#47

3.2K 283 6
                                    

Gencar melancarkan serangan dan berusaha menjatuhkan rivalnya, namun semakin dia terobsesi semakin banyak kegagalan yang dia alami.
Musuhnya itu bukan orang yang mudah dia lenyapkan, ada banyak tameng dan duri yang menghalangi langkahnya, belum lagi otak cerdik si musuh yang dengan gampang mengetahui segala tindakan yang dia lakukan maupun yang masih dalam planning nya.

"Apa dia indigo ?? Atau dia punya banyak mata-mata?? Sialan!!"   Gadis itu melemparkan gelas yang ia pegang menubruk dinding dan pecah.

"Kalo gue gak bisa jatohin dia lewat logika, fisiklah yang harus gue incar !"

"Hahaha.."   tawanya menggelegar, bukan tawa bahagia namun tawa jahat pengiring otak kriminalnya.





"Halo.."

"Kamu ikuti kemana pun dia pergi, laporkan segala yang dia lakukan dan tunggu perintah saya selanjutnya"

"Itu masalah kecil"

"Bayaran kamu saya lipat gandakan jika kamu berhasil dengan tugas yang saya beri nanti"

"Jangan pernah ragukan saya nona ! Saya bukan manusia remeh haha"

"Tunggu perintah saya !"

Tut.. tut..

Gadis itu menutup sambungan teleponnya lalu menyeringai, dia yakin kini rencananya tak akan gagal lagi.

"It's time to make you regret it girl ! Hahaha".















Citra dan Rheandra terlihat sibuk dengan laporan yang mereka terima dari orang suruhannya, tanpa ketiga gadis lain ketahui. Kedua gadis itu mempunyai misi dan rencana besar untuk seseorang yang mereka yakini menjadi dalang dalam kekacauan selama 3 bulan terakhir ini.

"Good job! Kalian benar-benar bisa kita andalkan"  ujar citra bangga pada kedua pria dan seorang gadis yang mereka sewa.

"Tapi ingat, ini belum berakhir! Kita masih harus mengumpulkan banyak bukti dan tetap waspada dengan iblis itu"  tambah rhea diangguki citra.

"Kalian bisa percayakan pada kami, kami tak akan biarkan iblis itu masuk lebih dalam, kami pastikan dia akan mendekam dalam waktu yang lama di balik jeruji besi"  jawab satu gadis yang tak lain pimpinan dalam team itu.

"Gue suka semangat lo Indira Permata, dan semoga kita bisa dengan cepat menjebloskan dia" 

"Gue lakuin ini buat dia, gue hutang budi sama dia, tanpa dia gue gak mungkin bisa disini"  ujar gadis bernama Indira. Citra dan rheandra mengangguk seraya tersenyum.




Kedua gadis itu pergi dari tempat rahasia mereka menuju rumah titan dan anin, rencananya kelima gadis itu akan mengadakan pesta barbeque kecil di belakang rumah titan, untuk merayakan ulang tahun citra.

"Rhe, lo udah beli peralatan dan bahannya ??"  Tanya citra pada rhea yang tengah mengemudi

"Beres, semua udah di bagasi cit"  citra mengangguk lalu kembali fokus pada ponselnya.



Mobil mereka memasuki komplek perumahan anin dan titan, mata citra memicing melihat sekilas sosok yang ia kenal, dia menepuk lengan rhea agar rhea menghentikan mobilnya.


"Stop.. stop rhe"


Ckitttttt...



"Kenapa si anjir? Untung bukan di jalan raya lo"  omel rhea tak dipedulikan citra

[Revisi] Beautiful Pain (GxG)  (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang