Mama Iren, Ayah Edi dan Keynan menyantap sarapan pagi yang disiapkan oleh ART senior Bi Astri atau yang biasa disebut Bi Aci. Biasanya Mama Iren selalu ikut terlibat biarpun cuman menghidangkannya di meja makan. Tapi kali ini semuanya murni pekerjaan Bi Aci.
Mama Iren terlalu tertekan menghadapi kenyataan yang menimpa anak-anaknya. Kenyataan mengenai si bungsu Amel yang dinyatakan anak orang lain dan kenyataan mengenai Andra yang menikah dengan Eva secara mendadak. Tentu saja itu menyimpan tanda tanya besar di hati seluruh keluarga mengingat sebelumnya mereka selalu bertengkar. Lalu bagaimana dengan Vanya yang rencananya akan dinikahi Andra setelah pernikahan Andini? Kemudian Keynan juga rencananya akan menikahi Eva tapi kenyataannya lain.
Keynan yang sudah rapi dengan stelan kantor menyantap sarapan dengan malas. Mama Iren memperhatikan dia yang mendadak menjadi pendiam setelah tahu Andra menikahi gadis yang dicintainya. Ya ... semuanya sudah tahu perasaan Keynan pada Eva begitu pula dengan Andra. Tapi nyatanya Andra menikahi Eva tanpa bilang pada Keynan dan keluarga.
"Aku berangkat ke kantor sekarang."
Keynan hanya mengatakan itu setelah selesai sarapan yang sebenarnya cuman beberapa suap nasi goreng. Lalu mengambil tas kerjanya dan pergi meninggalkan rumah tanpa peduli pada empat mata yang menatapnya.
"Keynan juga marah sama keadaan. Marah karena kakak tirinya menikahi wanita yang dicintainya."
"Dari awal kita udah sepakat untuk gak terlalu mencampuri urusan asmara anak-anak," kata Ayah Edi berusaha menenangkan Mama Iren yang terlihat sangat tertekan atas kejadian kemarin.
"Tapi Andra membuat semuanya rumit. Andra sudah menyakiti hati kita sebagai orang tua. Menyakiti hati Keynan dan entah bagaimana tanggapan keluarganya Vanya setelah semua ini?"
Kali ini Ayah Edi tidak bisa mengatakan apapun. Dia hanya bisa diam dan ikut sedih. Dia juga bingung harus bagaimana? Karena kenyataannya semua itu memang berawal dari Andra yang menikahi Eva. Tapi yang tidak mereka ketahui adalah Andra melakukan itu untuk melindungi hubungan Andini dengan Ali. Namun Andra tak menduga kenyataan mengenai Endy dan Amel membuat semuanya rumit.
Salah.
Bukan itu.
Lebih tepatnya adalah musuh orang tua Andini yang tidak lain adalah Pak Arman yang sedikit banyaknya merencanakan kehancuran keluarga ini. Lalu bagaimana jika Andini tahu kalau otak dibalik kekacauan ini adalah mertuanya sendiri?
***
Amel baru keluar dari kamarnya Eva. Yah, Amel memang meminta untuk tinggal di kamar Eva jika dia nanti terbukti anaknya Ibu Sagita dan Bapak Kosim. Ibu Sagita dan Bapak Kosim tidak mempermasalahkan itu mengingat Eva sudah menikah dengan laki-laki yang mereka pikir Eva cintai. Namun sebenarnya tidak.
"Udah siap?" tanya Ibu Sagita yang menunggu Amel dengan Bapak Kosim di luar kamar.
"Iya."
Rencananya mereka akan pergi ke rumah sakit untuk mengambil hasil tes DNA. Jika memang Amel adalah anak kandung mereka, mereka akan membawa Amel belanja seperti yang telah Ibu Sagita janjikan pada Amel kemarin malam.
Rasa tegang menyelimuti ketiganya ketika sudah ada di rumah sakit dan menerima hasil tes DNA. Hasilnya ternyata positif. Amel benar-benar anak kandung Ibu Sagita dan Bapak Kosim.
Mama Iren juga ada di rumah sakit yang sama. Karena Mama Iren yang mengusulkan untuk tes DNA lebih dulu pada Ibu Sagita dan Bapak Kosim setelah Endy mengatakan tidak percaya pada bukti Vidio yang dibawa Ibu Sagita dan Bapak Kosim. Lalu saat Endy diusir bersama Eva dan Andra, Bapak Kosim mengambil beberapa lembar rambut Endy untuk di tes dengan rambutnya Mama Iren. Sementara dia melakukan tes pada rambutnya dan Amel dengan izin Amel, tidak seperti Endy yang tidak tahu apapun.
Kini Amel, Ibu Sagita dan Bapak Kosim menangis. Tidak tahu harus berbuat apa. Lalu Ibu Sagita memeluk Amel yang sedang memikirkan kenangannya bersama keluarga Syah Reza. Ibu Sagita dan Bapak Kosim yang di samping mereka memikirkan Endy. Sementara Mama Iren hanya bisa menatap perih Amel yang sedang dalam pelukan Ibu Sagita dari kejauhan.
Setelah beberapa menit menangis Amel tidak sengaja melihat Mama Iren dan saat Amel hendak menghampiri Mama Iren, Ibu Sagita menghalanginya. Amel tidak bisa berbuat apapun. Dia nurut pada Ibu Sagita dan Bapak Kosim yang di sampingnya. Lagi pula Mama Iren sudah menghilang. Mungkin lari dan dengan keadaan menangis juga seperti dirinya.
"Udah. Jangan nangis lagi."
Kata itu dikatakan Bapak Kosim pada Amel dan Ibu Sagita sembari mengusap kepala keduanya. Lantas Ibu Sagita mengangguk dan menghapus air matanya.
"Iya. Ayo kita belanja seperti rencana kita kemarin?"
Amel mengangguk pasrah dengan keputusan orang tua kandungnya.
"Iya."
***
Di kantor Ayah Edi memasuki ruang kerja Keynan. Lantas Ayah Edi menghampiri Keynan yang termenung di kursinya sampai-sampai tidak menyadari kehadirannya.
"Keynan."
Keynan terperanjat dan menatap Ayah Edi.
"Kamu harusnya gak bersikap kaya gitu di rumah."
Mendengar itu Keynan merasa kesal. Dia beranjak dari tempat duduknya dan beralih ke sofa.
"Ayah pikir ini mudah? Enggak! Untuk pertama kalinya aku jatuh cinta dan menemukan perempuan yang aku pikir beda dari perempuan-perempuan yang aku temui sebelumnya. Tapi kenyataannya apa?! Dia menikah dengan kakak tiri aku sendiri."
Ayah Edi bisa melihat kalau Keynan benar-benar jatuh cinta pada Eva. Tapi kenyataannya sejak awal Ayah Edi memang tidak melihat cinta di mata Eva untuk Keynan. Hati Eva sulit untuk terbaca. Meski sebelumnya Ayah Edi berpikiran kalau Eva mencintai Andra setelah drama ganti rugi itu selesai. Makanya Eva selalu ada di sekitar keluarga ini. Nyatanya tidak. Justru malah sebaliknya, Ayah Edi melihat Andra mulai mencintai Eva sejak acara prewedding Andini dan Ali. Tapi Ayah Edi diam saja karena dia pikir semuanya akan baik-baik saja. Namun ternyata tidak semudah itu.
"Ayah mengerti."
"Jika saja Kak Andra bilang sejak awal soal perasaannya sama Eva. Aku gak akan marah. Aku akan ikhlas dan mungkin juga aku belum jatuh cinta sama Eva. Tapi ini ....?"
Keynan tidak dianggap melanjutkan kata-katanya. Ayah Edi mendekatinya dan mengusap punggungnya.
"Tapi Ayah gak mau kalau kamu sampai mengacuhkan Bunda kaya tadi. Gak pamit loh tadi."
Keynan mengerti ke arah mana Ayahnya bicara. Lantas Ayah Edi menjelaskan maksudnya agar Keynan tidak salah mengartikan dan menganggap Mama Iren lebih penting darinya.
"Maksud Ayah--"
"Aku ngerti, Ayah. Tapi aku gak bermaksud mengacuhkan Bunda. Aku cuman belum menerima pernikahan Eva dan Kak Andra. Aku--"
"Kalau gitu, seperti apapun suasana hati kamu. Kamu gak boleh sampai lupa pamitan kaya tadi."
"Iya."
Jangan lupa vote dan komen 😊
KAMU SEDANG MEMBACA
CINTA MACAM APA INI? (Tahap Revisi)
FanfictionFollow dulu sebelum baca. Cinta macam apa ini? Mereka menikah dengan paksaan dan penuh ancaman, untuk menyelamatkan hubungan lain. Tapi apa yang terjadi setelah pernikahan berlangsung? Masalah lain muncul hingga semuanya semakin rumit. Sementara hub...