Ini adalah pagi ketiga sejak Han Jisung sadarkan diri. Dan menurut Han Jisung pribadi, sepertinya banyak hal telah terjadi selama ia tidak sadarkan diri.
Karena entah bagaimana bisa, para anggota Tim Divisi Khusus begitu rutin menjenguknya.
Memberikan perhatian-perhatian kecil, layaknya mereka seorang kerabat dekat.
Namun, bukannya merasa tersentuh, perlakuan mereka tersebut malah membuat kepala Han Jisung semakin pening.
Ketua Tim Divisi Khusus yang sangat so' tahu itu pasti telah mengatakan hal yang tidak-tidak kepada mereka semua.
Sial.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Lagi dan lagi, Han Jisung harus kembali mengawali harinya dengan ditemani oleh dua mantan seniornya.
Siapa lagi yang dimaksud jika bukan, Chan dan Changbin.
Meskipun para anggota Tim Divisi Khusus lainnya juga sering menjenguk, tapi dua mantan seniornya itulah yang paling sering.
Karena mereka berdua bahkan memutuskan untuk tinggal di rumah sakit.
Menemani yang lebih muda hampir sepanjang hari.
“Ya! Apakah kalian benar-benar sudah dipecat?”
Tanya Han Jisung kepada dua seniornya, yang saat ini tengah sibuk merapihkan bekas sarapan mereka.
“YA!”
Bentak Changbin tidak terima dengan ucapan yang lebih muda.
Jika saja, Chan tidak mengintrupsi Changbin dengan tatapan tajamnya. Maka sudah pasti, satu jitakan akan mendarat di kepala Han Jisung.
“Bukankah, seharusnya kamu merasa senang?”
“Karena bisa mendapatkan perhatian dari seorang Chan dan Changbin”
“Dua orang yang memiliki kedudukan sangat penting di Divisi Khusus”
Mendengar penuturan Changbin yang sedang membanggakan dirinya sendiri.
Sungguh berhasil membuat Han Jisung, ingin mengeluarkan kembali bubur hambar yang baru saja masuk ke dalam perutnya.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
“Ya! Kau tahu...”
“Mereka semua pasti tidak akan berpikir bahwa kalian adalah orang penting di Divisi Khusus”
Berbeda dengan sebelumnya, kalimat Han jisung tersebut berhasil membuat atensi Chan beralih menjadi menatap ke arah yang lebih muda.
Yang tengah duduk bersandar pada headboard rumah sakit.
Lengkap dengan wajahnya yang masih sedikit pucat. Akibat dari demam tinggi yang ia alami tadi malam.
“Karena kalian...”
“... Lebih terlihat seperti dua orang bodyguard yang tengah menjaga tuannya”
“YA!”
Dan tentu saja, ucapan Han Jisung tersebut berhasil membuat Changbin, memberikan sebuah jitakan yang cukup keras di kepala yang lebih muda.
Yang akhirnya membuat Changbin tersenyum senang.
Han Jisung meringis kesakitan.
Serta Chan yang hanya dapat menggelengkan kepalanya pelan.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Namun sayangnya, suasana akrab yang tercipta di pagi hari itu tidak dapat berlangsung lama.
Karena selang beberapa menit kemudian, seseorang mengetuk pintu ruang inap tempat dimana Han Jisung dirawat.
Membuat tiga orang berbeda usia tersebut segera mengalihkan atensi mereka menjadi menatap ke arah pintu.
‘Felix
***

KAMU SEDANG MEMBACA
RUNNING AWAY PART 2: COMING BACK
Фанфик"Aku melihatnya bukan karena aku menyukainya" "Tapi karena aku membencinya" "Sangat membencinya" "Dan kenapa aku sering melihatnya adalah agar aku selalu ingat, bahwa aku sangat membencinya" -Han Jisung ; RUNNING AWAY PART I : STAY OR LEAVE Melarika...