22

1.3K 269 136
                                    

Pagi yang cerah untuk sebuah hari baru. Terlebih setelah Chan mendengar bahwa Han Jisung sudah sadarkan diri.

Membuat Ketua Tim Divisi Khusus tersebut, tidak bisa menahan lengkung bibirnya yang setia membentuk kurva ke atas.

Namun, bukan Han Jisung namanya jika tidak berhasil membuat lengkungan bibir tersebut menjadi membentuk kurva ke bawah atau membentuk sebuah garis lurus.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

“Tuan Kim...”

“... Dimana dia sekarang?”

“Apakah dia sudah ditangkap?”

Mendengar Han Jisung mengucapkan hal tersebut sebagai kalimat pertamanya ketika ia baru saja sadarkan diri.

Jelas membuat lengkung bibir sang Ketua Tim membentuk sebuah garis lurus.

“YA!”

“Astaga, bagaimana bisa bocah ini memikirkan orang lain..."

"... Sedangkan dirinya saja jauh dari kata baik-baik saja”

Jelas Changbin tidak percaya.

Jika saja ia lupa bahwa Han Jisung baru saja sadarkan diri beberapa detik yang lalu.

Maka sudah pasti satu jitakan akan mendarat dengan mulus di kepala yang lebih muda.

“Kalian tidak perlu mengkhawatirkan kondisiku”

“Aku baik-baik saja sekarang”

“Jadi, cukup beritahu apakah Tuan Kim sudah ditangkap?”

Setelah melihat ke arah Changbin yang ada disisi kirinya, Han Jisung segera mengalihkan atensinya menjadi menatap ke arah Chan yang ada disisi kanannya.

Berharap sang Ketua Tim akan menjawab pertanyaannya tersebut.

“Ya! Apa katamu? Kau bilang baik-baik saja?”

“Lihatlah luka memar yang ada diseluruh tubuhmu ini?”

“Kamu masih bisa mengatakan baik-baik saja?!”

“Setelah sebelumnya kamu hampir mati di tangan para bedebah itu?!”

Kali ini Changbin sudah tidak bisa menahan emosinya. Mendengar yang lebih muda mengatakan kalimat baik-baik saja.

Sedangkan sudah terlihat jelas, bahwa ia jauh dari kalimat baik-baik saja.

Benar-benar mebuat Changbin tidak bisa menahan diri untuk tidak mengomeli Han Jisung.

Sepertinya Han Jisung benar-benar merindukan omelan seorang Changbin.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

“Tapi sekarang aku masih hidup”

“Jadi, berhentilah mengkhawatirkan kondisiku"

"Karena sekarang itu tidak penting”

Sungguh bodoh seorang Changbin yang berharap akan mendapatkan reaksi berbeda dari yang lebih muda.

Karena bahkan ketika kondisinya kritispun, Han Jisung tetap keras kepala.

Dan sangat menyebalkan.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Sama hal nya dengan, Changbin. Chan juga kesal dengan sifat keras kepala Han Jisung.

Yang terus menegaskan bahwa ia baik-baik saja. Padahal sudah jelas tidak.

“Changbin benar”

“Sebaiknya kamu tidak memikirkan tentang Tuan Kim”

“Kami yang akan mengurusnya”

“Jadi kamu cukup beristirahat”

“Dan fokus pada kesehatanmu, ‘euhm?”

Chan nampak mengulurkan tangan kananya guna menyentuh surai yang lebih muda.

Tapi sebelum hal itu terjadi, Han Jisung sudah menghempaskan tangannya.

“Bagaimana bisa...”

“... Bagaimana bisa aku beristirahat”

“Ketika aku belum mengetahui apa yang terjadi dengan mereka..."

"Orang-orang yang telah membuatku seperti ini"

###

RUNNING AWAY PART 2: COMING BACKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang