Langit senja cerah menampakan sinar oranye nya, burung-burung bernyanyi riang juga para manusia berbondong memanfaatkan momen indah di musim penghujan itu untuk sekedar membawa kaki mereka menapaki aspal yang tak basah juga becek seperti hari-hari lainnya.
Lain halnya dengan kedua gadis cantik yang malah asik menikmati berbagai cemilan seraya menyaksikan tontonan pada layar televisi di hadapan mereka. Menghabiskan waktu senggang berdua dengan intim. Titan menyandarkan tubuh pada sofa, memeluk Anindita yang duduk di depannya dengan tubuh bersandar padanya.
"Mphhhh.."
Lenguh Anindita saat tangan usil Titan lagi dan lagi meremas gundukan kenyalnya dari balik kaos yang ia pakai. Titan tersenyum lebar saat Anin mencubit pahanya dengan kesal.
"Kenapa orang bisa kreatif banget ya bikin film kek gini?" Tanya Titan dengan tatapan masih pada kartun favoritnya, Tom and Jerry.
"Eh, itu si Citra.." Lanjutnya antusias menunjuk pada karakter anjing di kartun tersebut.
"Jahat banget sama temen sendiri!"
"Lah, dia yang memvalidasi sendiri kan, inget?" Anin mengangguk dan tertawa mengingat kejadian dulu.
"Gue denger ya!!"
"Anjir!!" Titan dan Anin menoleh kaget pada Citra yang entah sejak kapan berada di ambang pintu.
"Ketok pintu atau ucap salam, sulit?" Tanya Anin menyindir, Citra menggulirkan kedua matanya malas dan berjalan menghampiri kedua gadis tersebut.
"Males!"
"Lo datang gak diundang, pulang langsung ngibrit!"
"Gue kan jelangkung, lo tenang aja!" Citra menepuk pundak Titan dengan senyuman paksanya.
"Ganti title lo? Dari spike ke jelangkung?"
"Protes mulu netijen!" Kesal Citra, Anin dan Titan menahan tawanya seraya kembali menatap layar televisi.
Citra menyandarkan kepalanya di pundak Titan dan menghela nafas lelah membuat Titan menoleh dengan tatapan heran.
"Kenapa lo?"
"Hah.." Timpal Citra dengan hembusan nafas berat, Anin pun menoleh ke arahnya.
"Citra, lo kenapa?"
"Hahhh.."
"Jawab bego! malah cosplay jadi banteng!"
"Diem deh, gue cape.." Citra mengangkat tubuhnya, berpindah ke atas sofa dan berbaring.
Anin dan Titan saling bertatapan heran, tak biasanya gadis seaktif Citra kini terlihat lemas dan diam.
"Batrenya low?" Tanya Anin, Titan terkekeh kemudian menggelengkan kepala.
Ia mendorong tubuh Anin kemudian membalikkan tubuh menghadap ke arah Citra yang memejamkan kedua matanya. Tangannya terangkat dan mengusap lembut kepala Citra membuat si gadis membuka kedua mata dan menatap Titan.
"Cerita sama gue, lo kenapa?" Tanya Titan lembut, Citra menggigit bibir bawahnya.
"Apa yang bikin lo sedih?"
"G-gue.." Citra kembali membungkam mulutnya, tenggorokannya tercekat dengan suara parau menahan tangis.
Anindita menyentuh pundak kekasihnya, Titan menegakkan tubuh kemudian menarik Citra untuk terduduk dan memeluknya. Citra akhirnya menangis di pelukan si gadis jangkung.
"Hiks.. gue cape Tan, hiks.."
"Sssttt.. Cape kenapa hmm?"
"G-gue hiks.. pengen berhenti aja ya hiks.." Titan berniat melepaskan pelukan namun Citra menahannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[Revisi] Beautiful Pain (GxG) (COMPLETED)
Romansa"Hidup adalah sebuah perjalanan mencari Kebahagiaan sekaligus kehilangan kebahagiaan yang lain" Tentang Takdir yang Menyakitkan tapi terasa begitu Indah !