Sembilan Belas

956 53 1
                                        

Kiara mengerjapkan matanya beberapa kali

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kiara mengerjapkan matanya beberapa kali. Wajahnya sangat dekat dengan wajah Reagive. Bagaimana bisa? Menyebalkan sekali. Kenapa dia tidak membangunkannya? Kiara tidak ingat apapun, yang ia ingat, terakhir ia sedang asyik menonton di laptop Reagive. Ia melirik jam dinding di depannya. Pukul 5 pagi. Kiara menghela napas. Ia sudah tertidur lama ternyata. Reagive membuka matanya perlahan. Ia mendapati Kiara yang masih termangu.

"Gue nggak tega buat bangunin lo semalem."

"Maaf ya. Harusnya lo bangunin gue aja, gue jadi nggak enak."

"Ini kamar lo juga, Ra. Mau sampe kapan lo anggep gue orang asing?" Reagive menatap mata Kiara sendu. Kiara hanya tersenyum kikuk. Mau jawab apa? Reagive memang suaminya, tapi laki-laki itu sama sekali belum pernah mengatakan apapun terkait hubungan mereka. Jadi, tidak ada alasan bagi Kiara untuk bertingkah seperti seorang istri.

"Mmm, Kak." Panggilnya.

"Kamar mandi depan, krannya mati."

"Terus?"

"Ck. Ya gue mau numpang mandi lah."

"Lo lupa pintu kamar mandi? Pake izin segala."

"Maksudnya, selama gue mandi lo keluar dulu, yah."

"Nggak."

"Ish gue malu."

"Gue nggak bakal liatin lo."

"Beneran yah? Gue dulu tapi yang mandi." Reagive mengangguk mengiyakan.

Reagive terus memandangi jam dinding. Sudah lama sekali gadis itu mandi. Tapi belum selesai juga. Apa Kiara membuka spa pribadi di kamar mandi.

"Ra, lo lama banget, sih?"

"Bentar. Lo ambilin gue handuk dong. Gue lupa bawa." Teriaknya. Reagive mencebik. Menyusahkan saja. Reagive mencari handuk di lemarinya. Tidak ada yang handuk panjang. Inikan handuknya, ia biasa memakainya sebatas pinggang. Ah, biarkan saja. Reagive terlalu malas untuk mencari lagi. Reagive mengetuk pintu perlahan. Tanganyika Kiara terulur untuk mengambil handuk dari tangan Reagive.

"Lo jangan ngadep sini."

"Nggak, Bawel."

"Awas lo."

"Makanya cepet. Mau gue dobrak?"

"Eh, jangan kurang ajar, yah."

"Gue dobrak nih." Ancam Reagive.

"Bentar, Bawel." Kiara membuka pintu tiba-tiba. Reagive diam tak berkutik melihat Kiara yang hanya memakai handuk yang bahkan tak mampu menutupi seluruh pahanya. Reagive masih tak berkedip melihat hal di depannya. Ia menggeleng pelan. Susah payah Reagive menelan salivanya semdiri. Awesome.  Ditatap seperti itu oleh Reagive, membuat Kiara refleks membuat Kiara menutupi tubuhnya dengan kedua tangannya.

PSITHURISMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang