"Kalo gue minta lo tetep disini, gimana?"
Titan mengerjapkan kedua matanya berulangkali, tatapan sendu Anin membuatnya iba kemudian menghela nafas dan tersenyum.
"Tapi, ada syaratnya.." Anin menegakkan tubuh dan menatapnya dengan senyuman antusias.
"Bikinin gue apa kek, gue laper hehe.."
"Pfttt.. J-jadi yang dari tadi bunyi itu perut lo, Bi?" Titan mengangguk dengan senyuman bodoh membuat Anin kembali tertawa.
Titan membiarkan gadis tersebut menertawakannya, baginya kini membuat Anin tertawa lepas adalah sebuah pencapaian luar biasa dan akan selalu ia lakukan. Titan menyukai tawa indah Anin.
"Haha sorry.." Titan mengangguk dengan senyuman lebar. Anin bangkit dari sofa dan menarik tangan Titan.
"Yaudah yuk, bibi juga udah nyiapin makan siang.."
"Tapi gue pengen, lo yang masak"
"Gue gak bisa masak, Bi. Next time ya, gue belajar dulu hehe.."
"Janji, ya?" Titan menjulurkan jari kelingkingnya membuat Anin dengan ikhlas menerima dan menautkan kelingking.
"Janji!"
Titan mengangguk kemudian berjalan keluar kamar berdampingan dengan Anin yang mengalungkan tangan di lengannya. Gadis itu melirik Anin yang terus saja menunjukkan senyuman manisnya.
Setelah merasa perutnya penuh, Anin lantas mengajak Titan kembali ke dalam kamar. Gadis itu naik ke atas ranjang, menelungkupkan tubuh dan bermain game di ponselnya. Sementara Titan duduk bersandar dengan kedua kaki terjulur juga tatapan yang fokus pada ponselnya.
Drttt..
Drtt..
Sebuah panggilan video masuk di ponsel Titan, Anin meliriknya sesaat.
"Tumben!" Gumam Titan seraya menekan tombol hijau dan sedikit menjauhkan wajah dari kamera ponselnya.
"Woy, lalet ijo? Bolos kemana lo?"
"Ck! Ucap salam yang bener, Citra!" Ujar Titan dengan senyuman paksanya. Anin membekap mulut menahan tawa.
"Assalamu'alaikum ughteeeea.."
"Wa'alikumusalam, Anak babiii.."
"BAJINGAN!" Titan tertawa karena umpat'an Citra di sebrang sana.
"Heh bentar! Di kamar siapa lo??"
"Kepo nya si beruk!"
"Open BO kan lo? Astagaa.. lo butuh duit berapa sih Blue, kenapa gak bilang?!"
"Basmallah kalo ngomong!"
"Terus itu dimana? Jawab yang waras!!" Titan melirik Anin dengan senyuman tipis. Anin mengangguk kemudian bangkit dan menyandarkan tubuh pada tubuh Titan.
"Kamar gue! Kenapa?" Citra membelalak kemudian mendekatkan wajah pada kamera ponsel dan kembali menjauhkannya.
"Astaga.. Astaga.. Anjirr, kalian berdua? Omaygat!"
"Apasih lo tubir?!" Kesal Titan.
"Anin, lo booking si Blue?"
"Woy! Manusia silver! bacod lo bener-bener ya!" Sedangkan Anin telah tertawa karena ucapan Citra yang asal membuat Titan kesal.
KAMU SEDANG MEMBACA
[Revisi] Beautiful Pain (GxG) (COMPLETED)
Romance"Hidup adalah sebuah perjalanan mencari Kebahagiaan sekaligus kehilangan kebahagiaan yang lain" Tentang Takdir yang Menyakitkan tapi terasa begitu Indah !