Eva dan Andra tiba di depan rumah tua yang merupakan tempat tinggal neneknya Eva, yang diyakini Eva menjadi tujuan Endy pergi tadi. Tidak lama kemudian Neneknya Eva membuka pintu dan dia langsung memeluk Eva.
"Cucu Nenek."
Cukup terharu melihat pertemuan Nenek dan cucu ini. Lantas Nenek langsung melepaskan pelukannya saat menatap Andra.
"Dia suami kamu?"
Eva langsung menatap Andra dan Andra pun menatap Eva. Keduanya bingung bagaimana menjelaskan semuanya. Tapi belum mereka bicara. Nenek sudah terus bicara lagi.
"Endy sudah cerita katanya kamu sudah menikah."
"Jadi, Endy beneran ke sini?" tanya Eva senang.
"Iya."
"Endy cerita apa aja?"
Andra menyela pembicaraan Eva dan Nenek. Lantas Eva dan Nenek langsung menatap Andra.
"Endy cerita katanya dia membuat kesalahan yang membuat Ibu dan Bapak kalian mengusirnya."
"Itu aja?"
"Iya. Memangnya ada apa?"
"Tidak ada apa-apa."
Neneknya Eva menghampiri Andra dan menyentuh wajah tampannya. "Ya Allah ... suami kamu teh meuni kasep pisan, Eva. Persis almarhum kakek kamu ker ngora," katanya dengan senyum.
Andra terkejut dengan itu dan Eva menahan tawa.
"Ya udah, ayo masuk. Udah mau magrib."
"Iya, Nek."
***
Setelah pergi ke rumah sakit dengan Bapak Kosim dan Ibu Sagita untuk tes DNA, yang hasilnya tidak bisa langsung diambil. Kini Amel didandani oleh Ibu Sagita dengan dengan menggunakan bajunya Eva. Karena tadi ke rumah sakit pun Amel menggunakan pakaian Eva. Namun mencari yang sedikit feminim, beda dengan sekarang.
"Bu! Ini tuh bukan gaya aku dan aku gak mau pakai baju kaya gini!" protes Amel menatap dirinya yang jadi terlihat tomboi.
"Kamu itu memang udah terbiasa hidup mewah dengan pakaian yang harganya mahal. Tapi beginilah kehidupan keluarga kamu yang sesungguhnya. Jadi, kamu harus terbiasa dengan pakaian sederhana seperti ini."
Amel diam tidak mau menanggapi apapun. Dia juga tidak bermaksud untuk menyakiti hati Ibu Sagita hanya karena tidak dibelikan pakaian mahal. Dia hanya bilang kalau gaya pakaian Eva yang tomboi itu tidak sesuai dengan gayanya. Itu saja. Tapi Ibu Sagita malah salah paham pada perkataannya.
"Lagi pula untuk apa kamu mendandaninya seperti Eva?" kata Bapak Kosim saat melihat itu dari balik pintu kamar Eva.
Bicara soal benar tidaknya Amel anak kandung Ibu Sagita dan Bapak Kosim. Amel, Ibu Sagita ataupun Bapak Kosim sekalipun belum sepenuhnya yakin kalau Amel itu anak Ibu Sagita dan Bapak Kosim. Akan tetapi mereka harus bisa menerima kenyataan jika memang itu adalah kebenarannya.
"Baik. Kalau gitu besok kita belanja sesuai dengan gaya kamu dan juga uang yang Ibu punya."
Setelah mengatakan itu, Ibu Sagita pergi meninggalkan Amel sendiri. Karena Bapak Kosim pun pergi.
Amel sedih karena ingat obrolannya dengan Mama Iren, Andini dan Keynan saat mereka semua pulang belanja untuk pertunangan Andini. Di mana dia mengatakan kalau Mama Iren memilihkan gaun yang pas dan sesuai dengan pilihannya. Mama Iren dan Andini bahagia. Lalu setelah itu Amel mengatakan kalau nanti saat dia menikah, dia akan merancang gaun pertunangan dan pernikahannya sendiri mengingat dia kuliah di jurusan fation designer.
KAMU SEDANG MEMBACA
CINTA MACAM APA INI? (Tahap Revisi)
FanfictionFollow dulu sebelum baca. Cinta macam apa ini? Mereka menikah dengan paksaan dan penuh ancaman, untuk menyelamatkan hubungan lain. Tapi apa yang terjadi setelah pernikahan berlangsung? Masalah lain muncul hingga semuanya semakin rumit. Sementara hub...