BAB 34

6K 786 164
                                    

HEYO-HEYO. Berdasarkan VOTE di bab kemarin, banyak yg minta cerita Pangeran Miles, then you got it, folks! Pangeran Miles bakal jd cerita selanjutnya setelah cerita ini end. Key udah siapin alurnya buat Miles dan pasti nggak bikin kalian kecewa+minta lanjut terus🤣🤣🤣 Penasaran nggak cewek Pangeran Miles bakal kek apa? Atau kalian ada yg mau ikutan menangin hati Pangeran Miles? Trust me! Dia nggak jauh beda dari bapaknya lol. Oke. Fokus dulu ke Sisi-Harhar sekarang, ya.

Sambil dengerin lagi ini kuy! Hehehehehe. Btw vomment-nya lebih boleh?🤣🤣

Pangeran Silas mengetuk pelan pintu ruangan Pangeran Magnus sebelum membukanya dan menemukan Putra Mahkota Kerajaan Wealthbridge itu duduk di atas kursi kerjanya dengan satu tangan menopang dagu sementara tatapannya kosong menatap ke sudut ruangan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pangeran Silas mengetuk pelan pintu ruangan Pangeran Magnus sebelum membukanya dan menemukan Putra Mahkota Kerajaan Wealthbridge itu duduk di atas kursi kerjanya dengan satu tangan menopang dagu sementara tatapannya kosong menatap ke sudut ruangan. Ada kantung mata yang nampak jelas di bawah mata pewaris utama Kerajaan Wealthbridge itu-bukti jika Pangeran Magnus jarang mendapatkan tidur baiknya.

Pangeran Silas menghela napas panjang. Tatapan yang dimilikki Pangeran Magnus sama dengan tatapan yang dimilikkinya ketika hari ini, lima jam yang lalu, ia tahu istri dan anaknya sudah terbang beratus-ratus mil darinya.

"Kakak." Pangeran Silas menarik Pangeran Magnus dalam lamunannya. "Boleh aku bicara denganmu?" tanyanya.

Sama sekali bukan Silas Maranello. Silas sebenarnya selalu memilih kalimat tak terbantahkan, bukan kalimat izin. Pangeran Magnus bahkan sampai mengerutkan dahinya

"Aku punya beberapa pekerjaan yang belum selesai." Pangeran Magnus menjawab datar, berpura-pura kembali fokus pada dokumen-dokumen di atas mejanya.

"Beri aku waktu sepuluh menit, Kak. Aku janji takkan mengganggumu setelahnya," pinta Pangeran Silas.

Pangeran Magnus menghentikan kegiatan pura-puranya, menatap wajah adiknya untuk kemudian hanya mendapatkan ekspresi permohonan. Ia akhirnya mengangguk singkat tanpa banyak suara.

"Aku minta maaf." Pangeran Silas berucap pelan. "Untuk semua perbuatanku, keegoisanku dan kejahatanku padamu. Aku menyesal, Kak." Pangeran Silas mengatakannya dengan lirih, menunduk layaknya anak kucing yang ketakutan. Ada sorot penyesalan di mata cokelatnya yang membuat Pangeran Magnus membeku di tempat. Dia seperti melihat Silas Maranello kecil yang manis, bukan Silas Maranello yang arogan, dominan dan otoriter.

Perasaan de ja vu melingkupi Pangeran Magnus. Adiknya pernah mengatakan maaf padanya yang nyatanya hanya kalimat angin cepat berlalu. Ia hanya bersikap lebih waspada. Ia tidak tahu apalagi yang sedang direncanakan adiknya sehingga yang dilakukannya hanyalah menutup rapat mulutnya.

Princess Harmony's Lover (Wealthbridge Kingdom Series II)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang