TASYA || 41

6.2K 315 16
                                    

Kalo banyak typo maklumin ya, kalo bisa komen dan kasih tau. ok?

Happy Reading.

***

Naya belum menyadari jika sejak tadi ia berjalan seorang diri karena sibuk dengan ponselnya. Sampai di parkiran gadis itu langsung di suguhkan dengan empat lelaki tampan yang salah satunya adalah pacarnya.

Naya menghampiri Restu yang sedang duduk di atas motor besarnya dengan sebatang benda bernikotin di sela-sela jemarinya.

Restu buru-buru membuang puntung rokok itu saat Jupiter memberikan kode padanya. Naya tidak melarang ia merokok, hanya saja Naya memberikan syarat untuk tidak merokok di depannya.

Asapnya menggangung pernafasan Naya.

"Pulang?" tanya Restu saat matanya sudah mengangkap wajah imut Naya. Naya mengangguk dengan senyum.

Gibran yang duduk di atas motornya yang terparkir di samping Restu,  celingak-celinguk mencari seseorang yang belum terlihat di matanya.

"Tasya mana?" semua menoleh terutama Naya.

Naya melotot dan ikut celingak-celinguk mencari Tasya. Perasaan tadi ada di belakang fikirnya.

"Tadi di belakang gue, kok?!"  ucap Naya.

"Terus kemana Tasyanya sekarang?!" tegas Gibran.

Naya menggeleng tidak tau. Ia sungguh tidak menyadari jika Tasya hilang dari jangkauannya. Seingatnya tadi Tasya benar-benar ada di belakangnya.

Tapi sekarang dimana?

Tidak bersuara lagi. Gibran langsung pergi memasuki area sekolah lagi di susul Jupiter dan Valen di belakangnya.

Naya dan Restu tidak tinggal diam, mereka berdua juga ikut mengejar rombongan Gibran yang pergi masuk kedalam sekolah.

Gibran berlari mengitari koridor, mencari kesana kemari dengan perasaan hati yang tidak karuan. Ia takut terjadi sesuatu pada Tasya.

Ia takut Tasyanya kenapa-napa.

"Gimana?" Restu bertanya.

Jupiter dan Valen kompak menggeleng.

"Ruang mana lagi yang belum ke lacak?" semua diam. Otak mereka sedang berjelajah mencari tau apakah ada tempat yang terlewatkan atau tidak.

Naya mondar mandir dengan gumaan tidak jelasnya, otaknya seperti roda ban motor yang sedang berputar dengan cepat.

"Hm... Gudang!" tiba-tiba pikiran tentang gudang muncul, di mana gudang adalah tempat yang gelap dan kemungkinan besar Tasya ada di sana.

"Gudang!" seru semua. Mereka berlima berlari dengan terbirit ke ujung bangunan yang merupakan gudang sekolah.

Gerak kaki mereka berhenti kala mendengar suara ngaungan kucing cukup nyaring, tapi saat Valen berusaha menjari ia tidak dapat menemukan wujud kucingnya.

Mereka mengikuti suara kucing yang semakin lama semakin menguat. Dan suara itu rupanya dari depan pintu gudang.

Restu berjongkok mengambil benda yang merupakan sumber suara ngaungan kucing itu. Spiker box. Memberikan nya pada Gibran dan detik itu juga Gibran melempar benda itu jauh-jauh hingga terbelah menjadi dua.

Amarah Gibran memuncak, dengan paksa ia mendobrak pintu gudang dengan kuat. Gibran masuk kedalam gudang yang gelap di susul teman-temannya di belakang.

Lelaki itu terkejut kala melihat tubuh lunglai Tasya tergeletak dengan posisi menengkuk. Gibran menghampiri Tasya, ia membuka tali yang mengikat kedua tangannya. Lelaki itu merogoh saku celananya untuk mengambil kunci motornya dan di serahkan pada Valen.

TASYA (Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang