Drttt.. Drttt..
Titan terbangun karena dering ponselnya, dengan mata yang masih setengah terpejam, ia meraih ponselnya di atas nakas dan menekan tombol hijau.
"Halo.."
"Halo selamat pagi, dengan nona Titan Pramesta Biru?"
"Saya sendiri, ini siapa?"
"Saya dari Rumah Sakit Ad***, ingin memberitahukan bahwa hasil test anda sudah keluar dan bisa diambil hari ini jam 9." Titan seketika bangkit dan terduduk.
"Oh baik terimakasih"
Tut..tut..
Titan menaruh ponselnya, mengusap wajah dan beranjak ke kamar mandi. Hanya perlu waktu 15 menit untuk gadis tersebut membasuh tubuh dan bersiap, kini ia duduk di atas sofa dengan secangkir kopi dan juga rokok yang berada di sela jemarinya.
Ia melirik jam di pergelangan tangannya yang menunjukkan pukul 8.34, tanpa berniat membangunkan Intan, gadis itu berjalan keluar dari rumah dan menaikki motornya.
Pagi ini tak begitu cerah, awan-awan columbus berbaris menutupi sang matahari yang malu-malu untuk bersinar.
Begitu pun dengan jalanan yang terlihat lebih lengang dari hari biasanya.Tak perlu waktu lama, kini ia memasuki area Rumah sakit dan memarkirkan motornya di basement kemudian berjalan masuk ke dalam Rumah sakit dan menghampiri resepsionis.
"Pagi sus, saya mau ambil hasil test lab, di mana ya?"
"Selamat pagi, atas nama siapa?"
"Titan Pramesta Biru.."
"Oh iya kak, Dr.Arman sudah menunggu, mari saya antar.." Titan mengangguk dan tersenyum kemudian mengikuti langkah si perawat menuju ruangan dokter yang juga menanganinya tempo hari.
Tok.. Tok..
Cklek!
"Silahkan.."
"Makasih, sus.." Sang perawat mengangguk kemudian meninggalkan Titan yang kini terduduk di hadapan sang dokter.
"Apa kabar, Titan?" Tanya dr.Arman dengan ramah, Titan tersenyum.
"Jauh lebih baik dok, terimakasih.."
"Masih suka nyeri di bagian dada atau mual?" Tanya sang dokter to the point.
"Masih dok, tapi hanya sebentar dan hilang setelah minum obat.." Dokter Arman mengangguk kecil, kemudian membuka sebuah amplop coklat besar dan memberikannya pada Titan.
Gadis itu menerimanya kemudian membacanya, kedua alisnya bertautan dan kembali menatap dokter Arman.
"Maaf dok, saya gak ngerti hehe.." Dokter Arman tersenyum lebar kemudian mengambil alih kembali selembar kertas dari tangan Titan.
"Oke, saya bacakan ya.." Titan mengangguk dan memfokuskan diri pada dokter Arman yang mulai membacakan hasil testnya.
"Disini tertulis bahwa kamu positif mengidap Kanker Lambung stadium 3"
Deg!
Titan membatu, kedua tangannya saling meremas resah. Dokter Arman menyadari perubahan ekspresi si gadis, ia menghela nafas dan menundukkan wajah sesaat.
"Kamu masih bisa sembuh, asal kamu mau menjalani pengobatan dengan serius.."
"Maafkan saya jika kabar yang saya berikan membuat kamu kaget. Saya bukan Tuhan yang bisa menentukan hidup seseorang tapi saya berusaha memberikan pelayanan terbaik untuk setiap pasien saya.."
KAMU SEDANG MEMBACA
[Revisi] Beautiful Pain (GxG) (COMPLETED)
Romance"Hidup adalah sebuah perjalanan mencari Kebahagiaan sekaligus kehilangan kebahagiaan yang lain" Tentang Takdir yang Menyakitkan tapi terasa begitu Indah !