Flashback On
Titan keluar dari sebuah gedung dengan wajah berseri serta sebuah amplop coklat besar di tangannya. Ia bergegas memakai helm dan menaiki motornya, membawa laju kuda besinya dengan cepat menuju sebuah tempat.
Ckitt..
Gadis itu memarkirkan motornya di halaman luas sebuah rumah megah, langkahnya terasa ringan menuju ke arah pintu utama rumah tersebut. Ia mengangkat tangan kanannya namun sebelumnya menarik nafas dalam dan menghembuskannya perlahan kemudian menekan bel di samping pintu.
Ding.. Dong..
Tak butuh waktu lama untuk menunggu, pintu kemudian terbuka, seorang wanita paruh baya yang beberapa kali pernah ia temui yang menyambutnya.
"Eh ada Non Titan, loh, tapi Non Anin gak ada.."
"Gapapa bik, saya kesini mau ketemu om Alex kok, ada kan?"
"Oalah iya Non, silahkan masuk. Bibik panggilkan tuan.."
"Makasih, bik.."
Ia mendudukkan tubuhnya di atas sofa, tatapannya lekat pada sebuah bingkai foto besar yang menjadi pajangan pada dinding ruang tamu. Terlebih ia sangat kagum dengan wajah cantik kekasihnya di foto tersebut.
"Biru.."
Suara bariton Alex membuyarkan lamunannya, ia bangkit kemudian mencium tangan Alex dan Yasmine bergantian dengan sopan dan kembali duduk setelahnya.
"Langsung saja om, tante. Biru datang kesini dengan sedikit kabar tentang pendonor jantung untuk -.."
"Kamu sudah menemukannya??" Sela Yasmine antusias, Titan mengangguk dan tersenyum seraya menyodorkan amplop coklat yang sedari tadi dalam genggamannya.
"Itu datanya om, tante.."
Sreettt..
Tatapan Alex dan Yasmine mengarah pada Titan yang masih mengulas senyumannya. Yasmine menggelengkan kepala dengan air mata yang mulai menetes sedangkan Alex nampak bungkam dengan tangan yang sedikit gemetar.
"A-apa maksudnya ini? K-kamu?"
"Betul om, Biru siap kapanpun jika Anin membutuhkan jantung Biru!"
Deg!
Yasmine dengan cepat berpindah dan memeluk erat tubuh gadis di hadapannya, air mata semakin deras keluar dari tempatnya. Alex memejamkan mata dengan jemari yang memijat pelipisnya sendiri.
"K-kenapa Bi?"
"Biru, bukan seperti ini yang saya maksud!" Lirih Alex dengan tatapan sayu. Titan melepaskan pelukan Yasmine dan menatapnya lekat seraya menggenggam tangan si wanita.
"Biru sayang Anin, Om, Tante. Biru gak mau Anin terus kesakitan.."
"Tapi bukan dengan cara seperti ini! Kamu mencintai Anak saya tapi jangan di butakan oleh cinta !!" Geram Alex yang masih tak bisa menerima keputusan si gadis.
Bukankah percuma saja, Anin mungkin sembuh tapi akan kembali mati saat gadis yang ia cintai tak berada di sampingnya. Seperti itulah pemikiran Alex saat ini.
"Anggaplah seperti itu, Biru di butakan oleh cinta dan terbuai oleh kasih sayang yang Anin berikan hingga Biru rela melakukan apapun untuk Anin."
"Kamu bodoh!" Titan terkekeh karena ucapan Alex yang sedikit menghinanya, ia menundukkan wajah sesaat dan kembali menatap kedua orang tua Anindita bergantian.
KAMU SEDANG MEMBACA
[Revisi] Beautiful Pain (GxG) (COMPLETED)
Storie d'amore"Hidup adalah sebuah perjalanan mencari Kebahagiaan sekaligus kehilangan kebahagiaan yang lain" Tentang Takdir yang Menyakitkan tapi terasa begitu Indah !