🔅 Kebun Teh

2.8K 244 2
                                    

Paginya setelah sarapan mereka bersepakat untuk jalan-jalan dikebun teh.

Keyna, Reina dan Prima saling berpoto dan menitipkan anak-anak kepada para suami mereka.

Rivan mengelus kepala Rima dan mendengus sebal melihat kaum hawa yang malah asik sendiri.

"Mereka itu, gak sadar kalau udah pada punya suami" Ucap Rivan membuat Azzam terkekeh.

"Gak papa, Van. Biarin aja, mungkin mereka ingin mengingat masa mudanya, apalagi Reina lo kan tau kalau kita nikah muda" Ucap Azzam dan Rivan hanya berdeham.

Rakha memasukkan kedua tangannya didalam saku jaketnya, entah kenapa dia sangat pendiam jika bersama dengan orang-orang kecuali bersama dengan Keyna.

Rakha hanya berbicara seadanya saja, jika ditanya diakan menjawab dan jika tidak ya dia akan diam sambil menatap kearah pemandangan yang tercetak indah.

Mereka bertiga memilih untuk duduk dibangku yang kebetulan ada dikebun teh itu, Cemara dan Rima langsung berlari mendekati Mama mereka.

"Kakak jangan lari entar jatoh" Teriak Azzam dan Cemara mengangkat jempolnya.

Azzam tersenyum kemudian mengelus kepala Reizam, dia melirik Rakha yang hanya diam.

"Kok mau ya Keyna sama lo" Ucap Azzam membuat Rakha menengok kearah laki-laki beranak dua itu.

"Kenapa emang?" Tanya Rakha heran.

"Lo itu manusia loh, dikasih kelebihan bisa ngomong tapi kenapa lo jarang banget ngomong kalau lagi sama kita-kita?" Tanya Azzam dan Rivan setuju dengan ucapan Azzam barusan.

"Gak mungkinkan kalau kalian berdua juga jarang ngomong?" Tanya Rivan menatap lekat kearah Rakha.

"Terus masalahnya sama kalian apaan?" Tanya Rakha datar membuat kedua laki-laki itu berdecak sebal.

"Sekalinya ngomong pasti begitu tuh nadanya" Ucap Azzam yang sebal dengan nada bicara Rakha.

"Woey para suami yang udah tua"

Mereka menengok kearah suara, dan berdecak sebal melihat Keyna yang tersenyum kearah mereka.

"Lagi pada ngomongin apeh?" Tanya Keyna yang kepo.

Rivan memberikan kode kepada Keyna agar mendekat kearahnya, Keyna berjalan mendekat kearah Rivan.

"Suaranya Rakha kalau lagi ngomong sama lo gimana?" Tanya Rivan membuat Keyna menatap sahabatnya dengan kening mengerut.

"Iya Key, dia kalau ngomong suaranya datar atau sinis kaya biasanya?" Tanya Azzam yang juga penasaran dengan suara Rakha saat ngobrol dengan Keyna.

Bahkan dirinya yang notabennya sebagai sepupunya saja tidak tau nada bicara Rakha seperti apa.

Keyna berdeham panjang dan berdiri ditengah-tengah mereka.
"Kepo banget sih" Ucap Keyna dan menggoda Azzam serta Rivan membuat keduanya mendengus sebal.

"Serius kita" Ucap Rivan membuat Keyna terkikik geli.

"Hemmm, ya gitu" Ucap Keyna membuat Azzam dan Rivan mengerutkan dahinya.

Rakha menatap kearah mereka berdua.
"Emang harus ya kalian nanya gitu?" Tanya Rakha sinis membuat Azzam berdecak.

"Noh, kaya gitu?" Tanya Azzam sambil menunjuk kearah Rakha.

Keyna menggelengkan kepalanya membuat Azzam dan Rivan tambah penasaran saja.

"Kak Rakha itu cerewet kok, iya kan?" Keyna menaik turunkan alisnya menatap Rakha dan suaminya itu hanya berdeham singkat.

"Masa?" Tanya Rivan tak percaya dan Keyna mengangguk.

"Semua dibahas, bahkan suaranya itu imut dan terdengar manja" Ucap Keyna membuat kedua laki-laki itu melotot tak percaya.

"Kamu jujur gak?" Tanya Azzam dan Keyna berdecak sebal.

"Jujur atuh, Kak. Ya kali aku nyebarin gosip hoax, sorry ya aku tuh gak suka sama gosip hoax" Ucap Keyna dan mengibaskan rambutnya kebelakang semacam iklan shampo.

"Key!"

Keyna membalikkan badannya dan tersenyum saat Reina megangkat sebatang bunga yang entah dia dapatkan dari mana.

Keyna langsung berniat untuk berlari tapi sayang saat kakinya akan melangkah, kakinya itu malah tersandung batu membuatnya langsung terjatuh.

"Aaa"

Rakha langsung berdiri dan berjongkok disamping istrinya, dia menatap Keyna.

"Gak papa? Mana yang sakit?" Tanya Rakha dengan suara lembut tapi terdengar khawatir.

Rivan dan Azzam bertepuk tangan membuat Rakha menatap kearah kedua laki-laki gak waras itu.

"Itu dia, suara yang belum pernah kita denger" Ucap Azzam dan Rivan mengangguk.

"Beda sama suara kalau lagi ngomong sama kita-kita" Ucap Rivan kemudian mengangkat kedua jempolnya.

Rakha mendengus sebal. "Bapak-bapak sarap" Gumamnya.

"Sakit" Ucap Keyna membuat Rakha menatap istrinya itu.

"Mana yang sakit?" Tanya Rakha khawatir.

Reina dan Prima langsung berlari kearah Keyna yang terjatuh.

Keyna mengangkat kedua tangannya dan menengadahkan tangannya, terdapat goresan yang membuat telapak tangan Keyna yang putih menjadi merah.

"Sama ini" Ucap Keyna dan menunjuk lututnya, celana panjang yang dia pakai bahkan sampai bolong.

"Key kamu gak papa?" Tanya Reina khawatir dan menatap sahabatnya.

"Kita balik ke hotel" Ucap Rakha dan Keyna mengangguk saja, Rakha langsung menggendong Keyna.
"Gue duluan" Ucapnya dan berjalan cepat kearah hotel.

Rivan berdecak kagum. "Manly banget" Ucap Rivan membuat Prima memukul sebal bahu Rivan.
"Aduh!!!"

Rivan menatap Prima dengan wajah heran. "Kok dipukul sih, yang? Sakit tau" Ucap Rivan dan mengelus bahunya yang tiba-tiba memanas.

"Lagian kamu lebay banget" Ucap Prima sebal dan mengajak Rima untuk berjalan pergi dari sana, Rivan tentu saja langsung mengejar Prima.

"Sayang tunggu dong" Ucap Rivan mencoba mensejajarkan langkah kakinya dengan Prima.

Reina dan Azzam tertawa melihat itu, Reina menggendong Reizam dan Azzam merangkul bahu Reina dengan tangan kirinya kemudian tangan kanannya mengelus rambut Cemara yang berdiri ditengah mereka.


TBC.

Don't forget follow me.

I Am Your Soulmate [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang