Tasya turun sudah dengan seragam sekolahnya, sampai di dapur ia tercega lantara tidak menemukan satupun orang di sini meja makan pun masih kosong.
Tasya melirik jam di pergelangan tangannya, masih cukup waktu untuk memasak.
Tasya meletakan tas merah maronnya di atas meja dan berjalan ke dapur berniat memasakan keluarganya sarapan.
Pilihan Tasya jatuh pada omlate sayur.
Ia segera menyiapkan segala kebutuhannya dan mulai melakukan tahap per tahan.
Tasya mengambil lima butir telur, di pecahkan dan di gabungkan di dalam satu wadah. Selesai dengan telurnya Tasya beralih ke berbagai jenis sayuran yang sudah ia cuci.
Sudah selesai dengan sayurnya Tasya menyiapkan teflon untuk memasaknya. Tasya kembali mengaduk telurnya yang kini sudah di isi oleh sayuran dan juga bumbu-bumbu penyedap.
Di rasa sudah siap untuk di masak, Tasya menuakan adonan itu ke dalam teflon. Meratakannya dan membiaraknnya sampai matang baru akan ia balik.
Sambil menunggu, Tasya menyiapkan susu putih di dalam teko kaca yang memang sudah menjadi tradisi keluarga Helmi jika sarapan harus di awali dengan susu.
Tasya membawa teko berisi susu itu ke ruang makan dan meletakannya di atas meja berdampingan dengan roti dan berbagai rasa selai.
Tasya kembali kekompor untuk membalik omletnya.
Tasya berjalan ke sisi dapur untuk mengambil piring besar dan juga tempat untuk nasi.
Nasi di dalam rice cooker sudah di pindahkan kedalam wadah. Tasya berjalan kembali mematikan kompor lalu mengangkat omletnya.
Selesia.
Terlihat sibuk tapi memang memasak menjadi salah satu hobby Tasya selain Silat.
Ia membawa nasi dan juga omlet buatannya ke atas meja makan yang rupanya sudah ada Mamah, Papah dan juga adiknya.
"Aduh, maaf ya sayang, mama kesiangan jadi kamu yang masak kan." ucap Kesya merasa tidak enak pada anaknya yang sudah repot-repot menyiapkan sarapan.
"Gapapa Mah." Tasya duduk di samping Calista yang sedang menuangkan susu ke dalam gelasnya
Helmi menatap meja makan, aroma yang di ciptakan oleh telur dan beberapa sayuran itu mengoda indra penciumannya.
"Wah, omlet buatan Tasya kayanya enak nih." puji Helmi.
Tasya hanya bisa tersenyum malu karena ulah Papahnya.
"Kak Tasya kan emang pinter masak Pah." tambah calista.
"Apaan dah, enggak, bohong Pah."
"Iya sih!"
"Engg-
"Udah! Makan dulu nanti kalian telat." lerai kesya.
Mereka berempat larut dalam keadaan. Benar kata Calista, Tasya memang jago masak, dan Kesya mengakuinya.
Omlet buatan Tasya memang enak, bahkan Kesya tidak bisa membuat omlet seenak ini. Kesya pun bingung, dari mana anaknya mendapatkan bakat masak?
Tasya meletakan sendoknya di susul oleh Calista yang mengikuti dirinya.
Tasya meminum segelas air putih, menyeka bibirnya dengan tissu agar sisa minyak yang menempel hilang terbawa oleh sapuan tissu.
Tasya menatap Kesya,"Mah, aku hari ini bawa mobil."
Kesya dan Helmi menonggak,"Gibran ga jemput?"
Tasya menggeleng,"Dia izin masuk siang karena harus ngenterin ibunya ke bandara dulu." jelas Tasya.

KAMU SEDANG MEMBACA
TASYA (Terbit)
Teen FictionSeries # 2 MauNinda Series #2 *** Aku adalah Tasya sih cantik dengan segudang prestasi. Tapi aku bukan Tasya jika kamu mengganggu ketenanganku terlebih keluargaku. Aku bukan Tasya jika kamu mengabaikan laranganku. Aku bukan Tasya jika kamu menyentuh...