🔅 Ajeng

3.1K 238 8
                                    

Setelah pulang dari rumah Keyna, Ajeng memilih langsung pulang kerumahnya.

Ajeng tersenyum saat mengingat momen terakhirnya bersama dengan mereka, bahkan pas makan bersama Keyna bersikeras ingin menyuapi Ajeng dan membuat Ajeng tidak bisa menolaknya.

Ajeng keluar dari mobil pribadi Mamanya, dia berjalan masuk kedalam rumahnya dengan menggendong sang buah hati.

Ajeng sempat melirik mobil yang terparkir didepan perantara rumahnya.

Ajeng membuka pintu dan langsung masuk, langkahnya terhenti saat melihat seorang laki-laki yang sedang duduk menatapnya.

"Ajeng"

"Ngapain kamu disini?" Tanya Ajeng dengan nada sinis.

Laki-laki itu berdiri dan membuat Ajeng berjalan kearah sofa dihadapan laki-laki itu, dia menidurkan anaknya diatas sofa kemudian menatap suaminya.

"Mas ngapain kesini? Gak takut diomelin sama Mbak Alexandria?" Tanya Ajeng dengan nada yang masih terdengar sama.

Laki-laki berumur tiga puluh lima tahun itu berjalan mendekati Ajeng, dia berlutut dihadapan Ajeng dan memegang kedua tangan Ajeng.

"Aku dengar kamu akan pergi dan membawa anak kita?" Tanya laki-laki itu membuat Ajeng mendesis sebal.

"Anak kita?" Tanya Ajeng.
"Sejak kapan Mas ngakuin Ditto sebagai anak kita?" Tanya Ajeng lagi.

Pramana---Suami Ajeng memejamkan matanya kemudian kembali membuka matanya dan menatap Ajeng.

"Aku gak mau cerai sama kamu, Jeng" Ucap Pramana membuat Ajeng menepis tangan Pramana.

"Maksud Mas apa?" Tanya Ajeng dengan berteriak untung saja Ditto tidak terbangun.

"Aku mencintaimu, Jeng. Percayalah" Ucap Pramana membuat Ajeng berdecak.

"Mas cinta sama saya?" Tanya Ajeng dan Pramana mengangguk.
"Jangan harap saya balas rasa cinta Mas setelah apa yang Mas lakukan kepada saya" Ucap Ajeng, dia menggendong kembali Ditto dan berdiri.

Pramana ikut berdiri dan menahan Ajeng yang akan pergi.
"Aku mohon, Jeng. Kamu fikirkan baik-baik" Ucap Pramana dan Ajeng menatap tajam laki-laki itu.

"Saya sudah memikirkannya baik-baik, Mas. Saya akan tetap bercerai dengan Mas Pramana" Ucap Ajeng kemudian berniat berjalan tapi Pramana menahan Ajeng kembali membuat wanita itu berdecak sebal.

"Apalagi?!"

"Aku beneran sayang dan cinta sama kamu, Jeng. Aku gak mau jauh dari kamu dan Ditto" Ucap Pramana.

Pramana menarik pelan bahu Ajeng agar wanita yang masih berstatus sebagai istrinya itu menatap kearahnya.

"Aku rela ceraikan Alexandria demi kamu, Jeng. Aku sayang sama kamu" Ucap Pramana lagi.
"Aku mohon jangan tinggalkan aku disini sendiri, Jeng"

Dera datang dan dia langsung mengambil Ditto dalam gendongan Ajeng, Dera berjalan kearah kamar Ajeng untuk menidurkan Ditto.

"Kamu gak cinta sama aku, Jeng?" Tanya Pramana dan menatap Ajeng lekat.

Ajeng membuang matanya, dia tidak ingin menatap kearah Pramana.

"Sebenarnya Ditto itu anak pertama aku, Jeng" Ucap Pramana membuat Ajeng langsung menatap kearah laki-laki itu dengan raut wajah kaget.

"Maksud Mas apa? Mas gak ngakuin Troy sebagai anak, Mas?" Tanya Ajeng dengan tatapan tajam, dia tidak habis fikir dengan laki-laki dihadapannya ini.

Tangan Pramana terjatuh dari bahu Ajeng membuat wanita itu mengerutkan dahinya dan menatap Pramana dengan tatapan heran.

"Troy memang anak Alexandria, tapi Troy bukanlah anak ku" Ucap Pramana, dia menundukkan kepalanya.
"Ternyata selama ini Alexandria berselingkuh dengan sahabat ku sendiri dan hasil dari perselingkuhan meraka itu adalah Troy" Ucap Pramana.

Ajeng menutup mulutnya kaget dia menatap Pramana dengan tatapan kaget, pantas saja Pramana selalu memandang Alexandria dengan tatapan benci jadi ini toh alasan dari semua itu.

"Mas gak papa?" Tanya Ajeng dengan perasaan yang khawatir.

"Aku mohon jangan minta cerai dari aku, Jeng. Memikirkannya saja membuat aku takut" Ucap Pramana dan kedua bahunya bergetar.
"Aku senang dan bahagia kamu datang dikehidupan aku dan membawa Ditto sebagai pelengkap semuanya"

Ajeng bingung sendiri melihat Pramana yang seakan sedang menangis dan menutupi segala kesedihannya sendirian.

"Mas"

"Mau kamu percaya atau tidak pada ku, tapi yang jelas aku sangat mencintai kamu Ajeng" Ucap Pramana dan menatap lurus kearah mata Ajeng.

Ajeng mencari-cari kebohongan Pramana lewat mata coklat milik laki-laki itu.

Ajeng terdiam dia tidak bisa menemukan kebohongan dimata Pramana, jadi apa yang Pramana katakan itu jujur dari hatinya?

"Ajeng, aku mohon sama kamu. Jangan tinggalkan aku" Ucap Pramana lagi.
"Kalau kamu pergi entah apa yang terjadi dengan ku"

"Kalau kamu pergi mungkin aku tidak segan-segan bisa membunuh nyawa ku sendiri" Ucap Pramana membuat Ajeng menggeleng kaget.

"Mas ngomong apasih, Mas gila mau bunuh diri?" Tanya Ajeng yang tidak habis fikir dengan jalan fikiran suaminya.

"Untuk apa aku hidup, Jeng? Kamu pergi dan Alexandria terus menghianati ku. Apa aku harus hidup dalam kesengsaraan ini terus?" Tanya Pramana yang sudah tidak kuat.

"Mas, Ajeng gak bisa balik lagi sama Mas Prama, tapi Ajeng akan selalu memberikan izin buat Mas Prama ketemu sama Ditto" Ucap Ajeng dan memegang kedua tangan Pramana.
"Mas Prama gak sendiri, ada Ajeng sama Ditto yang akan selalu bersama Mas" Ucap Ajeng lagi dan dia tersenyum.

Pramana tersenyum tipis dan memeluk Ajeng.
"Makasih, Jeng. Mungkin jika perpisahan membuat kamu bahagia aku gak papa" Ucap Pramana.

Ajeng membalas pelukan Pramana dan mengelus punggung Pramana dengan lembut.


TBC

I Am Your Soulmate [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang