#55

2.9K 297 13
                                    

Anin dan titan memutuskan untuk menampung riana, bukan menampung tapi menyuruh riana tinggal bersama mereka, titan tak akan membiarkan adiknya tinggal sendiri di kota besar ini.

Anin, riana dan titan kini tengah menikmati langit senja dengan secangkir teh hangat menemani mereka, titan terduduk dikursi rodanya, sedangkan anin dan riana duduk di kursi santai.

"Kak, ayah dan ibu mau rujuk"  ujar riana tanpa menoleh pada titan, titan tersenyum tipis.

"Syukurlah"

"Kaka gak mau ketemu mereka kak ??"  Kali ini titan menoleh menghadap sang adik,

"Bukannya mereka yang udah anggap kaka mati ?"  Riana tersentak, dia menegakkan tubuhnya.

"Maksudnya ??"  Titan menghela nafas dia kembali bungkam, anin yang menjelaskan pada riana.

"Kamu pengen kan ketemu orang yang donorin ginjalnya buat kamu ??". Riana mengangguk,

"Orangnya didepan kamu"  riana terperanjat, dia menutup mulutnya

"K-kak biru ??"

"Iya kaka kamu yang donorin ginjalnya dan orang tua kamu nyembunyiin itu, mereka bahkan bilang kaka kamu udah mati"

Riana memeluk titan dengan airmata yang mengalir, titan mengusap punggung sang adik.

"Udah gak usah nangis dek, udah lewat juga"

"M-maafin ana kak, ana gak tau, makasih kak makasih"

"Lupain ya, yang penting sekarang kamu udah sehat sayang"  riana melepas pelukannya dia menangkup kedua pipi titan lalu mengecup pipi dan kening titan.

"Ana janji ana bakal nurutin semua ucapan kaka, ana bakal jagain kaka, ana bakal jadi adik yang baik buat kaka"  anin dan titan tersentuh oleh ucapan hangat riana, mata mereka berkaca-kaca.

"Cukup jadi orang yang berguna buat orang lain kaka udah bangga sama kamu sayang"

"Dan jadilah gadis berhati malaikat kayak kaka kamu ini ana"  timpal anin seraya merangkul titan.

Ketiga gadis itu tersenyum hangat, mereka melanjutkan aktivitas menatap langit oranye yang semakin indah dan membuat nyaman.













Citra, rheandra dan joanna tengah menyesap kopi mereka disebuah coffee shop, ketiga gadis itu tengah menunggu seseorang.

"Cit, lo yakin rencana ini bakal berhasil ..??"  Tanya joanna cemas,

"Kita denger aja dulu rencananya, kalo sekitarnya masuk akal ya kita ikutin aja"  joanna dan rhea hanya mengangguk. Tak lama orang yang mereka tunggu datang dan langsung duduk diantara ketiga gadis itu.

"Lama nunggu ya ? Maaf jalanan agak macet"

"Gapapa om kita ngerti kok"  rheandra tersenyum manis.

"Biru gak curiga kan ..?"

"Om alex tenang aja, si tembok lagi sibuk ngurusin adiknya hehe"  orang itu ternyata alex, papa dari anin.

"Riana sama anin udah setuju?"  Tanya alex, ketiga gadis itu mengangguk,

"Oke kita mulai aja rapat dadakan ini ya..". Rhea, joanna dan citra mengangguk antusias, menajamkan pendengarannya.

"Jadi gini....bla.. bla .. bla "

Alex menerangkan rencananya dengan rinci, rheandra, joanna dan citra mengangguk-anggukkan kepalanya.

[Revisi] Beautiful Pain (GxG)  (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang