EMPAT PULUH SATU: Curiga

182 28 1
                                    

Maaf ya baru update dan lagi-lagi updatenya malam 🙏 Sibuk sih 😄🤭

Yuuu langsung baca aja. Tapi jangan lupa vote dan komen di bawah

Eva sampai di rumah Syah Reza tepat saat Endy juga pulang. Eva hanya melihat Endy yang berjalan masuk rumah dengan menunduk.

"Endy!"

Endy menoleh ke asal suara. Di mana Mama Iren sedang duduk di atas sofa dan menatap Endy dengan senyum.

"Gimana mobilnya suka 'kan?"

Pertanyaan Mama Iren tidak dijawab. Endy malah menghampiri Mama Iren dan mengembalikan kunci mobil yang dibelikan Andra untuk Amel itu. "Aku gak bisa pakai mobil ini," katanya.

"Kenapa?"

"Karena itu bukan hak aku."

"Kalau gitu. Besok Mama belikan mobil baru buat kamu."

"Terserah."

Endy langsung pergi begitu saja menuju kamarnya. Sementara Mama Iren yang merasa kecewa dengan sikap Endy menatap Eva. Eva hanya menunduk, tidak tahu harus bersikap bagaimana dihadapan Mama Iren mengingat Mama Iren cukup kecewa dengan pernikahannya dan Andra.

Mama Iren pergi menuju kamarnya dan Eva melangkah mengikuti Endy menuju kamar Endy.

"Endy."

Endy menatap Eva saat Eva menghampirinya. Lalu mereka duduk di atas ranjangnya.

"Lo baik-baik aja 'kan?"

"Iya, Kak."

Endy menatap Eva yang matanya terlihat sembab. Endy menebak kalau Eva habis nangis. "Lo sendiri diapain lagi sama dia (Andra)?!" tanyanya.

"Gak diapa-apain."

"Gak usah bohong sama gue! Gue tahu kapan Lo bohong dan kapan Lo gak bohong!"

"Gue minta dia buat mengakhiri kegilaan ini."

"Terus?"

Eva menghela nafas berat. Lalu Eva mengusap pundak Endy pelan.

"Gue bakalan pergi dari sini."

"Lo mau pulang?"

"Iya."

"Tapi Ibu sama Bapak masih marah sama kita."

"Kemarahan orang tua pada anak-anaknya itu gak akan lama. Jadi, Lo jangan mengkhawatirkan gue."

***

Tadi Amel melakukan penyelidikan dengan Endy. Penyelidikan tentang apa yang dibicarakan Ibu Sagita dan Pak Arman saat di restoran. Mereka menemui Pak Arman di sorum dan mereka bertanya secara langsung. Namun begini jawaban Pak Arman.

"Saya hanya menawarkan rumah saya pada Ibu Sagita. Karena saya pikir sebelum menawarkan rumah pada orang lain, lebih baik saya tawarkan rumah saya pada kenalan saya. Tapi Ibu Sagita tidak mau dengan alasan tidak punya uang banyak. Padahal saya sudah memberi keringanan, jika dia mau rumah saya dia bisa mencicilnya."

Endy langsung percaya dengan itu. Makanya langsung pulang ke rumah Syah Reza. Sementara Amel? Tentu saja Amel tidak percaya karena dia melihat langsung bagaimana reaksi Ibu Sagita saat bicara dengan Pak Arman.

Kini Amel pulang ke rumah dan dia melihat Ibu Sagita yang lagi-lagi sedang melamun.

"Amel? Kamu udah pulang, Nak?" tanya Bapak Kosim yang sedang menonton TV di samping Ibu Sagita.

"Iya, Pak."

"Kalau gitu. Kamu mandi dulu setelah itu kita makan malam."

Amel hanya mengangguk pelan dan melangkah ke kamarnya. Ibu Sagita menatap kepergiannya tanpa mengatakan apapun.

"Apa yang sedang Ibu pikirkan?"

"Tidak ada."

"Kita hidup bersama sudah 23 tahun dan aku tahu kamu menyembunyikan sesuatu dariku."

Ibu Sagita tidak mengatakan apapun. Dia langsung beranjak dari tempat duduknya dan menyajikan makanan yang dibuatnya tadi untuk makan malam.

Tidak lama kemudian Amel datang dan sudah mengganti baju dengan baju tidur warna pink.

"Ayo makan, Mel."

"Iya."

Amel makan sembari menatap Ibu Sagita. Curiga ada kebohongan dari penjelasan Pak Arman tadi. Karena jika Pak Arman hanya menawarkan rumah. Mana mungkin Ibu Sagita sampai banyak melamun seperti ini? Bapak Kosim pun juga merasa ada hal besar yang disembunyikan oleh Ibu Sagita.

***

Eva keluar dari kamar Andra dengan menyeret koper. Tentu saja hal itu membuat Andra yang baru sampai rumah terkejut.

"Kamu mau ke mana?"

"Pulang ke rumah orang tua gue."

"Kenapa?"

Andra menggerut kening. Lantas Eva menatapnya tajam. "Karena Lo bohong 'kan sama gue?!" tanyanya.

"Bohong?"

"Dari kemarin malam gue mikir. Orang yang udah nyentuh gue sebelum menikahi gue, gak mungkin nyuruh gue buat tidur di kamar adiknya."

Ya, setelah pulang dari Bandung. Semalam Andra menyuruh Eva tidur di kamar Amel. Kamar yang bersebelahan dengan kamarnya. Lalu Andra mengingatkan Eva agar tidak ada yang tahu soal itu. Termasuk Keynan yang tidur di kamar sebelah Amel dan Endy yang tidur di sebelah kamar Keynan.

"Itu karena--"

"Lo gak usah banyak alasan! Jadi, biarin gue pergi! Biar gak ada orang yang sakit hati lagi! Karena gue udah cukup merasa bersalah dengan kepergian Vanya!"

Eva melangkah pergi dan Andra menahan tangan Eva.

"Apa lagi?!"

"Saya tidak akan nahan kamu. Setidaknya tunggu sampai Kak Andini pulang. Biar saya gak kesusahan untuk menjelaskan kepergian kamu sama Kak Andini."

"Biar Lo bisa nuduh gue mau merusak hubungan Kak Andini dan Kang Ali lagi?! Enggak! Gue gak mau!" kata Eva melepaskan tangan Andra kasar.

"Maksud saya ... setidaknya sampai besok. Lagian ini sudah malam. Endy bakalan marah sama saya kalau tahu kamu pulang seperti ini."

Eva hanya menatap Andra yang berusaha menahannya agar tidak pergi dari rumah Syah Reza.

Tanpa Andra dan Eva sadari. Ada sepasang mata mengawasi mereka dan itu adalah Keynan.

Sebenarnya Keynan tidak bermaksud untuk mengawasi mereka. Keynan yang pulang beberapa menit sebelum Andra itu tidak sengaja mendengar obrolan Andra dan Eva tepat saat dia hendak masuk kamar. Lalu Keynan masuk kamar dan mendengarkan dari balik pintu.

Keynan sangat terkejut mendengar perkataan Eva. "Kemarin malam gue mikir. Orang yang udah nyentuh gue sebelum menikahi gue, gak mungkin nyuruh gue buat tidur di kamar adiknya."

"Jadi ... alasan mereka menikah itu karena Eva dijebak?" tanya Keynan pada dirinya sendiri.

"Biar Lo bisa nuduh gue mau merusak hubungan Kak Andini dan Kang Ali lagi?!"

"Eva dituduh mau merusak hubungan Kak Andini dan Kak Ali?"

Dari awal Keynan sudah curiga ada yang tidak beres dengan pernikahan Eva dan Andra. Ternyata kecurigaannya memang benar. Eva dan Andra menikah bukan karena cinta, melainkan karena Andra menjebak Eva. Tapi ... hal yang tidak Keynan mengerti adalah Andra yang dianggapnya cerdas bisa seceroboh itu, hingga tidak bisa membedakan mana yang benar dan mana yang salah. Tentu saja soal tuduhan Andra mengenai Eva yang mau merebut Ali dari Andini.

Keynan percaya. Eva tidak mungkin mau merebut Ali dari Andini. Karena jika itu tujuan Eva, harusnya Eva melakukan itu sejak lama mengingat Eva dan Ali cukup dekat. Tapi hal itu tidak Eva lakukan. Bahkan Eva berusaha untuk jauh dari keluarga ini saat dia memaksa Eva ada di antara keluarganya. Untuk apa? Tentu saja untuk menghindari Ali yang akan menjadi bagian dari keluarga ini.

CINTA MACAM APA INI? (Tahap Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang