Akhirnya, dua minggu yang di lewati oleh Gibran untuk belajar telah selesai dan ini adalah langkah terakhir untuk dirinya menentukan semuanya.
Nilai.
Dua minggu sudah ia lewati dengan berat karena harus mengenali rumus-rumus yang semula tidak pernah ia pelajari.
Berkat bimbingan Tasya dan usul Pak Uli tentang dirinya yang harus memperbaiki nilai dengan bantuan mentor yang mentor itu sendiri merupakan gadis yang selama ini ia sukai secara diam-diam.
Ia akhirnya bisa sampai ke tahap ini.
Ingatkan Gibran untuk berterima kasih kepada Pak Uli kerena berkat dirinya, Gibran dan Tasya sekarang sudah menjalin hubungan yang lebih menjanjikan.
Ruang guru ini sepi, semua guru sudah tidak ada di ruangan ini karena waktu mengajar sudah tiba dua puluh menit yang lalu.
Ruangan ini hanya ada Pak Uli dan juga Gibran yang sedang berkutat dengan berlembar-lembar kertas yang isinya adalah soal-soal yang sebelumnya sudah ia pelajari bersama dengan Tasya.
Gibran nampak serius dan begitupun Pak Uli, guru itu juga sama seriusnya memperhatikan cara Gibran mengerjakan soal-soal tersebut.
Pak Suliwa tersenyum kala menemukan wajah keseriusan milik Gibran. Benar kata Tasya, Gibran dasarnya memang sudah cerdas, hanya saja kemampuan yang ia miliki tidak di pergunakan dengan baik.
Tidak sia-sia ia menyuruh Tasya untuk menjadi mentor Gibran.
🔪🔪🔪
Tasya berdecih kesal kala mengingat ke lakuan Mamah dan Papahnya semalam. Bisa-bisanya dirinya di kunci di dalam kamar. Sialnya pintu baru di buka pukul empat subuh tadi.
Semua yang sudah ia siapkan gagal begitu saja karena ulah orang tuanya.
Tasya melempar batu kerikil di depannya dengan sembarang, meluapkan emosinya yang terpendam sejak semalam.
Jam menunjukan pukul sembilan tapi Tasya dengan santainya duduk di atas rerumputan taman belakang sekolah. Hari ini sepertinya ia akan bolos.
Sekali seumur hidup tidak masalah bukan.
Tasya mengambil ponselnya yang ia letakan sembarang di samping kirinya, membuka aplikasi instagram hanya untuk menghapus kebosanan saja.
Dan betapa terkejutnya saat awal membuka aplikasi itu foto dirinya lah yang terpajang di beranda dengan nama akun, gbrnjeno_anendra.
Amarahnya sedikit meredup, ia malah tersenyum tidak jelas dengan mata tertuju pada ponsel.
Tasya iseng mambuka kolom komentar dan kekesalannya memuncak kembali saat melihat salah satu komentar yang ada.
sasivioniangela_ pcr kmu bran? @gbrnjeno_anendra
indri_ani02 cantik sih, tapi kaya jablay. Mending lo sma gue aja bran @gbrnjeno_anendra
susiastutitutay parah sih. Kak @tasya_mauninda cntk prh!!!
vlentino.baybay setan.setan! Lo ber2 bkn gue iri ajg!
jpter.lymanuel makanya jan jdi pakboi, di ptsn kn lo. @vlentino.baybay
Tasya melempar ponselnya, ia menatap pohon di depan sana nyalang. Kekesalannya kembali lagi saat melihat komentar indri.
"Semut nakal."
🔪🔪🔪
XII IPA 1 terdengat berisik lantaran Bu Kokom baru saja pergi meninggalkan kelas.
KAMU SEDANG MEMBACA
TASYA (Terbit)
Teen FictionSeries # 2 MauNinda Series #2 *** Aku adalah Tasya sih cantik dengan segudang prestasi. Tapi aku bukan Tasya jika kamu mengganggu ketenanganku terlebih keluargaku. Aku bukan Tasya jika kamu mengabaikan laranganku. Aku bukan Tasya jika kamu menyentuh...