Gibran duduk di bangku yang ada di sudut kamar Tasya. Tadi Tasya izin mandi di kamar Calista, katanya gerah abis latihan.
Jadi lah Gibran di tinggal sendiri di kamar Tasya. Mata Gibran meneliti setiap sudut kamar ini, kamarnya tidak terlalu besar dan sedikit berantakan. Sepertinya gadis itu semalaman tidak tidur, itu terbukti dari laptop yang sepertinya baru saja di colokan ke kabel pengisi daya.
Gibran bangun dari duduknya, ia sedikit berjalan ke pojok kamar dekat pintu balkon dimana ada meja rias yang cukup mewah.
Gibran diam di depan meja, meneliti peralatan kecantikan milik mentornya, tidak terlalu banyak, dan wajar lah untuk ukuran gadis seusia Tasya.
Saat ia ingin berjalan kembali tidak sengaja ujung jaket yang ia kenakan menyenggol salah satu lipstik milik Tasya.
Gibran berjongkok untuk memunguti tutup dan badan sih lipstik yang terpisah. Gibran melongo melihat isi dari lipstik itu, untuk apa Tasya menyimpan benda ini. Saat Gibran ingin lebih meneliti benda di dalam lipstik itu, terdengar suara pintu tertutup yang sepertinya berasal dari kamar sebelah.
Dengan cepat Gibran langsung menaru lipstik tadi dan berjalan menjauhi meja rias Tasya sebelum sang pemilik datang dan melihat semuanya.
"Bran, maaf lama." Gibran menoleh ke depan pintu yang terbuka lebar di mana ada Tasya yang baru saja selesai mandi.
"Gapapa." jawab Gibran singkat.
Tasya dengan segala kemaluannya berjalan ke tempat tidur miliknya dan merapihkan spray dan juga antek-anteknya yang ada di atas kasur.
Gibran hanya diam memperhatikan Tasya melakukan kegitannya. Sampai pada saat semua selesai, Tasya mengeluarkan meja lipat berwarna hitam yang sebelumnya berada di kolong tempat tidur.
KAMU SEDANG MEMBACA
TASYA (Terbit)
Teen FictionSeries # 2 MauNinda Series #2 *** Aku adalah Tasya sih cantik dengan segudang prestasi. Tapi aku bukan Tasya jika kamu mengganggu ketenanganku terlebih keluargaku. Aku bukan Tasya jika kamu mengabaikan laranganku. Aku bukan Tasya jika kamu menyentuh...