Seorang gadis cantik memasuki restoran mewah dengan wajah berbinar, dia mengambil tempat duduk di dekat jendela, tatapannya tak lepas dari ponsel membaca pesan-pesan yang dikirim seseorang dan itu membuatnya tersenyum lebar dan merona.
"Hai cantik" suara tegas seorang pria mengalihkan pandangannya, gadis itu mendongak lalu tersenyum manis,
"Aku kira kamu masih lama datangnya" pria itu menarik kursi dihadapannya dan duduk dengan nyaman.
"Mana mungkin aku biarin seorang anindita yang cantik ini menunggu lama hm"
"A-apaan sih kevin" anin tersipu saat pria itu mengusap lembut pipinya.
"Udah pesan !?" Anin menggeleng, pria bernama kevin itu mengangangkat sebelah lengannya memanggil waiters.
Keduanya kembali berbincang ringan setelah memesan makanan, anin terpukau dengan ketampanan seorang kevin abraham, pria blasteran indo-turki sama seperti nya, alis hitam tebal dengan mata bulat dan hidung mancung, tak lupa jambang yang tertata rapih pada kedua sisi rahang tegasnya.
"Ohiya apa kamu gak berniat ke jenjang lebih serius ??" Tanya kevin setelah menyelesaikan acara makannya, anin menatapnya.
"Aku pengen banget Kevin, kita tunggu sampai waktu yang tepat ya" ujar anin seraya mengeluarkan sesuatu dari tasnya, kevin tersenyum hangat dan menggenggam tangan anin diatas meja, keduanya saling melempar senyuman manis.
Tanpa mereka sadar seseorang tengah menatap mereka dengan mata yang berembun, tangannya mengusap air mata yang baru saja menetes saat seseorang memanggil namanya.
"Kak biru, ayo.. kok malah bengong?" Riana hendak menghampiri namun titan terlebih dahulu mendekatinya, dia tak ingin adiknya atau sahabatnya melihat adegan itu.
"Liatin apa sih tan ??" Tanya citra seraya menengok kedalam resto, titan menarik tangannya.
"Gak, gapapa, ayo keburu sore, gue kangen anak-anak panti" titan tersenyum manis, keempat gadis lain ikut tersenyum dan bergegas menaiki mobil yang terparkir tak jauh dari restoran itu.
Kurang lebih 1 jam perjalanan yang mereka tempuh, kini kelima gadis itu sampai di panti asuhan dengan wajah titan yang berbinar dibalik masker dan topi yang ia pakai.
"Assalamualaikum bu.." sapa mereka saat berada diambang pintu ruangan bu retno.
"Waalaikumsalam, eh titan ya tuhan kamu sudah sembuh sayang" bu retno memeluk titan hangat, yang lain menatapnya dengan senyuman.
"Alhamdulillah titan jauh lebih sehat bu, ibu apa kabar? Perawat lain ?? Anak-anak sehat kan ??"
"Ibu dan yang lain sehat sayang, hanya saja langit dia kurang sehat" titan terperanjat mendengar nama calon anaknya.
"La-langit kenapa bu ??" Tanyanya panik, bu retno menghela nafas dan bangkit berjalan kearah mejanya dan mengambil sepucuk surat.
"Langit siapa ??" Bisik riana pada citra, citra menggeleng tak tahu.
"Alasan kenapa orang tuanya membuang anak itu karena ini, dan ibu sudah membawanya ke rumah sakit hasilnya positif" bu Retno menyodorkan surat itu pasa titan yang langsung dia ambil dan membacanya.
Seketika matanya melebar sempurna, dia menatap bu retno yang kini memasang wajah sendu. Riana, citra, joanna dan rheandra menatap heran keduanya, mereka tak mengerti bahkan tak tau apa yang dibicarakan.
"Titan boleh liat dia bu?" Bu Retno mengangguk dan berjalan keluar ruangan diikuti titan dan yang lainnya.
Mereka sampai dan berdiri tepat di depan sebuah ranjang kecil berisikan seorang bayi tampan yang tengah tertidur pulas.
KAMU SEDANG MEMBACA
[Revisi] Beautiful Pain (GxG) (COMPLETED)
Romance"Hidup adalah sebuah perjalanan mencari Kebahagiaan sekaligus kehilangan kebahagiaan yang lain" Tentang Takdir yang Menyakitkan tapi terasa begitu Indah !