25

1.3K 263 179
                                    

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Tim Divisi Khusus bukannya membenci, Felix.

Mereka mengerti, bahwa kejadian tempo hari bukanlah salah Felix sepenuhnya.

Karena jika saja, Felix dapat mengetahui apa yang akan terjadi kepada Han Jisung akibat perbuatannya tersebut.

Maka sudah pasti, ia tidak akan membawa Han Jisung kepada para bedebah itu.

Kecewa.

Mungkin satu kata yang lebih tepat untuk menggambarkan perasaan Tim Divisi Khusus kepada Felix saat ini.

Persoalannya, bukan hanya karena korban adalah Han Jisung.

Mantan anggota Tim Divisi Khusus. Yang ternyata adalah adik dari sang Ketua Tim.

Meskipun, orang itu bukan Han Jisung. Chan dan Tim, tetap akan merasakan perasaan yang sama.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

“Maaf”

Hanya satu kata itulah yang dapat Felix ucapkan, ketika ia keluar dari dalam ruang inap tempat Han Jisung dirawat.

Bahkan, ia tidak mampu mendongakkan kepalanya, guna menatap dua seniornya tersebut.

Yang memang sedari awal menunggu di luar ruangan.

Dan tanpa menunggu lebih lama lagi, Felix segera bergegas pergi dari hadapan Chan dan Changbin.

Yang pasti sudah cukup mengerti, hasil dari perbincangan empat mata antara dirinya dan Han Jisung.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

“Han...”

Lirih Chan pelan saat ia masuk ke dalam ruang inap tempat Han Jisung dirawat.

Disusul dengan Changbin dibelakangnya.

Saat ini, yang lebih muda nampak duduk di atas ranjangnya, dengan kaki yang di tekuk di depan dada.

Semakin Chan mendekat, barulah ia menyadari bahwa Han Jisung tengah meremat selimut yang menutupi setengah badannya dengan sangat erat.

Dengan kepala yang menunduk dan mata yang terpejam. Serta wajah yang dipenuhi oleh peluh keringat dan tubuh yang gemetar ketakutan.

“Han...”

Lirih Chan lagi. Kali ini ia sudah berada tepat di samping ranjang Han Jisung.

“Han Jisung!”

Panggil Chan lagi, tapi dengan intonasi suara yang lebih keras dari sebelumnya.

Chan juga mengulurkan tangannya guna menyentuh pundak yang lebih muda.

Berharap dengan begitu, Han Jisung dapat tersadar dari ingatan buruk yang mengganggunya.

“Tidak apa-apa”

“Semuanya akan baik-baik saja”

“Mereka tidak akan bisa menyakitimu lagi...”

“... Hyung janji”

Jelas Chan mencoba untuk menenangkan Han Jisung.

Perlahan ia mulai membawa yang lebih muda ke dalam pelukannya.

“Aku...”

“... Tidak baik-baik saja”

Ucap Han Jisung sembari menahan tangan Chan yang hendak memeluknya.

“Sakit. Ini sangat menyakitkan”

Tangis Han Jisung. Dan setelahnya, ia hanya membiarkan Chan menenangkannya dalam sebuah pelukan.

###

RUNNING AWAY PART 2: COMING BACKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang