Pukul satu siang Tasya baru selesai latihan, dua sabuk yang tersisa pun sudah ia berikan pada yang pantas. Latihan kali ini hanya ada tiga puluh orang yang hadir, sisanya absen karena memiliki kesibukan sendiri.
Semua muridnya sedang duduk dengan kaki yang di luruskan, gunanya agar otot-otot yang ada tidak kaku saat di gerakan
Tasya di depan sana sedang duduk di temani dengan Gara dan Dewa sebagai murid yang naik tingkat.
"Kalian laper ga?!" Tasya bertanya pada semua muridnya yang sedang duduk.
"Laper kak!" Seruh semuanya.
Tasya terkekeh, tiga jam latihan membuat mereka termaksud dirinya lapar.
"Mau nasi padang apa ayam geprek?" semua melongo mendengar ucapan Tasya.
"Kakak mau beliin?" tanya salah satu siswa dengan hati-hati.
Tasya mengangguk mantap,"Udah cepetan mau apa?"
"Seterah kakak aja deh."
"Loh, kan kalian yang mau makan masa terserah saya sih?"
"Geprek aja udah ka, anak jaman sekarang kan sukanya yang pedes-pedes kek ucapan netijen."Putus Dewa.
Tasya mengangguk, ia melirik lapangan basket yang mana ada beberapa siswa dengan seragam basketnya.
"Coba Ga lo tanya anak basket ada berapa, sekalian beliin." Raga mengagguk ia bangkit dan berjalan ke lapangan basket yang di isi oleh beberapa anak basket.
"Misi kak Restu,"
Restu menoleh menatap heran lelaki dengan pakaian khas silat ini yang merupakan adik kelasnya.
"Iya kanapa?"
"Itu, kata kak Tasya anak basket ada berapa orang?"
"Mau apa?" Tanya Restu.
"Mau sekalian di beliin makan sama kak Tasya kak.".
Restu manggut-manggut, ia melirik beberapa tamannya yang memang hanya ada dirinya dan gengnya saja selebihnya memilih berlatih di lapangan lain.
"Cuma berempat." Jawabnya
Raga mengangguk dan izin kembali ke tempat Tasya berada.
Gibran datang dengan bola basket di tangannya,"Kenapa?"
"Tasya mau beliin kita makan."
🔪🔪🔪
Hampir setengah jam menunggu akhirnya makanan datang. Tasya sebagai donatur hanya diam dan tersenyum bahagia melihat muridnya senang. Ia melirik empat lelaki berbaju basket datang menghampirinya dengan kotak makanan di tangan mereka.
"Tas, ikut makan bareng ya." Izin Jupiter.
Tasya tersenyum dan mengangguk. Mereka semua makan dengan nikmat tapi entah mengapa Tasya merasa jika dirinya sedang di perhatikan.
"Btw makasih ya Tas," ucap Restu.
"Sama-sama." Jawab Tasya. Ia tidak makan ia hanya minun jus wortel yang ia pesan melalui gofood.
Semua terlihat senang dengan makanan yang ada di depan mereka tidak lupa Tasya juga membelikannya minuman.
Ponsel yang Tasya letakan di sampingnya berbunyi, ia menoleh dan rupanya adiknya yang menelepon.
KAMU SEDANG MEMBACA
TASYA (Terbit)
Teen FictionSeries # 2 MauNinda Series #2 *** Aku adalah Tasya sih cantik dengan segudang prestasi. Tapi aku bukan Tasya jika kamu mengganggu ketenanganku terlebih keluargaku. Aku bukan Tasya jika kamu mengabaikan laranganku. Aku bukan Tasya jika kamu menyentuh...