Sebulan berlalu tanpa terasa, Titan telah pulih dari sakitnya meskipun belum sepenuhnya tapi setidaknya gadis tersebut sudah bisa beraktivitas seperti biasa.
Seperti malam ini, Titan dengan pasrah menerima ajakan Anindita untuk makan malam di luar meski sebenarnya ia enggan beranjak dari ranjang empuknya.
Bukan hanya Titan dan Anin, Citra, Joana dan pacar barunya pun berada disana, di sebuah restoran mewah yang Anin pesan khusus untuk mereka.
Rheandra, kekasih baru Joana. Seorang gadis cantik namun berpenampilan sedikit manly."Cit, gak bosen jadi obat nyamuk terus?" Tanya Joana menyindir.
"Heem, gue miris banget liat lo.." Timpal Anin menahan tawanya.
"Jodoh itu di tangan Tuhan, gue nyari ampe nyelem ke got pun kalo belum takdirnya ya gak akan ketemu!" Ujar Citra dengan bijak, keempat gadis lainnya melongo mendengar ucapan tak biasa gadis tersebut.
"Lagian gue nyari kek si Blue, susah anjir!!"
"Jelas dong, limited edition gue mah. Kalo pun ada kek gue, dia gak mungkin mau sama lo, sih!"
"Bajingan ya teteh nya!" Geram Citra atas ucapan Titan.
"Tapi gue kok liat lo mirip sama Lalisa, 11-21 lah, bedanya kalo si Lalisa multitalenta, kalo lo multi gender! hahaha.." Tunjuk Rheandra pada si gadis berlesung pipi.
"Hahahanjirrr.."
"Rhenadra sialan, kalo ngomong-"
"BASMALLAH DULU!!" Sela kempat gadis disana bersamaan kemudian tertawa puas melihat wajah kesal Titan.
Titan bangkit dari kursinya membuat Anin menghentikan tawa dan menatapnya bingung.
"Mau kemana?"
Namun gadis tersebut hanya tersenyum dan berjalan ke arah mini stage di sudut ruangan restoran tersebut.
"Lah, dia mau nyanyi?" Tanya Joana entah pada siapa karena gadis lainnya masih menatap ke arah perginya Titan.
"Awas aja kalo suaranya gak enak, gue pasung si Citra!" Timpal Rheandra, Citra dengan cepat menoleh ke arahnya.
"Sssttt.. DIEM!!" Joana mengacungkan telunjuk dengan tatapan tajam dan kembali menatap ke arah Titan yang kini terduduk di depan sebuah piano.
"Belum gue jawab juga!" Sendu Citra menatap Joana kemudian menoleh ke arah depan.
"Selamat malam, maaf jika saya mengganggu acara makan malam kalian. Abaikan saja dan anggap saya tidak ada disini.." Terdengar suara tawa kecil dan kekehan dari beberapa pengunjung restoran termasuk Anindita dkk.
"Ini buat kalian, dan terkhusus kamu, pemilik hatiku.." Titan tersenyum manis pada Anindita yang juga tersenyum manis padanya.
Titan mulai menekan tuts pada piano dengan penuh penghayatan. Dentingan merdunya membuat semua yang mendengarnya terbuai dan dengan rela memejamkan mata.
Heart beats fast
Colors and prommisses
How to be brave
How can I love when I'm afraid to fall?Ingatan tentang pertemuannya dengan Titan berputar di kepala Anin. Saat gadis jangkung itu menggendongnya kala kakinya terluka, menertawakan setiap tingkah konyolnya, ikut tersenyum saat tawa indahnya tergelak, mengisi setiap harinya dengan tawa.
But watching you stand alone
All of my doubt suddenly goes away somehow
One step closerNamun saat tau bahwa gadisnya dalam kesedihan, ia merasa ingin melindunginya, membawanya dalam dekapan hangatnya, menggiringnya selangkah lebih dekat dalam takdir indah.
KAMU SEDANG MEMBACA
[Revisi] Beautiful Pain (GxG) (COMPLETED)
Romance"Hidup adalah sebuah perjalanan mencari Kebahagiaan sekaligus kehilangan kebahagiaan yang lain" Tentang Takdir yang Menyakitkan tapi terasa begitu Indah !