Dua hari kemudian,
Titan memaksakan diri untuk masuk sekolah, padahal kondisinya sama sekali tak kunjung membaik, sakit di dada dan benjolan di perutnya semakin terasa menyiksa ditambah rasa mual yang sering tiba-tiba datang.Pukul 6.15 pagi ia sudah berada di kantin sekolah yang masih sepi, berniat mengganjal perut, walaupun itu sama sekali tak membantu, apapun yang gadis itu makan beberapa menit kemudian pasti ia muntahkan lagi.
"Akhh.." Ringis Titan seraya mencengkram kepalanya.
"Pengen gue copot aja nih pala!"
Titan mulai jengah, tanpa memakan sedikitpun roti bakarnya dan hanya meneguk sedikit kopi panasnya, ia berjalan gontai seraya menunduk kearah kelas. Ia menegakkan kepala saat sampai di depan kelasnya, senyumannya terbit melihat Githa telah berada di bangkunya, Titan berjalan pelan menghampiri si gadis.
"H-hai Git.." Sapa Titan, sedangkan yang di sapa hanya menatap datar kemudian memalingkan wajahnya.
Titan menyadari tatapan kecewa bahkan kebencian dari wajah Githa, ia menghela nafas kemudian berjalan ke arah bangku kosong di barisan paling belakang.
"Dia masih marah sama gue?" Terkanya bergumam, gadis itu merebahkan kepalanya di atas meja dengan ranselnya yang menjadi bantalan seraya memakai kupluk hoodie-nya.
Suara riuh dan tawa murid-murid mulai terdengar, Titan membuka matanya yang tanpa sadar tertidur namun tak mengangkat kepalanya. Gadis itu tersenyum tipis saat mendengar suara Githa, Nisha, Julinar, Arfah dan Anissa yang tertawa dan bercanda di depan sana.
"Setidaknya gue masih bisa denger suara kalian.." Lirihnya, ia kemudian menegakkan tubuh dan menoleh kala merasakan tepukan di pundaknya.
"Kok lo udah masuk sih, harusnya istirahat aja Tan" Titan tersenyum kecil pada Citra yang kini berada di sampingnya.
"Gue gapapa, Cit!"
"Gapapa apanya? Badan lo panas banget, ke UKS ya" Citra yang cemas lantas menarik tangan Titan namun gadis itu menggelengkan kepalanya.
"Nanti kalo gue gak kuat gue ke UKS kok, udah ya gue malu diliatin orang-orang.." Bisiknya kemudian menarik Citra untuk duduk di sebelahnya saat sadar bahwa para gadis disana tengah menatap ke arah mereka.
Selama pelajaran berlangsung, Citra tak berhenti melirik ke arah Titan yang menutup separuh wajahnya dengan tangan, keringat pun bercucuran di wajah sang gadis.
Sedangkan Titan kini mati-matian menahan rasa mual yang tiba-tiba datang dan berusaha menyembunyikan darah segar yang keluar dari hidungnya.
"Tahan Tan, 5 menit lagi" Gumamnya dalam hati, menyemangati dirinya sendiri.
KRinggggg..
Bel pergantian pelajaran pun terdengar, Titan bergegas bangkit dan berjalan cepat ke arah pintu. Namun tanpa sengaja gadis itu menabrak pundak Anissa yang baru saja melangkah keluar dari bangkunya.
"Woy santai dong!!" Sewot Anissa, Titan hanya membungkukkan badan dan terburu berlari keluar dari kelas. Citra yang melihat kejadian tersebut lantas bangkit dan berniat mengejar Titan.
"Lo yang santai, Nyet!!" Geram Citra membalas ucapan Anissa kemudian berlalu begitu saja.
Tok..
Tokk..
"Tan,, lo di dalem kan?"
Tok..
Tokk..
Tok...
Ceklek..
KAMU SEDANG MEMBACA
[Revisi] Beautiful Pain (GxG) (COMPLETED)
Любовные романы"Hidup adalah sebuah perjalanan mencari Kebahagiaan sekaligus kehilangan kebahagiaan yang lain" Tentang Takdir yang Menyakitkan tapi terasa begitu Indah !