DUA PULUH TUJUH: Pernikahan

253 36 6
                                    

Hai ... hai ... hai ... pada kangen gak sama cerita aku? Semoga ada yang kangen ya? 🤭

Selamat membaca kembali 😊


Suara klakson mobil dari luar rumah membuat Eva yang sedang merias diri di kamar tersenyum. Lantas dia meraih tas pesta warna putih. Setelah itu dia keluar rumah dan terkejut ketika sadar yang menjemputnya itu Andra, bukan Keynan.

Tanpa bicara apapun Andra menarik Eva agar masuk ke mobil. Eva nurut, tidak mengatakan apapun.

Andra tidak membawa Eva ke rumahnya yang menjadi tempat acara pernikahan Andini dan Ali, melainkan membawa Eva ke sebuah mesjid.

"Acaranya dipindahkan ke sini?"

Pertanyaan Eva tidak dijawab oleh Andra. Andra malah turun dari mobil dan membukakan pintu untuk Eva. Meski merasa aneh dengan sikap Andra, Eva tetap keluar dari mobil Andra dan menatap sekelilingnya.

"Di mana yang lain?"

Kali ini Eva menatap Andra. Sementara Andra menatap mesjid yang ada di depannya. "Kak Andini dan Ali akan menikah di rumah sesuai dengan rencana," katanya.

"Terus kenapa Lo bawa gue ke sini kalau acaranya gak di sini?!"

Eva menatap Andra sinis. Bahkan Eva hendak pergi. Tapi Andra menahan tangan Eva. Eva pun kembali menatap Andra dengan tajam dan meminta penjelasan kenapa Andra membawanya ke tempat ini, bukan ke tempat acara?

"Karena di sinilah kita akan menikah."

Eva terkejut dengan pernyataan dari Andra

***

Rumah Syah Reza telah di dekorasi dengan sangat indah hingga tempat acara terlihat seperti pernikahan yang ada di negri dongeng. Lebih mewah dan meriah dari acara pernikahan Mama Iren dan Ayah Edi waktu itu. Tadinya pihak keluarga merencanakan pernikahan ini di gedung. Tapi Andini menolak dan meminta pernikahannya dilakukan di rumah seperti pernikahan Mama Iren dan Ayah Edi.

Kini Andini yang telah siap di depan penghulu dengan ditemani pihak keluarga mencari keberadaan Andra.

"Ada apa, Kak?"

"Aku cuman nyari Andra."

"O iya tadi pagi dia keluar bawa mobil. Mama pikir mau jemput Vanya?" kata Mama Iren sambil menatap Vanya.

Seluruh keluarga menatap Vanya.

"Tapi aku ke sini sama supir aku."

Mama Iren mencoba menenangkan semua orang, terutama Andini. "Mungkin Andra ada kerjaan sebentar dan dia gak bilang karena dia takut semua orang khawatir," katanya.

"Iya. Jadi, ayo mulai saja acaranya."

Semua orang setuju dengan perkataan Ayah Edi untuk memulai acara. Sementara Andini masih berharap Andra bisa hadir di pernikahannya.

"Aku mau Andra ada di pernikahan aku."

"Tapi maaf saya tidak bisa menunggu lama karena saya harus ke tempat lain."

CINTA MACAM APA INI? (Tahap Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang