BAB 33

5.6K 761 233
                                    

Hai, temen2, finally Key bisa update hihihi. Maap telat wkwkwkwk Key banyak menugas, shay. By the way, Key mau kasih tahu nih, siapkan tisu pas mau baca, ya lol. Eh Key kau minta saran nih. Setelah story ini end, Key tbtb kepikiran mau bikin story Pangeran Miles, ntah kenapa nyangkut gitu di kepala Key. Key kek lebih prefer Pangeran Miles daripada Pangeran Magnus wkwkwkwk. Soalnya jujur Key tipe penulis yg feelnya bakal dapet buat cowok2 bandel wkwkwk, bukan cowok2 alim kek Magy lol. Gimana menurut kalian? Apa kita lanjut ke Pangeran Miles sajah? Huehehehehe. Comment here ya!

"Kau akan meninggalkanku?" Pangeran Silas menatap sedih Putri Harmony

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kau akan meninggalkanku?" Pangeran Silas menatap sedih Putri Harmony. Sinar matanya menunjukkan luka, kekecewaan serta keputusasaan yang terlihat jelas dengan air mata yang sama sekali tak ditahan olehnya. "Apa yang bisa aku lakukan agar kau dan Miles tetap bersamaku, sweetheart? Kenapa setiap kebahagiaan yang aku dapatkan selalu hanya sementara? Seburuk itukah aku sampai aku tidak diizinkan bahagia?"

"Tidak, Silas." Putri Harmony tak sanggup melihat air mata Pangeran Silas. Ia bisa menangkap bayangan luka lama Silas Maranello dalam bola mata cokelatnya. Ia tentu takkan membiarkan Pangeran Silas kembali menganggap dirinya sendiri tidak layak untuk kebahagiaan. "Aku-" Putri Harmony sulit mengatakan kalimatnya. Ia menarik napasnya panjang sebelum kembali bersuara. "Aku tidak akan meninggalkanmu. Tidak juga dengan Miles. Kita akan tetap bersama. Aku memang akan jadi anak pembangkang, aku tidak peduli. Ayahku boleh marah padaku, Dad boleh tidak menganggap aku sebagai putrinya lagi. Dad boleh mencabut gelarku. Aku tidak peduli tahkta dan soal menjadi ratu. Miles juga tidak membutuhkan gelar apapun."

Bukan hanya sempat membeku, Pangeran Silas langsung memeluk Putri Harmony, menghirup aroma stroberi kesukaannya dari rambut perempuan itu. "Aku mencintaimu, sweetheart. Aku janji akan menjaga dan membahagiakanmu," bisiknya, terlalu bahagia mendengar kalimat istrinya.

"Nah, jika masalah sudah terselesaikan, kau perlu kembali ke rumah sakit dan menyembuhkan kaki sialanmu dulu, brother," kata Miguel, menginterupsi pelukan manis pasangan itu.

"Tidak." Pangeran Silas membantah cepat.

"Silas, Miguel benar. Kau seharusnya-"

"Tidak, sweetheart. Aku tidak akan melakukannya hanya untuk tahu kau dan Miles akan meninggalkanku. Aku bisa melakukan terapi dari rumah. Aku hanya ingin kau tetap bersamaku. Aku yakin ayahku setuju. Titik," jelas Pangeran Silas tegas.

"Silas-"

"Sssh." Pangeran Silas menutup mulut Putri Harmony dengan bekapan tangannya. "Tidak ada bantahan, sweetheart. Kau tahu aku dengan baik."

Putri Harmony seketika tersenyum mendengar nada suara Pangeran Silas yang ia berani bersumpah sangat dirindukannya. Ia bisa mendengar Silas Maranello-nya kembali. Melepaskan bekapan di mulutnya, Putri Harmony langsung mendaratkan ciuman di mulut pangeran itu tanpa aba-aba, membuat Pangeran Silas sempat bergeming sebelum membalas ciuman istrinya.

Princess Harmony's Lover (Wealthbridge Kingdom Series II)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang