BAB 23

8.1K 801 180
                                    

Doh. Alesan Key tetep sama, Key syibuk. Vomment-nya yaaa, guys! Key tahu jd susah interaksi sama kalian gegara kesibukan Key :(

Pangeran Silas memberikan elusan sayang di kepala Putri Harmony sembari mencium lembut dahinya begitu dalam selama beberapa saat sebelum memperhatikan wajah istrinya yang nampak begitu lelah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pangeran Silas memberikan elusan sayang di kepala Putri Harmony sembari mencium lembut dahinya begitu dalam selama beberapa saat sebelum memperhatikan wajah istrinya yang nampak begitu lelah. Masih belum ada semburat merah cantik di kedua pipinya selain warna pucat di sana. Ada bekas air mata yang mengering di sekitar bawah matanya dan hatinya jelas berdenyut melihat hal tersebut. Ia kini hanya bisa menonton Putri Harmony yang tertidur di atas ranjangnya selama dipeluk erat oleh Pangeran Miles.

Bocah dua tahun itu begitu dewasa, luar biasa cerdas dan menggemaskan ketika ia tahu ibunya sedih, ia tak segan memberikannya ciuman dan kata-kata manis, menghiburnya dengan guyonannya, mengajaknya bermain hingga mereka ketiduran dan bocah itu bahkan tak mau melepaskan tangannya dari tubuh ibunya sama sekali.

Pangeran Silas menarik napasnya, melangkah keluar dari kamar perawatan istrinya dan duduk di salah satu kursi di depan kamar tersebut. Ia mengusap-usap wajahnya kasar, menyebutkan sumpah serapah dalam hatinya untuk dirinya sendiri. Apa yang terjadi hari ini takkan mungkin terjadi bila ia tetap di rumah. Ia jelas terpukul, hatinya sejak tadi tak tenang dan ia diliputi perasaan bersalah. Meskipun begitu, ia tetap menunjukkan kekuatannya demi perasaan Putri Harmony.

Tangannya ia lingkarkan di belakang kepalanya sementara wajahnya menunduk. Ia masih berusaha mempercayai jika anaknya baru saja meninggal dan seolah tidak cukup sampai di sana, pukulan lain diberikan untuk istrinya. Pangeran Silas memang tidak peduli dengan kondisi Putri Harmony yang tak bisa hamil, itu bukan masalah untuknya, tapi masalahnya adalah terletak pada perasaan Putri Harmony.

Selama ia merenungi segalanya, pikirannya tersadar begitu menyadari seseorang menyentuh lembut punggungnya dan ia langsung mengangkat wajahnya. Pangeran Silas menemukan mata biru sendu Raja Maranello di sana.

"Semua baik-baik saja, Nak?" Raja Maranello bertanya, duduk di sebelah putranya. Bukan berarti ia tidak menyadari raut wajah berduka Pangeran Silas selama beberapa detik tadi sebelum kemudian putra bungsunya tersebut mengeraskan wajahnya seperti biasa saat menyadari kehadirannya.

"Hm." Pangeran Silas menjawab singkat. Jawaban yang hanya berupa gumaman.

"Dan aku melihatnya tidak seperti itu." Raja Maranello mendaratkan satu tangannya di atas bahu Pangeran Silas. "Katakan padaku, Nak, aku tahu ada sesuatu yang tidak beres. Aku tahu kau menyembunyikan sesuatu dariku. Apa yang terjadi dengan Harmony?"

Untuk beberapa detik, Pangeran Silas hanya menatap mata biru ayahnya dengan intens, lalu ia menggelengkan kepalanya. "Nothing," sahutnya.

"Kau tahu, Nak, tidak ada seorang ayah yang tidak sakit saat tahu anaknya hilang. Kau merasakannya sekarang, tapi aku tahu selain itu, ada sesuatu lain yang membebani pikiranmu." Raja Maranello mengusap-usap bahu putranya. "Aku ayahmu, Silas. Kau tidak pernah meminta apapun padaku selama ini, bahkan sejak kau kecil. Katakan padaku sekarang dan bilang padaku apa yang bisa kulakukan untukmu."

Princess Harmony's Lover (Wealthbridge Kingdom Series II)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang