14

1.3K 279 101
                                    

Menyedihkan.

Mungkin itulah yang mereka pikirkan jika melihat keadaan Chan saat ini. Hanya duduk seorang diri, di sebuah kedai sederhana yang terletak di pinggir jalan.

Di tambah dengan derasnya hujan yang tengah mengguyur ibu kota di gelapnya suasana malam, menambah kesan menyedihkan tersebut sangat sesuai untuk menggambarkan keadaan sang Ketua Tim.

Tidak lupa dengan sebotol minuman beralkohol yang sudah tinggal setengah digenggamannya.

Berharap setelah meminum habis semua minuman beralkohol tersebut, dirinya akan merasa lebih baik.

Mungkin efek dari minuman beralkohol yang diminumnya, membuat Chan kembali mengingat kejadian dimana untuk pertama kalinya ia merasa sedikit lebih mengenal seorang Han Jisung.

Tepatnya satu minggu setelah Chan dan Changbin dibuat benar-benar kehilangan kesadaran akibat menerima tawaran yang lebih muda untuk minum bersama.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Kalo jodoh memang tidak akan pergi kemana. Mungkin petuah pasaran tersebut, sangat sesuai untuk Chan dan Changbin pada malam ini.

Di sebuah kedai sederhana yang terletak di pinggir jalan. Tanpa adanya rencana apapun.

Mereka melihat sosok Han Jisung yang tengah duduk bersama dengan dua orang temannya, mungkin.

Karena Chan dan Changbin pun juga tidak tahu. Sesuai dengan apa yang selalu Han Jisung tegaskan, mereka hanya dua orang mantan seniornya di Divisi Khusus.

Tidak kurang dan tidak lebih. Hanya itu.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

“Kalian?”

Ucap Han Jisung dengan raut bingung yang tercetak jelas di wajahnya.

Pasalnya, tepat ketika dua orang temannya beranjak bangun dari posisi duduknya, Chan dan Changbin segera mengambil alih tempat duduk mereka.

Yang untungnya, dua orang teman Han Jisung tersebut tidak ambil pusing. Mereka lebih memilih untuk segera pamit pulang. Mengabaikan kedatangan Chan dan Changbin.

“Siapa?”

Tanya Chan segera setelah dua orang yang sepertinya adalah teman Han Jisung, benar-benar keluar dari kedai.

Namun, bukannya menjawab pertanyaan Chan, Han Jisung hanya menatap dua seniornya itu dengan raut kesal.

“Ya! Tidak bisakah kalian mencari meja yang lain?”

Chan dan Changbin nampak menggelengkan kepala mereka berbarengan.

Ah... Sangat menyebalkan”

Gumam Han Jisung pelan. Merasa tidak senang dengan kehadiran dua mantan seniornya itu. Sungguh merusak mood nya saja.

“Ya! Kamu tidak senang melihat kami?”

“Eoh! Aku benar-benar bosan melihat kalian berdua”

“Apakah kalian tidak memiliki pekerjaan yang lain? Ah.. Atau kalian dipecat?”

“Aww.. sialan”

Ringis Han Jisung kesakitan setelah Changbin memukul kepalanya. Ternyata kebiasaan mereka yang memukul kepalanya itu tidak pernah hilang.

Ahh.. Anak berandalan ini benar-benar”

***

RUNNING AWAY PART 2: COMING BACKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang