Titan dan Citra kini berada di sebuah kafe yang tak jauh dari sekolah. Kedua gadis itu nampak tenang menikmati kopi panas mereka. Citra menatap wajah Titan, pipi si gadis terlihat membiru karena tinjuan Kemal tadi.
"Linu tuh pasti!" Titan menatap Citra kemudian menyentuh pipinya sendiri dan meringis.
"Shhh.. anjirr, kenapa di ingetin, bego!"
"Dih, lo nya aja yang tolol!" Titan mendelik tak suka seraya menghisap rokoknya.
"Tan, lo tadi kesurupan apa deh? Itu si Kemal loh, si perusuh!"
"Mau Kemal kek, Jono, Asep atau siapapun, kalo mereka hina temen gue, gak akan gue lepasin!"
"Jadi tadi lo belain gue?" Citra menyentuh dadanya dengan wajah berbinar. Titan bergidik ngeri.
"Gak ya! Gue cuma gak suka aja julukan 'Sampah' gue di ambil orang!" Citra mengulum senyumannya, ia membawa tubuhnya mendekat ke arah Titan.
"Cih, Alibi! Gue tau kok kalo lo berusaha jaga perasaan gue, kan.. kan.. "
"Geser gak lo!" Jengah Titan pada Citra yang kini merapatkan tubuh seraya menggoyangkan kedua payudara sintalnya pada lengan Titan.
"Kalo engga?" Titan mengarahkan pandangan pada kedua payudara sintal Citra, membuat Citra ikut menatap dadanya.
"Gue tusuk pake garpu! Biar nenen lo kempes!" Citra membelalak, ia menegakkan tubuhnya dengan kedua tangan menyilang, menutupi dada.
"Anjing! Aset perusahaan nih!"
"Ya makanya!" Gadis itu menyeringai seraya mengalihkan pandangan ke arah lain. Citra masih menatapnya dengan gerutuan tak jelas kemudiam menatap dadanya sendiri.
"Besok, gue di D.O gak sih?"
"Siapa yang bakal berani ngeluarin lo?" Tanya Citra dengan senyuman menantang.
"Najis muka lo!" Titan terkekeh seraya mengusap kasar wajah Citra.
"Bedebah emang si Blue!" Gadis itu mengedikkan bahu, meneguk kopinya dan kembali menatap Citra.
"Lo gak boleh bebasin gue dari hukuman, setidaknya gue harus bertanggung jawab atas apa yang gue lakuin!"
Citra mengangguk dan tersenyum, ia membenarkan apa yang Titan katakan. Gadis itu harus mempertanggung jawabkan kesalahannya, meski sebenarnya Kemal lah yang meninjunya pertama kali dan mereka lah yang mengganggu Titan.
"Lo nyetir ya, inces lelah.." Ujarnya seraya melemparkan kunci mobil pada Titan. Titan mendengus namun tetap mengiyakan pinta sahabatnya. Gadis itu hanya enggan berjalan kaki untuk pulang karena tak membawa motornya.
Gadis itu segera masuk dan terduduk di balik kemudi, sementara Citra terduduk santai di kursi sebelahnya. Keduanya nampak asik menganggukan kepala dan bernyanyi mengikuti alunan lagu dari audio mobil Citra.
Hingga tak lama, mobil mereka memasuki komplek perumahan. Titan menepikan mobilnya di sebrang rumahnya, membuat Citra bingung kemudian menatap arah pandangan Titan.
Sebuah mobil berwarna putih terparkir tepat di halaman rumah Titan, Citra mengerutkan dahinya.
"Mobil siapa tuh?" Tanyanya masih menatap mobil tersebut.
"Temennya Intan, mungkin.."
Citra mengangguk, seketika menegakkan tubuh dan menatap lekat pada Intan yang terlihat keluar dari rumah bersama seorang gadis maskulin yang merangkulnya mesra. Titan tersenyum perih di tempatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[Revisi] Beautiful Pain (GxG) (COMPLETED)
Romance"Hidup adalah sebuah perjalanan mencari Kebahagiaan sekaligus kehilangan kebahagiaan yang lain" Tentang Takdir yang Menyakitkan tapi terasa begitu Indah !