Hari ini tepatnya, Titan akan menjalani operasi pendonoran ginjal untuk adik tersayangnya. Ia telah berada di Rumah Sakit sejak pagi tadi, sedangkan Anin masih betah bergulung hangat di bawah selimutnya meski waktu telah menunjukkan pukul 1 siang.
Drttt.. Drttt..
Tidur lelapnya terusik oleh nada dering ponsel yang sedari tadi menyalak. Anin meraba nakas di sebelahnya kemudian menekan tombol hijau dengan malas dan kembali memejamkan kedua matanya.
"Hmm.. Apaan?"
"Lo masih molor? Astaga Anin, matahari udah ngegas nih!"
"Masalah?"
"Ck! Gue sama anak-anak di depan, cepet prepare trus turun!"
"Paan sih, masuk aja. Biru bawa kunci!" Kesal Anin,
"Heh Paya! Pacar lo dari pagi di RS bego!"
"Hah? Ngapain?"
"Donor ginjal, lo lupa?" Anin seketika bangkit dengan kedua mata membelalak.
"20 menit!"
Tut.. Tut..
Citra menatap layar ponselnya dengan kesal, 20 menit sudah ia dan kelima gadis lainnya berdiri di depan rumah Anin namun ternyata sang tuan rumah masih berselimut manja di kamarnya dan kini ia harus kembali menunggu untuk 20 menit ke depan.
"Beneran masih tidur?" Tanya Nisha, Citra mengangguk kemudian masuk ke dalam mobil diikuti yang lainnya.
"Kebanyakan gaul sama si Titan, jadi kebo!" Timpal Githa mengundang tawa dari gadis lainnya.
7 orang gadis kini berada di dalam mobil Citra, ah, maksudnya mobil milik ayah Citra yang ia pinjam karena mobil tersebut memang memiliki seat yang cukup untuk menampung ketujuh gadis tersebut.
Citra mengambil alih kemudi dengan Julinar di sebelahnya, di seat kedua berisi Anindita, Githa dan Nisha sementara di paling belakang ada Arfah dan Anissa.
Mereka nampak asik bersenandung mengikuti lagu yang sengaja di putar lewat audio, namun tidak dengan Anin, gadis itu hanya diam menatap ke arah jalanan di sebelah kanannya.
"Nin.. Anin.." Panggilan Githa nampak tak terdengar di pendengaran Anin.
"WOY, PAYA!!" Anin tersentak kemudian menatapnya.
"Udah sampe, lo gak mau turun?"
"A-ah iya, sorry.." Ia kemudian keluar dari mobil dan bergabung bersama gadis lain yang telah berada di luar.
Citra menatapnya lekat, gadis itu mendekat ke arah Anin dan mengajaknya berjalan bersama.
"Lo sakit? muka lo pucet.." Bisiknya teramat pelan, Anin meliriknya sesaat.
"Kepala gue sakit banget.." Citra menatapnya iba kemudian mengambil sesuatu dari dalam tas dan memberikannya pada Anin.
"Pake lipstik gue, gawat kalo si blue liat wajah pucat lo!" Anin mengangguk kemudian memoles bibirnya dengan lipstik merah merona milik Citra.
Ketujuh gadis tersebut masuk bersamaan ke dalam sebuah ruangan. Titan berada disana, terduduk di atas ranjang dan tersenyum hangat menyambut mereka.
Ia kemudian melambaikan tangan meminta Anin mendekat ke arahnya."Hai sayang.."
"Eh bentar, lo pake lipstik siapa ini? Si Citra kan pasti?" Tanya Titan seraya mengamati bibir merona kekasihnya. Bagaimana pun Titan mengetahui segala hal tentang Anin termasuk warna lipstik yang sering Anin gunakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
[Revisi] Beautiful Pain (GxG) (COMPLETED)
Romance"Hidup adalah sebuah perjalanan mencari Kebahagiaan sekaligus kehilangan kebahagiaan yang lain" Tentang Takdir yang Menyakitkan tapi terasa begitu Indah !