#36

3.6K 345 10
                                    

Drtt

Drtt..

Sebuah panggilan masuk pada ponsel Anindita membuat gadis tersebut mengalihkan pandangan dari laptopnya, meraih ponsel tersebut dan menekan tombol hijau.

"Halo.."

"Nin, lo dimana?"

"Di rumah, kenapa?"

"Si Blue, ada?"

"Kerja lembur, ada apa Rhe?"

"Yaaah.. tadinya gue mau ajak kalian dinner.."

"Tumben, acara apa?"

"Annive pertama gue sama Joana hehe.."

"Emang iya, udah setaun?"

"Iya anjirr, kek cepet banget gak sih?"

"Heem.."

"Yaudah lo aja deh sama si Citra, si Blue biar nanti kita jadwal ulang, gimana?"

"Hmm.. oke, share aja lokasinya.."

"Siap, see u Payaa!"

"Anj-"

Tut.. Tut.. 

Anin menatap kesal pada layar ponselnya saat Rheandra tiba-tiba saja mematikan panggilan bahkan saat ia belum menyelesaikan umpatan nya.

Ia menaruh ponsel di atas meja dan kembali fokus pada tugasnya pada laptop di hadapannya.

Namun beberapa saat kemudian, gadis itu meraih kembali ponselnya dan mengetikan sesuatu di sana.

"Bi, Rhea ngundang kita buat dinner. Tapi karena kamu gak ada, aku pergi sama Citra, ya?" Gumamnya mengeja setiap kata yang ingin ia sampaikan pada kekasihnya kemudian menekan tombol kirim.

Ting!

Biru🤍 :

"Maaf aku gak bisa ikut, kamu hati-hati.."

"Flat banget anjirr!" Kesal Anindita karena balasan pesan Titan tak sesuai dengan apa yang ia harapkan. Ia menaruh ponselnya sedikit kasar, tak berniat membalas  dan mendengus kesal. Namun beberapa menit kemudian ponselnya kembali menunjukkan notifikasi pesan dari sang kekasih.

Biru🤍 : 

"Maaf, barusan aku balesnya buru-buru. Jangan mikir jelek ya, hati-hati kalo berangkat sayang. Love you Anin🤍"

Anin menggigit bibir bawahnya menahan senyuman yang ingin merebak, dengan cepat ia membalas pesan tersebut. Titan bukan tipikal manusia yang suka mengumbar kemesraan lewat ketikan, terlebih memang ia bukanlah orang yang romantis. Itulah sebabnya Anindita selalu merona jika Titan mengirim pesan 'sedikit' manis seperti barusan, langka baginya.

"Apa si Biru indigo? Kok bisa tau gue ngumpat tadi?"  Monolognya dengan wajah bingung namun sesaat kemudian kembali tersenyum dan enggan memikirkan hal yang tak masuk akal.




Waktu berlalu begitu cepat, kini Anindita tengah bersiap untuk pergi ke acara Rheandra dan Joana. Entah mengapa, malam ini gadis itu terlihat sedikit berbeda. Anin yang biasanya memakai pakaian dan riasan apa adanya, kini ia memilih pakaian dan riasan yang membuat kecantikannya bertambah beribu kali lipat. 

Mini dress berwarna merah maroon menjadi pilihannya, dengan rambut bergelombang yang ia biarkan tergerai indah. Riasannya pun bukan tipe riasan tebal namun mampu membuatnya terlihat lebih segar, glamour dan elegan secara bersamaan. Tangannya terangkat meraih tas kecilnya kemudian bergegas keluar dari kamar saat terdengar suara klakson yang ia yakini milik Citra yang sengaja ia minta untuk menjemputnya.

[Revisi] Beautiful Pain (GxG)  (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang