#51

2.8K 298 5
                                    

"Tuhan, apakah ini hukuman untuk segala perbuatanku selama ini? Mengapa Engkau tak mencabut nyawaku? Apa aku tak pantas berada di pangkuanMu? Apa mungkin Ruh-ku terlalu kotor untuk sekedar singgah di Nirwana bahkan Neraka-Mu ?"




Titan tak kuasa lagi menahan rasa sakitnya ditubuhnya, untuk membuka mata pun rasanya harus bertaruh jutaan nafas dengan otot-otot mata yang dia paksakan mengeras.

Kedua kakinya lemah, bahkan seperti tak bernyawa akibat pukulan keras tongkat baseball yang dilayangkan dikka tadi malam pada kedua lututnya.

Telinganya menangkap suara gaduh diluar sana lengkap dengan dentuman keras senjata api saling bertautan, namun dia terlalu lemah untuk sekedar mendongakkan kepalanya, gadis itu tertunduk dengan sebelah mata yang sedikit terbuka.

"T-titan"   seseorang memanggil namanya dengan nada parau, dan mengangkat dagu gadis itu perlahan. Gadis itu tersenyum tipis namun berusaha menepis apa yang dia lihat, berpikir itu hanya ilusinya.

"R-rheandra"  ucapnya lirih, orang itu rheandra dan citra di sebelahnya, kedua gadis itu berhasil menemukan tempat titan disekap, mereka mengikuti janne dan berakhir ditempat ini dengan membawa banyak polisi.

"C-citra ?? H-halusinasi ini b-begitu terasa nyata"   gadis itu kembali menundukkan wajahnya, dia tak sadarkan diri. Kedua gadis itu tak kuasa menahan tangis melihat sahabat sekaligus adik yang mereka sayangi dengan kondisi yang teramat mengenaskan.

Petugas medis datang, mereka menggotong tubuh tak berdaya gadis itu, membawanya masuk kedalam ambulans dan segera pergi ke rumah sakit.

"C-cit, i-itu bener titan kan hiks"  rhea memeluk citra yang juga terisak.

"K-kondisinya cit, g-gue gak kuat liat dia kayak gitu"

"G-gue juga rhe, tapi kita harus tetap bersyukur kita masih bisa liat dia dalam kondisi hidup"  rhea mengangguk lalu tersenyum tipis.




Keduanya menghampiri ketiga iblis yang kini berada dibawah todongan pistol aparat kepolisian, menatap mereka dengan tatapan ingin membunuh.

"Janne? Dikka? Gue gak kaget kalo kalian yang jadi dalang dalam kejadian ini tapi lo ? Indira permata? Haha lo berhasil bego'in kita selama ini"   citra berjongkok di depan indira, gadis itu tengah menangis menyesali perbuatan kejinya.

"Tanpa titan lo gak mungkin bernafas sampai detik ini dira, bahkan dia yang setia nemenin lo dan semangatin lo di masa rehabilitas saat semua keluarga lo buang lo, termasuk kaka yang lo bela! Tapi ini balesan lo sama cewe berhati malaikat itu ??"  Ujar rhea santai namun menyakitkan.

"G-gue hiks nyesel rhe, maafin gue hiks"  rhea dan citra menatap nya remeh, rhea yang geram meninju wajah indira lalu janne sedangkan citra menendang kepala dikka.

Polisi langsung melerai mereka dan mengamankan ketiga orang itu.

"Bapak liat sendiri apa yang mereka lakukan sama adik saya, saya menuntut mereka dihukum seumur hidup!!"  Geram citra, ketiga orang itu melotot tak percaya.

"Citra.. citra tolong jangan penjarain gue seumur hidup cit, gue mohon"   janne memohon, citra tersenyum mengejek.

"Bahkan hukuman mati gak pantes buat kalian, kalian harus menderita dan mati membusuk di dalam sana!!"

"Bawa mereka !!"  Titah rhea, para polisi itu mengangguk lalu menyeret dikka, janne dan indira masuk kedalam mobil tahanan.














Dilain tempat, joanna dan yasmine tengah berusaha membujuk anin untuk makan, tubuhnya semakin kurus, wajahnya pun terlihat kusut. 2 minggu lebih anin hanya bungkam tak ada semangat hidup, tak jarang juga dia histeris, menangis lalu tertawa miris.


[Revisi] Beautiful Pain (GxG)  (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang