senyum.
"Kenapa Papa sejahat itu, Pah?! Kenapa?!"
"Karena saya mencintai bunda kamu, Widya! Jadi, jika Widya tidak bisa saya miliki maka Widya tidak boleh bahagia!" bentak Pak Arman dengan murka.
"Harusnya Papa gak begitu, Pah! Karena cinta gak menghancurkan seperti ini!" kata Andini masih dengan air mata yang mengalir deras.
"18 tahun yang lalu saya juga menukar Endy dan Amel karena saya pikir Endy itu adik kamu, anak Widya. Tapi ternyata saya salah dan Om kamu Reza memergoki saya. Lalu kita saling kejar dengan mobil satu sama lain dan akhirnya ... Dorrrrr! Om kamu meninggal"
"Lalu soal kecelakaan---"
"Ya, kecelakaan yang kalian alami 8 tahun yang lalu itu juga perbuatan saya. Saya masih dendam dan saya gak terima kalian bahagia, makanya saya merusak rem dan tangki bengsin mobil kalian setelah sebelumnya saya lihat kalian di sekolahnya Ali SMA Bintang."
Andini menangis dengan kepala menunduk mengetahui penyebab permasalahan di keluarganya adalah mertuanya sendiri.
"Tapi soal Amel?"
Andini mengangkat wajahnya dan menatap mertuanya dengan tajam. "Apa terror itu juga perbuatan Papa?" tanyanya.
"Bukan! Itu perbuatan Keynan!"
"Keynan?"
Andini sangat shock mendengar kebenaran yang diungkap Papa mertuanya. Sementara Pak Arman pergi tanpa merasa berdosa sama sekali.
KAMU SEDANG MEMBACA
CINTA MACAM APA INI? (Tahap Revisi)
FanfictionFollow dulu sebelum baca. Cinta macam apa ini? Mereka menikah dengan paksaan dan penuh ancaman, untuk menyelamatkan hubungan lain. Tapi apa yang terjadi setelah pernikahan berlangsung? Masalah lain muncul hingga semuanya semakin rumit. Sementara hub...