"Akhhhh.."
"Tan, kamu gapapa?" Tanya Intan cemas, gadis itu menyentuh kening Titan dan membelalak, "ya ampun badan kamu panas banget"
"Gue gapapa cuma butuh tidur, gue minta tolong kabarin A Agung ya.." Intan mengangguk dan langsung keluar dari musholla, sedangkan Titan kembali merebahkan tubuhnya seraya memijat pelipisnya sendiri .
Gadis cantik itu nampak gelisah, pasalnya ia meninggalkan Titan yang tengah demam sendirian di mushola karena ia harus kembali bekerja. Matanya menjelajahi area toko yang cukup luas tersebut yang hanya ada beberapa pelanggan itupun sudah ada staff lainnya yang menangani, ia memantapkan langkah kearah seorang pria dewasa, seniornya disana.
"A Agung.. toko gak terlalu rame ya?" Vasa basinya, pria itu menaikan sebelah alisnya tak lama ia tersenyum nampak paham dengan apa yang akan gadis itu sampaikan.
"Udah sana temenin Titan, oh ya pastiin dia minum obat!" Seketika manik coklat Intan melebar berbinar.
"Beneran gapapa A?" Pria itu mengangguk pasti.
"Makasih A, aku gak akan lama kok"
Ia bergegas pergi ke arah mushola sebelumnya mengambil handuk kecil, baskom kecil berisi air hangat, dan membuat segelas susu coklat.Perlahan ia membuka pintu mushola dan menghampiri Titan yang tengah tertidur, ditatapnya wajah pucat itu, bibirnya sedikit bergetar gadis itu menggigil kedinginan.
Dengan perlahan Intan menempelkan handuk yang telah di basahi pada kening Titan lalu memakaikan kaos kaki pada kedua telapak kakinya yang dingin, entah keberanian darimana ia mendekatkan jarak wajahnya ke arah wajah gadis pucat itu dan..
Cupph!
Bibir kenyal dan lembab nya menempel sempura di pipi kanan Titan, Ia melepas bibirnya masih diposisi itu dan membisikan sesuatu di telinga sang gadis.
"Cepat sembuh, Tan, aku sedih liat muka kamu yang pucat.."
Lantas, Intan menarik tubuhnya untuk tegak. Di tatapnya lekat sekali lagi wajah pucat Titan. Ia tersenyum seraya berlalu pergi untuk kembali melanjutkan pekerjaannya.
Tanpa ia ketahui sebenarnya gadis itu sama sekali tak tertidur, Titan hanya memejamkan ke dua matanya yang terasa perih dan panas. Titan tak habis pikir kenapa gadis itu berani mencium pipinya? Ia bangkit dari tidurnya dan bergegas pulang tanpa berpamitan, lewat pintu karyawan di belakang toko.
Sesampainya di rumah Titan mengganti pakaiannya dengan kaos putih kebesaran dan celana training setelah itu ia naik ke atas ranjang, merebahkan tubuhnya dengan nyaman dan berusaha untuk tertidur.
Tok..
Tok...
Tok..
Tok..
"Argh.. siapa sih?" Gerutu Titan, tidur lelapnya terganggu karena suara ketukan, iia melirik jam di dinding nya yang masih menunjukkan jam 23.30.
Tokk.. Tokkk...
"Ya bentar!" Sahutnya sedikit berteriak, ia lantas turun dari ranjang berjalan gontai ke arah pintu dan membukanya.
Ceklekk..
"Eh.. elo--"
"Hai Titan, maaf ganggu, aku bawain bubur.." Gadis itu menyela ucapan Titan, dan menunjukan kantong kresek yang berada di tangannya.
"Eh gapapa Tan, masuk.." Titan menggeser tubuhnya agar Intan bisa masuk.
Intan mengangguk, ia masuk dan terduduk di sofa ruang tamu rumah Titan sedangkan Titan berjalan ke arah dapur, membawakan segelas air hangat untuk tamu tak di undangnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[Revisi] Beautiful Pain (GxG) (COMPLETED)
Romance"Hidup adalah sebuah perjalanan mencari Kebahagiaan sekaligus kehilangan kebahagiaan yang lain" Tentang Takdir yang Menyakitkan tapi terasa begitu Indah !