#32

4.1K 352 8
                                    

Seseorang melempar batu dengan keras kearah kepala Vero, membuat si gadis kembali terjatuh dan tak sadarkan diri. Melihat itu, Titan memanfaatkan keadaan, ia membalikkan tubuh kemudian menendang tubuh pria di belakangnya hingga tersungkur. Ia bangkit kemudian menyerang pria tersebut hingga tak sadarkan diri.

"S-Stella.." Gumamnya saat mengetahui seseorang yang tadi melempar batu pada Vero. Gadis bernama Stella itu tersenyum dan mengangguk pada Titan kemudian berjalan cepat ke arah ketiga gadis yang terikat, membebaskan mereka di bantu Titan.

"Biru.. Hiks.."  Anin dengan cepat memeluk Titan saat berhasil terbebas dari ikatan.

"K-kita harus cepet keluar dari sini!" Ia melepaskan pelukan Anin kemudian menatap ketiga gadis lainnya.

Mereka hendak pergi dari sana namun suara tarikan pelatuk pistol membuat langkah mereka terhenti. Keempatnya menoleh bersamaan mendengar suara tawa yang menggelegar dari sebuah ruangan yang berada di dekat pintu keluar.

"E-Enzy.." Gumam Titan tak percaya melihat Enzy kini keluar dari ruangan gelap tersebut seraya menodongkan pistol pada Citra yang berada dekat dengannya.

"CITRAA!!" Pekik Anin karena Citra kini berada di dekapan Enzy dengan sebuah pistol yang mengarah di kepalanya.

"E-Enzy tenang.. Apa yang lo mau?"  Titan melangkah perlahan ke arah Enzy dan menarik ketiga gadis lain ke belakang tubuhnya.

"Simple, cuma pengen lo mati!"  Seringai Enzy nampak mengerikan. Titan terdiam, mengapa banyak sekali manusia yang menginginkannya mati, apa memang kehadirannya di dunia hanya untuk menjadi sasaran kebencian orang lain?.

"Kenapa? Apa salah gue?"  Tanyanya seraya melirik Citra yang kembali menangis ketakutan.

"APA YANG LO MAU HAH? LO UDAH AMBIL INTAN DARI BIRU TERUS SEKARANG APA, ENZY!!" Itu Anin yang tak sanggup lagi mendengar ucapan orang lain yang menginginkan gadisnya mati. Joana menyentuh tangan Anin, berusaha meredakan amarah si gadis yang bisa saja mengundang petaka.

"Dia udah ambil semuanya dari gue, Anindita. Termasuk lo, bokap gue dan juga Intan. LO SERAKAH TITAN! MATI LO ANJING!!" 

Deg!

Titan memejamkan matanya, bentakan Enzy membuat tubuhnya gemetar. Belum lagi tatapan tajam dan todongan senjata api padanya. Ia menggelengkan kepala dan berusaha mengontrol dirinya.

Anin menyadari itu, ia hendak menyentuh pundak Titan namun Titan terlebih dahulu berjalan maju ke arah Enzy.

"Bunuh gue dan bebasin mereka.." Ujarnya dengan suara parau dan tangan gemetar yang berusaha ia kendalikan.

"T-Tan.." Lirih Citra, Titan tersenyum padanya dan mengangguk kecil menandakan semua akan baik-baik saja.

Stella, Joana dan Anin merapatkan tubuh kala menyadari bahwa Vero dan seorang pria lainnya telah tersadar dan terlihat ingin menyerang mereka. Titan pun menyadari itu, ia menundukkan kepala, berusaha mencari cara agar bisa mengalahkan mereka tanpa melukai keempat gadis lainnya.

"Enzy, lo mau Anin?"  Tanya Titan tak terduga membuat mereka kaget.

"B-Biru.." 

"Lo bisa dapetin Anin, Bokap lo dan Intan kalo lo mau. Lo cuma harus bunuh gue tanpa nyakitin mereka.."

"Biruu!" Pekikan Anin tak percaya namun Titan menghiraukannya. Enzy terdiam masih menatap Titan yang tersenyum padanya.

"Jangan biarin Anin, Intan dan bokap lo makin benci sama lo, Enzy. Lepasin Citra.."  Tangan Titan terjulur meminta Enzy melepaskan Citra. Perlahan Enzy melonggarkan dekapan tubuh Citra.

Citra pun dengan sangat hati-hati meraih tangan Titan dan melepaskan tubuhnya dari Enzy. Gadis itu tersenyum karena berhasil membuat Enzy mau menuruti pintanya dan Citra hampir terlepas dari cengkramannya.

Namun tiba-tiba iris matanya melebar menyadari pergerakan Enzy. Titan menarik cepat tubuh Citra ke sisi kanannya kemudian ia bergeser ke sisi kiri dimana Enzy mengarahkan pistolnya pada ketiga gadis lain.

DORRR ..

"BIRUUU.."

"TITAAN.."

"Akhhh!" 

Gadis itu terduduk saat timah panas Enzy mendarat tepat di lengan kirinya. Beruntung hanya mengenai lengan kiri meski teramat menyakitkan. Stella menarik Citra bergabung dengannya. 

Titan tak memiliki banyak waktu, ia mengabaikan rasa sakitnya, bangkit dan berlari menerjang tubuh Enzy.

Stella dan Joana juga Citra kini menahan kedua orang lainnya dan memukuli mereka dengan balok dan batu bata yang mereka temukan. Anin masih mematung dengan dada yang mulai berdenyut ngilu.

"PERGI CEPET!!"

Titan berteriak meminta keempat gadis itu pergi, Citra menoleh kemudian mengangguk dan menarik Anin pergi darisana. Titan tersenyum tipis, berharap keempat gadis tersebut menghubungi polisi atau meminta bantuan lainnya.

"ARGHHHH!!" Erang Titan kala Enzy menekan luka tembakan di lengannya. Gadis itu mendorong tubuh Titan kemudian menindihnya dan menghajarnya.

BUGH!

BUGHH!

Titan mendorong tubuh Enzy dengan kedua kakinya, ia menyeret tubuhnya dan bangkit. Enzy kembali menyerangnya, gadis itu itu menangkis dan mengindari tinjuan Enzy. 

BUGH!

Satu tinjuannya berhasil membuat hidung Enzy kembali mengeluarkan darah segar. Enzy mengusap kasar darah tersebut dan kembali menyerang Titan. Ia merasa lelah hingga tak mampu lagi menghindari pukulan-pukulan si gadis maskulin di wajah dan tubuhnya. Gadis itu tergeletak dengan Enzy yang menindih tubuhnya.

"MATI LO ANJING!"

BUGH!

BUGH!

Dengan sisa tenaganya Titan mendorong tubuh Enzy menjauh darinya, nafasnya terengah. Ia masih tergeletak lemas, begitu pun Enzy yang tergeletak lemas. Gadis itu merasa seluruh energinya habis.

Enzy menyeringai, ia meraih pistol yang sempat terlepas dari genggamannya kemudian bangkit dan bersimpuh di samping Titan yang masih terkulai lemas.

Titan tersenyum melihat Enzy menodongkan pistol ke arahnya. Pasrah, hanya itu yang ia bisa lakukan. Gadis itu terlalu lelah untuk sekedar membuka mulutnya dan membujuk Enzy. Ia memejamkan kedua matanya yang memanas dan membayang.

"Tuhan, inikah takdir yang Kau gariskan untukku? Apa harus dengan seperti ini, aku pulang?" Gumamnya dalam hati, ia kembali membuka mata saat mendengar kekehan kecil dari bibir Enzy.

"Ada yang mau lo sampein? Atau, lo mau mohon sama gue?"  Gadis itu menggeleng dengan senyuman tipis kemudian memejamkan membuat Enzy geram.

"See you in hell, Titan!"


DORRR!!



DORRR!!!

[Revisi] Beautiful Pain (GxG)  (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang