TUJUH BELAS: Pesta

223 27 1
                                    

Tibalah di pesta Mama Iren dan Ayah Edi sekaligus pesta penyambutan Keynan dalam keluarga.

Acara yang dipersiapkan Andini dan Amel ini terlihat mewah meski persiapannya cukup singkat. Andini, Amel, Andra dan Keynan sudah berbaris rapi menyambut para tamu. Eva dan Vanya pun turut hadir di antara mereka.

"Eh! Katanya pesta ini untuk Pak Edi dan Bu Iren. Tapi ko mereka gak ada sih?"

"Iya. Di mana mereka?"

Para tamu undangan bertanya-tanya soal Ayah Edi dan Mama Iren. Tidak lama kemudian, dua orang yang dinanti-nanti datang ke rumah dengan kening menggerut.

"Ini pesta apaan?"

"Ini pesta untuk Mama dan Ayah."

Mendengar perkataan Amel, Mama Iren dan Ayah Edi semakin menggerut kening. "Untuk Ayah dan Mama?" tanya Ayah Edi memastikan kalau dia tidak salah dengar.

"Iya. Biar para pegawai di kantor Papa dan Andra tahu soal pernikahan kalian," jelas Andini dengan senyum.

"Ini bagus dan Ayah suka."

Melihat Ayah Edi senang, Mama Iren pun tersenyum. Andini, Andra, Amel, Keynan, Eva, Vanya dan lainnya ikut tersenyum.

"Kalau gitu. Mama sama Ayah mau ganti baju dulu," kata Mama Iren menunjuk ke lantai atas.

"Tapi jangan lama-lama."

"Iya."

Mama Iren dan Ayah Edi menunjuk ke arah kamarnya yang ada di lantai atas. Sementara Andra, Andini, Amel, Keynan, Eva dan Vanya menyambut para tamu.

***

Setelah ganti baju, Mama Iren dan Ayah Edi gabung di pesta. Mereka diberi ucapan selamat oleh para pegawai serta rekan bisnis Ayah Edi dan Andra. Sementara Andini yang sedang berkumpul dengan Andra, Amel, Keynan, Eva dan Vanya menyuruh salah satu dari mereka nyanyi atau dance. Tapi tidak ada yang mau.

"Ayolah, Ndra! Nyanyi!"

"Aku gak bisa, Kak!"

Ali datang ke pesta dan pandangan matanya bertemu dengan Eva yang terlihat cantik dengan gaun warna hitam yang dipilihkan Vanya dari butik sebelum datang ke pesta. Karena Vanya diminta Andra mengurus Eva agar tidak mempermalukan dirinya di pesta. Lantas Andra yang melihat itu langsung ke panggung dengan menatap Eva dan Ali tajam. Sementara Andini, Amel, Keynan, Vanya dan yang lainnya berpikir kalau Andra akan bernyanyi. Tapi ternyata tidak.

"Saya beserta kakak dan adik saya mengadakan pesta ini untuk kebahagiaan Mama dan Ayah kami. Tapi selain itu ... kami juga mau memberitahukan hal lain pada kalian."

Mama Iren, Ayah Edi, Andini, Amel, Keynan, Eva, Vanya, Ali dan yang lainnya bertanya-tanya. Apa yang ingin Andra bicarakan pada semua orang?

Andra turun dari panggung dengan senyum. Dia melangkah maju mendekati Eva dan Ali. Beberapa orang berpikir kalau Andra akan memperkenalkan Eva sebagai calon istrinya. Karena Andra saling tatap dengan Eva. Tapi ternyata tidak. Andra malah menarik tangan Ali untuk menaiki panggung.

"Mah, seperti yang Andra bilang waktu itu. Setelah Mama pulang dari Turki, Andra bakalan dapatin calon kakak ipar dan Ali adalah orangnya," katanya dengan senyum.

Semua orang terkejut. Tapi Mama Iren, Ayah Edi, Keynan, Amel dan Vanya bahagia. Namun Eva sedih. Sementara Ali dan Andini tidak mengerti maksud Andra apa?

"Ndra! Kamu apa-apaan sih?!" protes Andini melotot.

"Aku cuman ngelakuin hal yang seharusnya aku lakukan. Lagian yang aku lihat Ali cinta sama kakak dan kakak juga."

"Tapi Ali itu punya pacar. Bahkan tunangan."

"Siapa?"

"Eva."

Kali ini semua orang menatap Eva, termasuk Keynan. "Kamu sudah tunangan, Eva?" tanya Keynan dengan kening menggerut.

"Aku sama Eva gak ada hubungan apa-apa," kata Ali menggeleng kepalanya.

"Tapi kata Enyak Ida, Eva sudah tunangan sama kamu," kata Andini menjelaskan apa yang dia dengar dari mulut Enyak Ida. "Mama masih ingat 'kan Mah sama Eva, yang waktu itu ngajar anak-anak di panti asuhan? Nah Ali adalah laki-laki yang ngobrol sama Eva, yang kata Enyak Ida tunangan Eva itu."

Mama Iren mengangguk pelan. Lantas Andini, Andra, Amel, Keynan dan Vanya terlihat kecewa. Sementara Ali hendak menjelaskan. Namun Eva terlebih dulu menjelaskan semuanya.

"Kak Andini! Seperti yang sudah aku jelaskan sama kakak waktu itu. Aku sama Kang Ali cuman teman, gak lebih. Ya ... kita emang hampir tunangan. Tapi gak jadi. Karena itu bukan mau kita. Itu mau orang tua kita dan kita sudah membatalkan semuanya."

Mendengar penjelasan Eva, Andra jadi merasa bersalah pada Eva karena sudah berniat tidak baik pada Eva. Dia mengangguk dan menatap Andini dengan senyum. Lalu menatap Ali yang masih disampingnya. "Terus sekarang gimana, Ali? Kamu mau 'kan jadi kakak ipar saya?" tanyanya.

Ali menatap Andini yang hanya diam di samping Amel dan Keynan. "Justru itulah yang sedang aku tunggu. Kakak kamu mau jadi istri aku atau tidak?" kata Ali dengan senyum.

Amel menyenggol lengan Andini. Lantas Andini pun menatap Ali dengan senyum.

"Sepertinya, tanpa bilang apapun. Kita semua udah tahu jawaban Kak Andini apa?" kata Amel menggoda Andini.

Semuanya terlihat bahagia melihat Ali menghampiri Andini. Namun senyum Eva palsu. Itu hanya untuk menutupi rasa sedihnya saat tahu Ali dan Andini saling mencintai. Tapi Eva akan berusaha untuk merelakan Ali. Karena dia sadar kebahagiaan Ali bukan ada pada dirinya.

"Terus Andra, kamu gak mau gitu ngasih tahu Mama siapa calon istri kamu?"

Pertanyaan Mama Iren membuat Andra terkejut. Tapi saat dia mau bicara, Andini mendahuluinya. "Andra masih bingung kayanya, Mah. Milih Eva atau Vanya?" kata Andini dengan senyum.

Eva, Andra, Vanya dan yang lainnya terkejut.

"Ko Kak Eva? Kak Andra tuh gak mungkinlah suka sama cewek macam Kak Eva! Lagian mereka itu 'kan saling benci?!" kata Amel menatap Eva sinis.

"Kenapa enggak? Cinta sama benci itu bedanya tipis. Jadi, bisa aja 'kan?"

Andra menatap Andini dan Amel bergantian. "Kak! Aku punya pilihan aku sendiri dan itu adalah Vanya. Tapi aku mau kakak yang nikah duluan," katanya.

Andini, Amel, Vanya dan yang lainnya terkejut. Tapi mereka semuanya bahagia. Terkecuali Eva yang sedih karena Ali. Keynan yang melihat itu tersenyum.

"Ayo mainkan musiknya! Kita meriahkan acara ini dengan berdansa!"

Keynan mengajak Eva dansa. Amel meminta Mama Iren dan Ayah Edi untuk dansa. Sementara Andra meminta Andini untuk dansa dengan Ali.

"Kamu juga dansa dong Andra sama Vanya," pinta Andini yang sedang dansa dengan Ali.

"Iya, Kak. Masa kakak kalah sama Kak Keynan dan Kak Eva. Padahal mereka baru ketemu kemarin."

Amel menatap Keynan dan Eva sinis. Andra dan yang lainnya pun ikut menatap Keynan dan Eva.

Jangan lupa vote dan komen 😊

CINTA MACAM APA INI? (Tahap Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang