LIMA PULUH TUJUH: Serius

131 26 3
                                    

Selamat istirahat dan makan siang teman-temannn

Pengennya tahun 2021 judul ini sudah tamat tapi masih ada beberapa konflik yang belum selesai. Jadi, pantengin aja soalnya kemungkinan gak akan lama lagi tamat 😄

Andra datang ke kantor cukup pagi mengingat beberapa hari ini dia tidak ke kantor. Selain itu Andra ingin meminta solusi dari sahabatnya yang menjabat sebagai asisten pribadinya, yakni Davi.

"Jadi, sekarang Lo beneran cinta sama cewek yang waktu itu Lo ceritain di telepon? Tapi Lo gak tahu gimana caranya meyakinkan dia kalau Lo itu beneran cinta sama dia?" tanya Davi menyimpulkan inti pembicaraan mereka.

"Iya."

"Lagian Lo kejam banget sih sama dia. Jadinya kan susah meyakinkan dia?!"

"Gue cerita bukan buat dimarah-marahi kaya gini ya? Gue minta solusi dari Lo!"

Davi menghela nafas kemudian meneguk kopi yang dia minta pada Office Boy tadi. Setelah meneguk kopi Davi menepuk pundak Andra. "Gini, Ndra. Coba Lo tuh luluhin hatinya pake bunga ke?" kata Davi memberi solusi.

"Kan waktu itu udah."

"Ajak shopping."

Andra ingat saat ke butik bersama keluarganya, di mana Eva ikut. Namun Eva tidak begitu antusias seperti perempuan pada umumnya.

"Dia bukan orang yang gila shopping!"

"Seriusan Lo? Hari gini mana ada cewek yang kaya gitu?!" tanya Davi tidak percaya.

"Iya!"

"Atau enggak gini deh. Lo pepetin keluarganya, lakuin apa yang dia dan keluarganya lakuin. Anggap aja itu sebagai salah satu bukti perasaan Lo sama dia."

Andra mengangguk pelan.

"Ya udah, ini udah jam kantor dan sebaiknya gue keluar biar Lo bisa kerja dengan baik."

Davi beranjak dari tempat duduknya dan keluar dari ruangan Andra.

***

Semalam Andini tidak pulang ke rumahnya, dia malah menangis di makam orang tuanya hingga ketiduran dan kini penjaga makam terkejut melihat Andini di sana dengan menggigil.

"Mbak! Bangun!"

Setelah beberapa kali dibangunkan akhirnya Andini bangun dan menatap ke sekitar.

"Mbak gak apa-apa 'kan?"

Andini menggeleng kepalanya yang terasa berat.

"Gak apa-apa."

"Mbak di sini semalaman?"

Andini malah tersenyum miris, "Saya ketiduran Pak. Makasih Bapak udah bangunkan saya," kata Andini pergi dengan langkah yang tidak terkendali karena masih ngantuk ditambah kepalanya sakit.

Andini tidak mau pulang setelah tahu kebenaran mengenai Papa mertuanya tapi Andini juga tidak mau ke rumah Syah Reza mengingat rumah itu masih berduka atas kematian Keynan. Jika dia ke sana dia hanya akan menambah beban keluarganya, apa lagi saat tahu kalau musuh orang tuanya yang telah menghancurkan kehidupan mereka semua adalah Papa mertuanya.

Jauh dari lubuk hatinya Andini merasa bersalah pada semua orang dan dia tidak tahu harus melakukan apa? Lalu soal Ali? Dia mencintai Ali tapi dia takut jika Ali terlibat dalam kejahatan mertuanya? Kemudian apa dia akan sanggup melanjutkan hidup bersama anak dari orang yang sudah menghancurkan kehidupan keluarganya? Itu semua yang Andini pikirkan semalaman. 

***

Waktu cukup siang dan Andra datang ke jongko milik Ibu Sagita dan Bapak Kosim dengan penampilan terlihat lebih sederhana. Lantas Eva, Ibu Sagita dan Bapak Kosim yang melihatnya terkejut.

CINTA MACAM APA INI? (Tahap Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang