#29

4.3K 387 12
                                    

"P-pake, A-nin.."

"Kenapa?"  Titan tak menjawab, ia membalikkan tubuh dan memakaikan pakaian tersebut di tubuh Anin.

Anin dengan pasrah menerimanya, tatapannya masih lekat pada kedua mata Titan yang kini mengembun. Juga tangannya yang bergetar, gadis itu menggenggam tangan Titan.

"Tolong jelasin, kamu kenapa?" 

Titan memejamkan kedua matanya, Anin menarik tubuh gadisnya terduduk kemudian berjongkok tepat di hadapannya. Kedua tangannya menggenggam tangan Titan dengan lembut.

"Bukannya kita udah sepakat buat saling terbuka, hm?"  Kini si gadis berlesung pipi menatap kedua manik biru kekasihnya dengan berani. Anin mengangguk dan tersenyum manis padanya. 

Gadis itu melepaskan genggaman tangan Anin dan merogoh saku celananya. Anin masih menunggu dan memperhatikan pergerakan si gadis. Hingga keningnya mengernyit melihat selembar kertas yang terlipat yang Titan sodorkan padanya.

"Ini apa?" 












Flashback On

Seorang gadis kecil berusia 6 tahun itu kini tengah berjalan kaki menuju rumahnya, ia memberikan senyum manisnya pada setiap orang yang ia kenal dan berpapasan dengannya, membuatnya di kenal dengan sebutan anak yang ramah.

"Bu Salma.." Sapanya ramah pada seorang wanita dewasa yang baru saja keluar dari rumahnya.

"Biru, baru pulang sekolah?"

"Iya bu, ibu mau kemana?" 

"Mau jemput kak Dimas"

"Oh.. Biru masuk ya bu, dadah ibu.."  Ia melambaikan tangan dengan senyuman ceria pada wanita tersebut dan kembali melangkah riang menuju rumahnya yang tak jauh dari sana.

"KAMU HARUSNYA SADAR, SIAPA YANG SELAMA INI KERJA KERAS BUAT KAMU DAN ANAK-ANAK KAMU!!"   

Si gadis terperanjat saat hendak memasuki rumah, ia mendengar jelas sang ayah berbicara dengan nada tinggi, juga tangisan anak kecil disana.

"HEH! DIA JUGA ANAK KAMU, MEREKA ANAK KAMU, KALAU KAMU GAK MAU URUS MEREKA BUAT APA KAMU BIARIN MEREKA LAHIR?!"

Gadis itu mendengarkan semua ucapan kedua orang tuanya dengan jelas, matanya berkaca-kaca dengan tubuh yang gemetar saat mendengar suara nyaring benda-benda berjatuhan juga suara tamparan.

"KAMU DAN ANAK KAMU, BIRU ITU SAMA AJA! KALIAN BERDUA CUMA BIKIN AKU PUSING DAN JENGAH!!" 

"BIRU ANAK KAMU!! BAWA DIA PERGI SAMA KAMU!!"

Ia hendak berbalik dan pergi dari sana namun suara tangisan kedua adiknya terdengar jelas di telinganya, membuat si gadis kecil cemas.

Tangannya mendorong pintu perlahan agar tak menciptakan suara, langkah kecilnya teramat pelan dan mengendap seperti seorang pencuri, berharap kedua  orang tuanya tak menyadari kehadirannya.

"BIRU!!" 

Kedua matanya terpejam erat saat suara bariton sang ayah memanggil namanya dengan nada penuh amarah, ia perlahan membuka mata dan menatap takut pada ayah dan ibunya.

"Liat ini, anak kamu berlagak seperti pencuri!!"

"DIA ANAK KAMU, PRAYOGA!!"

"A-ayah, i-bu.." 

"DIAM KAMU!"

Bentakan sang ayah membuat jantungnya berdenyut sakit, ini bukan kali pertama ia mendapatkan perlakuan seperti itu dan setiap kali ia mendapatkannya, bisa dipastikan itu akan membuat tidurnya tak nyenyak dan keesokan harinya terkena demam.

[Revisi] Beautiful Pain (GxG)  (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang