🔅 Muntah-muntah

2.8K 246 8
                                    

Empat Minggu Kemudian.

Huek... Huek... Huek

Rakha mengerutkan dahinya dan meraba tempat disampingnya, dia langsung terbangun saat tidak menemukan Keyna disampingnya.

Huek... Huek

Rakha menyibakkan selimut yang dia pakai dan dia segera berjalan kearah kamar mandi, Rakha membuka pintu kamar mandi begitu saja membuat Keyna menengok kearah pintu dengan wajah lemas.

Rakha berjalan mendekati Keyna dengan raut wajah panik.

"Kamu sakit?" Tanya Rakha dan Keyna menggeleng lemas, dia membersihkan mulutnya kemudian mencuci mukanya.

"Kenapa bangun, Kak?" Tanya Keyna dan menatap Rakha.

"Aku gendong" Ucap Rakha dan langsung menggendong Keyna kearah kasur.

Rakha menurunkan istrinya dengan hati-hati, dia berlutut dihadapan Keyna dan menggengam kedua tangan istrinya.

"Besok ke rumah sakit ya" Ucap Rakha membuat Keyna terkekeh.

"Besok emang aku ke rumah sakit, Kak. Kak Rakha lupa? Aku kerja dirumah sakit" Ucap Keyna membuat Rakha memukul jidatnya dengan pelan.

"Besok berobat ya, gratiskan?" Tanya Rakha membuat Keyna mendengus sebal mendengarnya.

"Dikira rumah sakit punya sendiri, gratis" Ucap Keyna membuat Rakha tersenyum pepsodent.

"Yaudah besok kalau mau berangkat ambil kartu aku yang ada dilaci lemari ya" Ucap Rakha dan Keyna menggelengkan kepalanya.

"Aku gapapa, Kak. Percaya deh" Ucap Keyna menyakinkan Rakha jika dirinya memang tidak apa-apa.

Rakha menghela nafasnya panjang, dia duduk disamping Keyna dan membawa Keyna untuk kembali tidur diatas kasur dengan dirinya yang memeluk erat Keyna dari belakang.

"Aku gak bisa liat kamu sakit, Key" Ucap Rakha dan Keyna tersenyum, tangannya mengelus punggung tangan Rakha yang ada dipinggangnya.

"Mungkin aku cuma kecapean, Kak. Vaksin yang baru akan segera diluncurkan" Ucap Keyna dan melirik Rakha.

"Katanya habis lebaran" Ucap Rakha.

"Ya kan bentar lagi aja puasa, habis puasa kan lebaran" Jawab Keyna membuat Rakha semakin erat memeluknya.

"Jangan capek-capek, entar aku yang khawatir" Ucap Rakha dan diangguki oleh Keyna.

"Yaudah tidur lagi yuk" Ucap Keyna dan Rakha mengangguk.

〽〽〽〽〽〽〽〽〽〽〽〽〽〽

Huek... Huek.. Huek

Azzam memukul-mukul punggung Rakha, niat hati ingin mengunjungi sepupunya eh malah sepupunya itu muntah-muntah.

"Dielus dodol bukan dipukulin" Ucap Rakha ngegas membuat Azzam berdecak sebal.

"Lagian lo kalau emang sakit gak usah kerja deh, kan niat baik gue jadi tambah baik kalau ginikan gue harus jagain lo" Ucap Azzam membuat Rakha memutar bola matanya malas.

Huek... Huek

Rakha kembali memuntahkan isi perutnya, padahal hanya cairan putih saja yang keluar tapi tubuhnya sudah sangat lemas.

"Lo habis makan apa emangnya sampai muntah-muntah gini?" Tanya Azzam, tidak bisa dipungkiri dirinya juga khawatir dengan kondisi Rakha, bagaimanapun Rakha ini sepupu yang paling dekat dengan dirinya.

"Makan nasi" Jawab Rakha membuat Azzam memukul sebal punggung laki-laki itu.
"Aww!!!"

"Gue serius oncom!" Ucap Azzam yang gondok sendiri dengan jawaban dari sepupunya itu.

"Ya gue juga serius risol" Ucap Rakha sebal, dia mencuci wajahnya dan menatap pantulan dirinya didepan cermin.

Azzam meringis melihat wajah Rakha yang terlihat sangat pucat pasi seperti mayat hidup, apalagi mereka berdua keturunan orang Tionghoa.

"Kaya vampir China lo" Ucap Azzam dan Rakha mengerjapkan matanya sambil menggeleng pelan, kepalanya tiba-tiba saja pening.

Rakha sempoyongan saat ingin berjalan keluar dari kamar mandi membuat Azzam kaget.

"Uuuu uwuwu, lo mabok atau gimana sih" Ucap Azzam dan membantu Rakha untuk keluar dari kamar mandi dikamar pribadi Rakha yang ada diruangannya.

Mereka duduk disofa yang ada diruangan Rakha, laki-laki itu langsung menidurkan dirinya diatas sofa dan Azzam memilih duduk disingle sofa.

"Gue telpon Keyna ya?" Tanya Azzam meminta pendapat dari Rakha, sepupunya itu menggeleng pelan.

"Jangan" Jawab Rakha membuat Azzam mengerutkan dahinya.
"Gue gak mau buat Key khawatir, gak usah" Ucap Rakha dan Azzam hanya mengangguk saja.

Azzam hanya bisa memperhatikan Rakha, laki-laki itu memejamkan matanya dengan kening mengerut.

Azzam mengambil handphonenya dan mengirim pesan kepada Keyna, bodoamat dengan dirinya yang akan kena omel oleh Rakha. Melihat sepupunya seperti ini sungguh sangat tidak tega.

Disebrang sana Keyna sedang memegangi perutnya yang aneh sekali, tidak biasanya dirinya seperti ini. Bahkan makan siangnya saja belum dia sentuh sama sekali.

Keyna mengingat-ingat apakah dia akan datang bulan? Jika diingat-ingat dia sudah telat hampir dua minggu.

Keyna tersentak kaget, dia segera meminum minumannya dan segera berjalan keluar dari kantin rumah sakit membuat adik sepupunya menatap Keyna dengan kening mengerut.

Keyna berjalan masuk kedalam ruangan dokter Willy dan disambut hangat oleh teman kerjanya itu.

"Hai Key, tumben kesini?" Tanya Willy dan menyuruh Keyna untuk duduk dihadapan bangkunya.

"Begini Kak... " Willy mengerutkan dahinya dia menunggu kata selanjutnya yang keluar dari bibir Keyna.
"Kak Willy bisa periksa aku?" Tanya Keyna.

Willy mengerutkan dahinya kemudian dia mengangguk.
"Boleh, ayo kamu tiduran dulu diatas brankar" Ucap Willy dan Keyna mengangguk.

Keyna berjalan kearah brankar dan menidurkan dirinya diatas sana.

Willy memeriksa Keyna membuat perasaan Keyna jedar jeder didalam sana.

Setelah memeriksa keadaan Keyna mereka kembali duduk, Willy di bangkunya dan Keyna dibangku tepat didepan meja kerja Willy.

Keyna menunggu hasil pemeriksaan dari Willy dan dokter cantik itu tersenyum membuat jantung Keyna berdetak kencang.


TBC.

I Am Your Soulmate [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang