📳 CERITA SUDAH TAMAT
(Sinopsis lengkap terdapat di dalam)
⚠️ WARNING : Latar tempat, unsur sejarah serta budaya merupakan karangan penulis.
Full Romance Drama.
Sekuel kedua The Secrets of Prince Silas, buku kedua di seri Wealthbridge Kingdom. Ple...
Olalala, guys! Makasih untuk semua support, vote+comment-nya yang rajin-rajin. Surprise for me-Prince Silas sudah nembus 1M x reads! Hopefully bisa nembus lebih dari 1M ke depannya dan Princess Harmony bisa nyusul juga. Terima kasih sangat sangat sangat, guys! Tiga sangat kek Sisi *wink.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Begitu melangkah ke dalam ruangan steril Pangeran Silas, bola mata cokelat Pangeran Silas yang mengarah padanya dengan menyiratkan seribu kata-kata yang tak mampu dimengerti oleh Putri Harmony membuat putri Kerajaan Florentine itu tidak mampu menahan dirinya untuk langsung memeluk Pangeran Silas.
Air mata mengalir di pipi Putri Harmony hingga jatuh tepat di atas dada telanjang pangeran Victoria itu. Tak ada kalimat apapun yang bisa diucapkan olehnya. Semua kata-kata dalam kepalanya seketika menguap begitu ia bisa merasakan bunyi normal detak jantung Pangeran Silas di telinganya.
Elusan hangat di kepalanya membuat Putri Harmony semakin membeku. Ia mengangkat wajahnya, menatap wajah Pangeran Silas yang juga sedang menatapnya. Ada seulas senyum di bibir Pangeran Victoria itu. Bibirnya lalu nampak bergerak-gerak, ingin mengatakan sesuatu, namun sepertinya sangat sulit melihat kernyitan nyeri di dahinya.
"Doktor Rowan bilang kau masih belum bisa bicara sampai kau benar-benar pulih. Jangan bicara dulu, kumohon," kata Putri Harmony.
Tangan Pangeran Silas mengarah pada wajahnya, menyentuh lembut rahangnya sebelum jempolnya mengusap air mata di wajah Putri Harmony sembari memberikan gelengan kepala. Wajahnya lalu mengarah ke nakas, tangannya menunjuk ke arah buku laporan kesehatan yang baru saja diletakkan oleh perawat lengkap dengan pulpen sebelum Putri Harmony masuk tadi.
"Kau mau aku ambil itu?" tanya Putri Harmony memastikan, yang dijawab anggukan pelan Pangeran Silas.
Pangeran Silas nampak sibuk menulis sesuatu begitu mendapatkan buku dan pulpen di tangannya, meskipun agak sulit sebab sebelah tangannya masih tersambung dengan infus, pun dengan luka di lengan kirinya. Ada kernyitan yang terus muncul di dahi Pangeran Silas layaknya menahan sakit.
